Blogger templates

Kamis, 14 April 2016

Investasi Startup di Asia Tenggara Tidak Terpengaruh Melambatnya Ekonomi Dunia

Para pakar ekonomi telah memperingatkan bahwa winter is coming (GoT) yang bisa diartikan bahwa krisis keuangan akan segera menghantam kembali. Oleh sebab itu mereka menyarankan bagi startup yang ingin menggalang pendanaan untuk melakukannya sesegera mungkin. Namun, tampaknya krisis tersebut tak memengaruhi Asia Tenggara.


Menurut basis data Tech in Asia, para investor melimpahkan pendanaan sebesar US$478,4 juta (sekitar Rp6,3 triliun) kepada startup di Asia Tenggara, kuartal pertama tahun ini. Jumlah tersebut melebihi dua kali lipat total investasi triwulan pertama 2015, dan tepat dua kali lipat dari jumlah US$239,2 juta (sekitar Rp3,1 triliun) pada kuartal keempat tahun lalu.


sea-q1-2016-1


sea-q1-2016-2


Jumlah kesepakatan investasi pada kuartal pertama 2016 turun menjadi 87 dari 114 pada periode yang sama tahun lalu. Artinya terjadi penurunan jumlah startup yang memperoleh investasi. Namun jumlah rata-rata pendanaan yang mereka peroleh jauh lebih besar. Rata-rata investasi yang mereka peroleh berkisar US$5,5 juta (sekitar Rp72,6 miliar), sementara periode yang sama tahun lalu yang hanya berkutat pada angka US$1,7 juta (sekitar Rp22,44 miliar).


Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi global seringkali tak menentu, masih banyak negara yang berjuang untuk memulihkan diri dari krisis ekonomi global 2008. Ekonomi negeri tirai bambu melambat. Pergerakan pasar finansial, yang dipimpin Cina, semakin sulit untuk diprediksi. Karena itu banyak pihak yang menilai sulit untuk meraih pendanaan.


Untuk mengakali perlambatan fenomena ini, para investor berlomba mencari peluang baru—dan Asia Tenggara pun menjadi wilayah yang mereka tuju.


Wilayah ini dianggap matang—dengan populasi lebih dari 600 jiwa dan PDB senilai US$2,3 triliun (sekitar Rp30,3 kuadriliun), yang menempatkannya di posisi tujuh terbesar dunia dan diprediksi akan merangsek ke posisi keempat. Kemudahan akses ke pasar berkat MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) membuat kelas menengah semakin subur, ada lebih banyak orang yang membeli konten digital dan membeli barang secara online, serta penggunaan smartphone dan internet yang kian meningkat.


Keyakinan para investor tergambar dari langkah mereka yang berani menanam investasi kepada startup di pasar ini. Selain Seri-A, semua tahap pendanaan menunjukkan peningkatan. Seri-C dan Seri-D beberapa kali menunjukkan kenaikan yang signifikan.


sea-q1-2016-3


Booming media sosial dan gaming


Biasanya, sektor e-commerce kerap mendapat pendanaan yang paling besar, namun media sosial dan gaming menyalipnya di kuartal pertama tahun ini.


sea-q1-2016-4


Tak heran, sebab Asia Tenggara termasuk ke dalam wilayah dengan penggunaan media sosial paling banyak di dunia. Facebook masih berjaya sebagai platform media sosial paling populer di wilayah ini, namun aplikasi pesan instan perlahan namun pasti terus menjadi perhatian pengguna.


Sedangkan gaming diperkirakan akan meraup keuntungan hingga puluhan triliun dalam beberapa tahun yang akan datang.


Baca juga: Asia Menggila: Kucuran Dana VC di Kuartal Pertama 2016 Meningkat Dua Kali Lipat


(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)


The post Investasi Startup di Asia Tenggara Tidak Terpengaruh Melambatnya Ekonomi Dunia appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar