Industri fintech terdiri dari beberapa sektor, seperti payment, deposit and lending, asuransi, market provisioning, capital market, dan sebagainya. Masing-masing sektor tersebut memiliki incumbent atau pemain tradisionalnya. Belakangan mulai bermunculan startup fintech yang ikut bermain di tiap sektor tadi. Para pemain baru tersebut dinilai berpotensi menjadi disruptor di industri ini.
Agar startup fintech tidak menjadi “anak tiri” dan lembaga perbankan lainnya dapat berjalan beriringan, sejumlah pemangku kepentingan berinisiatif mengadakan Indonesia FinTech Forum Vol. 2. Mengusung tema FinTech Payments in Fintechgration, forum ini dihelat untuk mendorong kolaborasi dan co-creation antara pemain lama dan baru. Kedua pihak diharapkan bisa saling kolaborasi, seperti misalnya saling mengintegrasikan fitur maupun layanannya satu sama lain.
“Kami tidak against teman-teman di financial service. Tujuan sebenarnya (forum ini) adalah untuk membangun dan menumbuhkan ekosistem yang bagus lintas stakeholder, yaitu pemerintah, pelaku startup fintech, juga pemain lama seperti pihak bank,” ujar Founder Pinjam.co.id Teguh B. Ariwibowo, yang juga merupakan inisiator Indonesia FinTech Forum.
Forum yang diadakan untuk kedua kalinya ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dumoly F. Pardede (Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank II Otoritas Jasa Keuangan), Rico Usthavia Frans (Direktur Bank Mandiri), dan Teddy Tee (Presiden Direktur Cashlez).
Bank dan startup fintech sangat mungkin berkolaborasi
Rico, yang hadir mewakili bank selaku pemain tradisional di industri fintech, mengungkapkan bahwa pihak bank sangat terbuka dengan kolaborasi bersama startup. Salah satu alasannya karena bank tunduk kepada regulasi dari BI dan OJK, sehingga lebih lambat dalam mengambil keputusan—terutama terkait adopsi teknologi baru.
Rico melihat hal sebaliknya berlaku pada startup fintech. Karena belum ada aturan yang jelas, mereka bisa mengeluarkan produk baru dengan lebih cepat. Jika bank menutup diri dan menganggap startup fintech sebagai kompetitor, bukan tidak mungkin nantinya layanan bank akan kalah pamor dengan startup fintech.
“Bank menguasai consumer base yang mantap. Nah, kolaborasi ini bisa ke arah leverage teknologi mereka (startup fintech), sehingga bank bisa lebih memajukan industri pembayaran pada umumnya sekaligus reap the benefit,” kata Rico.
Apa saja startup fintech yang ada di Indonesia? Cari tahu di sini
Bagi Bank Mandiri sendiri, sebelum membuka pintu kolaborasi, ada satu hal yang mereka lihat terlebih dahulu dari sebuah startup fintech. “Nomor satu yang dilihat adalah timnya. Kalau ide bagus, tetapi tim tidak bagus, pasti (startup) tidak akan jalan. Sebaliknya, kalau timnya bagus, solid, dan punya passion dalam menjalankan startup mereka, kami tentu mau melakukan kolaborasi,” ujar Rico.
Memanfaatkan sistem yang sudah ada
Rico juga menyarankan agar startup fintech sebaiknya menyerahkan urusan seperti payment, escrow, source of fund, dan sebagainya kepada pihak yang memiliki jaringan cukup bagus. Atau dengan kata lain diserahkan pada lembaga perbankan yang menurut Rico adalah ahlinya.
“Startup biasanya bootstrapping. Karena itu jangan mulai semuanya, seperti coding, dari awal. Karena akan memakan waktu lama. Bisa-bisa sebelum jadi, startup malah kolaps duluan. Kalau bekerja sama dengan bank, tidak usah memikirkan cara pembayaran, karena semua sudah tersedia,” tambah Rico.
Sekadar informasi, Bank Mandiri berencana membuka akses ke Application Programming Interface (API) uang elektroniknya, yaitu mandiri e-cash, sehingga bisa digunakan oleh pelaku industri. Layanan ini juga terbuka untuk dimanfaatkan oleh startup fintech.
Indonesia FinTech Forum berikutnya akan diadakan kembali pada tahun ini dengan mengusung tema berbeda. Seperti dijelaskan oleh Teguh, pihaknya berencana mengundang perwakilan startup dari India. Nantinya akan diadakan studi kasus fintech yang bisa diterapkan di pasar Indonesia.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
The post Indonesia FinTech Forum Dorong Kolaborasi Antara Startup Fintech dan Perbankan appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar