Setelah melalui berbagai pertarungan sengit, turnamen Starladder i-League Dota 2 Invitational akhirnya rampung juga. Babak Grand Final yang berlangsung kemarin mempertemukan dua tim besar yaitu Natus Vincere (Na’Vi) dari Ukraina dan Vici Gaming Reborn (VG.R) dari Cina. Sebetulnya saya menjagokan Na’Vi menjadi juara, tapi akhirnya harus gigit jari melihat Na’Vi tumbang di tangan pemain-pemain muda VG.R.
Kedua tim di atas sama-sama punya kondisi yang unik. Belakangan ini performa Na’Vi tidak begitu bagus, bahkan sudah tidak dianggap tim jagoan lagi. Sementara VG.R terpaksa tampil dengan pemain mid pengganti karena Wang “NoNo” Xin berhalangan hadir.
Di luar ekspektasi, Na’Vi maupun VG.R sama-sama tampil gemilang. Na’Vi tak terkalahkan di winner bracket dan jadi tim pertama yang maju ke Grand Final. Sedangkan di kubu VG.R, Tong “Mikasa” Junjie berhasil mengisi posisi yang ditinggalkan NoNo dengan sangat baik. Permainan mid Mikasa mungkin salah satu yang terbaik di turnamen ini.
Ronde pertama adalah ronde yang sangat ketat. Kombinasi Earth Spirit yang dimainkan Akbar “SoNNeikO” Butaev dengan Faceless Void andalan Victor “GeneRal” Nigrini membuat VG.R kewalahan dalam early game. Tapi VG.R membalikkan keunggulan di menit 15 saat mereka mengalahkan Na’Vi di Roshan Pit, bahkan berhasil menghancurkan barak tengah Na’Vi.
Sayangnya VG.R lupa diri. Pu “END” Yang yang memainkan Gyrocopter terlalu lama tinggal di markas Na’Vi, sampai-sampai Aegis of the Immortal miliknya hangus. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Dmitrii “Ditya Ra” Minenkov untuk membunuh Gyrocopter dan membeli Desolator. Na’Vi dengan cepat menyerang balik, mengambil dua pasang barak, dan mengalahkan VG.R.
Na’Vi bermain semakin agresif di ronde dua, dengan kombinasi Bounty Hunter, Enchantress, serta Invoker. Sayang eksekusinya tak berjalan mulus. Beberapa kali gank yang dilakukan gagal dan berbalik jadi bencana. Damage yang dihasilkan kombinasi Gyrocopter dan Lion begitu besar. Ronde dua jatuh ke tangan VG.R.
Tiba di ronde ketiga, saya mulai bingung kenapa Na’Vi tidak memilih ban Gyrocopter padahal hero ini jelas-jelas sangat berbahaya. Daniel “Dendi” Ishutin memang berhasil mendominasi middle lane dengan bantuan Oracle milik SoNNeikO, tapi sementara itu safelane mereka dihancurkan oleh Gyrocopter dan Witch Doctor.
GeneRal yang lagi-lagi menggunakan Faceless Void malah jadi senjata makan tuan. Na’Vi selalu berkumpul dekat Chronosphere saat war, jadi mereka adalah sasaran empuk untuk jurus ultimate Gyrocopter dan Queen of Pain. Mikasa bermain cantik di ronde ini, dari awalnya menderita di middle lane berbalik jadi senjata penghancur yang berbahaya.
Ronde keempat adalah ronde sebetulnya yang berlangsung sangat seru. Na’Vi mencuri kombinasi Gyrocopter + Queen of Pain yang digunakan VG.R sebelumnya. Kedua tim saling mengejar jumlah kill, tapi secara umum Na’Vi masih unggul. Hingga akhirnya Na’Vi mulai congkak dan memutuskan untuk … membeli Divine Rapier.
Di atas kertas sebetulnya rencana ini sempurna. Gyrocopter milik Ditya Ra sudah sangat kuat, bahkan punya Aegis of the Immortal. Tapi anehnya bukannya bermain hati-hati, Ditya Ra malah menempatkan diri paling depan. VG.R pun “menculik” Ditya Ra dengan Swap milik Vengeful Spirit, menghajarnya habis-habisan, dan mengambil alih kepemilikan Divine Rapier.
Bisa ditebak bagaimana hasilnya. VG.R memenangkan team fight, lalu memorak-porandakan markas Na’Vi tanpa perlawanan. Hanya Dendi yang selamat, tapi bisa apa dia sendirian? Saya bisa mendengar suara hati para penggemar Na’Vi pecah berkeping-keping seiring diketiknya kata “gg” di layar.
Sayang sekali Na’Vi gagal menjuarai turnamen Starladder kali ini, tapi juara kedua itu tidaklah terlalu mengecewakan. Secara keseluruhan juga penampilan Na’Vi cukup oke. Mungkin saja ini akan jadi titik kebangkitan Na’Vi ke depan. Kalau benar demikian, turnamen Manila Major nanti pasti akan jadi lebih seru.
Sumber Gambar: Facebook Natus Vincere, theScore Esports
The post Vici Gaming Reborn Mengalahkan Na’Vi dan Menjadi Juara Turnamen Starladder Dota 2 appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar