Blogger templates

Selasa, 19 April 2016

Bagaimana Cara Menghasilkan Uang dari Gamer Pelit: Manajer Google Membagikan Tip

Gamer bisa dibilang sebagai tipe orang yang keras kepala. Menurut manajer Google untuk aplikasi mobile di Asia Tenggara, Guy Newton, hanya 2,3 persen dari pemain game mobile di dunia melakukan transaksi dalam aplikasi. Kebanyakan gamer akan melakukan berbagai cara, seperti mengunduh game bajakan dari Torrent, mencari crack, bahkan menghapus game miliknya sebelum mereka harus membeli sesuatu.


Jadi, bagaimana cara menghasilkan uang dari game? Dengan setidak kentara mungkin, jelas Guy.


Topik ini sangat penting sampai-sampai Guy menjelaskannya dalam satu sesi penuh di panggung developer pada Tech in Asia Singapore 2016.


Mobile Game | Featured


Ia memulainya dengan memberi gambaran apa yang berlaku saat ini. “Rata-rata para gamer menghabiskan waktu 37,5 jam per bulan berkutat dengan aplikasi mobile,” ia melanjutkan, “durasi tersebut merupakan kenaikan sebesar 63 persen dalam kurun waktu dua tahun.”


Durasi tersebut cukup lama dengan hanya 2,3 persen dari pengguna yang yang melakukan transaksi. Ketimpangan tersebut, tentu saja, merupakan pendahuluan yang sempurna bagi Guy untuk memperkenalkan Google AdMob. AdMob diakuisisi oleh Google seharga US$750 juta (sekitar Rp9,8 miliar) tahun 2009 silam. Menurut data dari Guy, akuisisi tersebut adalah investasi yang layak.


“Ada 650.000 aplikasi yang menggunakan AdMob per bulan,” ujarnya. “Lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp13 triliun) telah dibayarkan kepada developer dalam setahun terakhir.”


Saat Membayar Merupakan Hal yang Sulit


pemain-game-mobile-ilustrasi-2


Di sebagian wilayah Asia Tenggara dan India, banyak orang tidak memiliki akses mudah untuk melakukan pembayaran secara digital. Di situlah produk seperti AdMob menjadi sangat berguna.


Guy menjelaskan terdapat beberapa jenis gamer di luar sana. Di satu sisi, terdapat gamer yang enggan membayar dengan jumlah populasi mencapai 27 persen dari total gamer yang ada. Gamer jenis ini meminimalkan pembelian IAP di dalam game, namun biasanya bermain untuk waktu yang lama. Di sisi lain terdapat para “paus”, sebutan untuk gamer yang kaya dan bersedia menghabiskan banyak uang untuk game.


Cara untuk menghasilkan uang, menurut Guy, adalah dengan menyasar gamer yang enggan membayar. Di Asia Tenggara dan India yang memiliki kesenjangan finansial, sebagian besar gamer masuk ke dalam kategori ini.


“Para gamer yang enggan membayar akan direngkuh dengan model hybrid,” ujar Guy. “Yaitu dengan menampilkan iklan dan menyediakan IAP.” Penawaran IAP disediakan untuk momen langka di mana gamer memutuskan untuk melakukan transaksi, fokus utama tetap di iklan.


Baca juga tip dan trik belanja online tanpa kartu kredit


Iklan yang digunakan termasuk iklan native yang menyatu dengan konten dalam game. Iklan native mirip seperti mengajak para pemain menonton pertandingan bisbol lalu melihat tampilan iklan kecil di papan reklame.


”Pasar iklan native akan berkembang dari US$2,6 miliar (sekitar Rp34 triliun) saat ini menjadi US$21 miliar (Rp277 triliun) pada 2018,” jelas Guy. “Iklan native secara keseluruhan bagus. Iklan jenis ini menguntungkan semua pihak karena ikut melibatkan pengguna, meningkatkan pendapatan penerbit, dan pemasang iklan dapat berkolaborasi dengan penerbit.”


Gamer Mobile Casual | Featured


“Salah satu contoh iklan native yang kami lakukan adalah bersama dengan [developer game asal Rusia] ZeptoLab,” ujar Guy. “Dalam karya mereka, karakter dalam game akan berinteraksi dengan iklan, kemudian kami memodifikasi tampilan teks yang ada dan menambahkan tombol kecil untuk mengunduh aplikasi yang diiklankan.”


AdMob memastikan iklan yang ada dalam aplikasi muncul secara cerdas, dengan cara mengamati kebiasaan pengguna. “Beragam alur monetisasi yang terbuka dari para gamer yang enggan membayar sangat bagus,” ujarnya. “Mereka yang ingin membayar akan ditampilkan promosi IAP, sedangkan mereka yang enggan melakukan transaksi akan ditampilkan iklan.”


Iklan yang Memberikan Imbalan untuk Pemain


pemain-game-mobile-ilustrasi-3

Sumber Foto: Pabak Sarkar



Terdapat startup yang khusus membantu aplikasi game melakukan monetisasi di situasi yang sulit. Salah satu unicorn dari dari India yang memperoleh pendanaan US$220 juta (Rp2,8 triliun), InMobi, adalah salah satunya.


Pada wawancara dengan Tech in Asia sebelumnya, Dev Ramnane, Head of Development Business InMobi untuk wilayah India, Asia Tenggara, dan Timur Tengah, memberikan pandangan strategi InMobi.


“Metode populer yang kami gunakan adalah menyajikan iklan atau video yang memberikan imbalan kepada pemain,” jelas Dev. “Ambil contoh game bergenre runner yang ada. Seperti Subway Surfer atau Temple Run Saat kamu ingin melewati suatu level namun mengalami kesulitan, di situlah saat untuk meletakkan iklan yang akan memberikan pemain power-up untuk melanjutkan ke level berikutnya”.


Mobile Gamer Woman | Featured


Setahun belakangan ini, ada rumor yang menyebar bahwa InMobi akan diakuisisi oleh Google, dan kemudian oleh Microsoft. Namun, tidak ada kesepakatan yang terjadi.


Di samping benar atau tidaknya rumor tersebut, gaung yang terdapat di seputar cara monetisasi app ternyata cukup untuk membuat orang-orang penasaran tentang sektor mobile. “Kini jumlah handphone sudah lebih banyak daripada manusia sendiri,” ujar Guy Newton sambil tertawa.



Belum bisa menghadiri Tech in Asia Singapore 2016? Di tanggal 16 dan 17 November mendatang akan digelar konferensi Tech in Asia Jakarta 2016. Buat kamu yang tertarik untuk datang ke konferensi Tech in Asia dan berdomisili di Indonesia, tentunya sayang sekali kalau Tech in Asia Jakarta 2016 nanti kamu lewatkan.


Kabar baiknya, kamu bisa dapat promo 2-for-1 untuk tiket Tech in Asia Jakarta 2016! Caranya gampang, daftarkan diri kamu di tautan di bawah ini, lalu kamu akan masuk daftar utama yang akan kami berikan harga spesial.


button-tia-jkt-conf-2FOR1


Artikel ini pertama dipublikasikan di Tech in Asia dan diterjemahkan oleh Chandry Tasofa.


The post Bagaimana Cara Menghasilkan Uang dari Gamer Pelit: Manajer Google Membagikan Tip appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar