Kamu termasuk mahasiswa golongan mana, sih? Apakah ”kura-kura” alias kuliah-rapat-kuliah-rapat, ”kunang-kunang” yang kerjanya kuliah-nangkring-kuliah-nangkring, atau ”kupu-kupu” yang setiap hari cuma kuliah-pulang-kuliah-pulang?
Sebagai mahasiswa, kewajiban kamu memang masuk kelas dan belajar agar mendapatkan nilai yang bagus. Akan tetapi jangan lupa, aktif di kegiatan lain—baik di dalam maupun di luar kampus—juga penting untuk menambah “nilai jual” kamu setelah lulus nanti.
Nah, kalau kamu masih tergabung dalam aliran mahasiswa “kupu-kupu” atau “kunang-kunang,” alasan-alasan berikut ini pasti membuat kamu berani “hijrah” jadi mahasiswa yang aktif muncul di mana-mana!
1. Buat CV kamu menonjol dari pada yang lain
Setelah mendapatkan gelar sarjana, sebagian kamu mungkin mau lanjut sekolah lagi, mendirikan bisnis sendiri, atau memilih mengawali karier di perusahaan pilihan. Jika kamu memilih yang terakhir, tahukah kamu apa yang dipertimbangkan perusahaan dalam memilih karyawan?
Ternyata, IPK justru bukan hanya faktor utama yang diperhitungkan. Faktor-faktor lain seperti pengalaman berorganisasi, menjadi pekerja sukarela, prestasi kamu baik di bidang akademik maupun non-akademik, dan aktivitas lainnya selain kuliah ternyata memberikan nilai tambah saat kamu melamar kerja.
Nah, faktor-faktor lain itu yang membuat CV kamu lain dari pada yang lain. Perkuat “faktor X” tersebut dan buat nilai diri kamu menonjol dari kandidat lainnya.
2. Belajar mengenal diri sendiri
Aktif di berbagai kegiatan membuat kamu mengenal siapa dirimu. Mungkin kamu mempunyai skill kepemimpinan yang tidak terlihat karena kamu jarang berorganisasi. Atau kamu ternyata memiliki bakat menjadi penulis yang baru kamu tahu saat kamu bergabung dengan klub majalah kampus.
Kalau kamu benar-benar memahami seperti apa sifat, kelebihan, kekurangan, dan kemampuan kamu, tentunya kamu bisa lebih menentukan pilihanmu di masa depan. Kamu tahu apa yang akan kamu lakukan atau pilihan karier apa yang akan kamu ambil. Kamu punya alasan jelas atas jalan yang kamu pilih, bukan hanya karena ikut terbawa arus saja.
3. Memperluas network!
Nah! Ini yang sulit kamu dapatkan kalau kamu lebih sering menjadi “kupu-kupu.” Jaringan pertemanan yang luas akan membuat kamu lebih matang dan dapat melihat dunia dari kacamata yang berbeda.
Tidak cuma di dalam kampus saja, cobalah bergabung dengan organisasi atau aktivitas di luar kampus. Kamu bisa bergaul dengan teman-teman dari berbagai usia, profesi, dan latar belakang. Siapa tahu orang yang kamu ajak mengobrol di salah satu acara kampus ternyata adalah founder startup yang melihat bakat terpendam kamu. Mungkin saja ia menawarkanmu posisi bagus di startup yang ia dirikan. Kesempatan itu ada di mana saja, bukan?
Baca juga: Never Eat Alone: Pentingnya Membangun Jaringan dari Bangku Kuliah
Mau jadi mahasiswa aktif dan merasakan hal-hal seru seperti di atas? Banyak program keren yang bisa kamu ikuti. Salah satunya adalah Tech in Asia Student Ambassador!
Sebagai Tech in Asia Student Ambassador, kamu akan mendapatkan berbagai keuntungan. Di antaranya, mendapatkan akses ke berbagai acara yang diadakan Tech in Asia seperti meetup dan tentunya konferensi Tech in Asia yang diadakan setiap tahun. Tak hanya itu, kamu juga bisa berkenalan dengan banyak orang dari berbagai latar belakang di industri startup.
Selain itu, kalau kamu menjadi Tech in Asia Student Ambassador, kamu juga bisa mengajak teman-teman kamu mengorganisasi Tech in Asia Campus Visit di kampusmu dan mengenal lebih dalam industri startup supaya kamu tidak termasuk golongan “kupu-kupu” lagi.
Yuk, segera daftarkan diri kamu sekarang juga dengan mengisi form ini. Pendaftaran berakhir tanggal 14 Februari ini, lo!
Kamu punya pertanyaan lebih lanjut seputar Tech in Asia Student Ambassador? Langsung saja kirimkan melalui e-mail ke campus@techinasia.com.
Apakah kamu adalah Tech in Asia Student Ambassador yang kami cari? Daftar sekarang juga!
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah dan Pradipta Nugrahanto)
The post Beberapa Alasan Kenapa Kamu Harus Berhenti Jadi Mahasiswa “Kupu-Kupu” appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar