Beberapa waktu belakangan dunia digemparkan dengan terkuaknya jutaan dokumen rahasia dalam peristiwa yang dinamakan The Panama Papers. Dari peristiwa ini banyak tokoh dari berbagai negara yang terseret karena nama mereka termasuk di dalamnya.
Meski tidak terlalu berpengaruh pada Indonesia, Ardi Sutedja, Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), mengatakan bahwa negara kita harus banyak belajar dari peristiwa ini.
“Dasar dari terkuaknya data-data penting adalah karena perusahaan tidak berpikir bahwa cyber-security adalah investasi, bukan sekadar biaya besar yang harus dikeluarkan dalam berbisnis,” ungkapnya saat ditemui di kantor Telkomtelstra, hari ini (11/4).
Hal senada juga diungkapkan Erik Meijer, CEO Telkomtelstra, yang ikut hadir pada kesempatan tersebut. Pria yang memimpin perusahaan dengan layanan keamanan data bagi korporasi ini mengutarakan bahwa kejadian Panama Papers menjadi keberuntungan bagi Indonesia untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki sistem keamanan data yang dimiliki.
“Peristiwa ini dapat menggiring kesadaran bagi seluruh stakeholder di Indonesia, mulai dari perusahaan hingga pemerintahan, agar keamanan data bukan lagi hal yang diabaikan,” terang Erik.
Pencegahan dan antisipasi yang dapat dilakukan
Dari forum yang digelar tersebut, Ardi dan Erik menyimpulkan beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan dalam mencegah kebocoran data tersebut. “Pencegahan utama yang dapat dilakukan adalah audit sistem data perusahaan secara berkala,” ungkap Erik.
Kemudian Ardi menekankan pentingnya edukasi kepada perusahaan mengenai menanam investasi untuk keamanan data. Investasi yang dimaksud bukan hanya bergantung kepada alat, tetapi juga memberi pelatihan dan pemilihan sumber daya manusia yang sesuai untuk tugas tersebut.
“Dengan edukasi tersebut, bila didapati sedikit kebocoran di bagian data dapat langsung tertangani karena tersedianya SDM yang mumpuni,” terang Ardi.
Startup dan perorangan juga terancam keamanannya
Lebih lanjut Ardi menjelaskan bahwa bukan hanya perusahaan besar yang berisiko dicuri datanya. Tren meroketnya bisnis di ranah teknologi di Indonesia juga dinilai memiliki resiko untuk diretas.
Untuk mencegah hal ini, Ardi menyarankan untuk melakukan sharing risk pada sistem data yang dimilikinya. “Investasi untuk cyber security termasuk mahal, bagi startup lebih baik menggunakan sistem dari perusahaan besar yang telah menyediakannya,” paparnya.
Selain itu, startup juga disarankan untuk rajin berkonsultasi dengan vendor penyedia layanan keamanan data. Hal ini memungkinkan startup menambah edukasi dan membangun relasi yang lebih baik dalam pencegahan kebocoran data perusahaan.
Kemudian dengan tren media sosial yang masih digandrungi di dalam negeri, setiap orang juga harus melakukan pencegahan. Menurutnya, berhati-hati dalam melakukan posting informasi di media sosial dapat memberi proteksi diri dari penyalahgunaan informasi tersebut di kemudian hari.
Baca juga: 2 Tahun Setelah “iCloud Hack”, E-mail Phishing dan Cara Simpel Menghindarinya
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar: QuotesGram)
The post Hal yang Dapat Dipelajari dari The Panama Papers Menurut Telkomtelstra appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar