Assassin’s Creed adalah salah satu seri andalan yang dimiliki Ubisoft hingga saat ini. Seri yang dimulai pada tahun 2007 ini telah memiliki lebih dari dua puluh game dan beberapa konten multimedia lainnya seperti komik, animasi, novel, dan film. Hal tersebut jelas merupakan pencapaian yang begitu besar mengingat usia seri Assassin’s Creed bahkan belum menginjak sepuluh tahun.
Sayangnya intensitas yang Ubisoft keluarkan untuk menghasilkan produk baru dari seri ini cukup membuat banyak orang lelah dan bosan dengan Assassin’s Creed. Pandangan media maupun gamer terhadap seri ini semakin kritis dan bisa dibilang kurang menguntungkan bagi Ubisoft.
Tapi, siapa sangka tiga game kecil yang awalnya hanya direncanakan sebagai bonus dari season pass bisa menjadi pengalaman begitu menyegarkan dan indah yang disajikan Assassin’s Creed selama beberapa tahun terakhir.
Sebagai sebuah seri mini, Assassin’s Creed Chronicles jelas telah membawa sebuah warna baru bagi seri, yang meskipun masih berkualitas, tapi perlu sebuah angin segar. Lalu apa saja yang membuat seri ini begitu spesial? Mari kita cek satu per satu alasannya.
Visual Fantastis
Hal pertama yang langsung banyak orang sadari dari Assassin’s Creed Chronicles adalah kualitas visual yang diusungnya. Game ini memiliki tampilan yang begitu indah dengan ciri khas yang sangat sesuai dengan latar belakang kisah di dalamnya. Sepintas seri ini mengingatkan saya dengan Child of Light, tapi dengan karakteristik yang lebih kuat.
Total terdapat tiga game dengan latar waktu dan tempat yang dapat kamu mainkan. Mulai dari Cina, India, sampai ke Rusia. Masing-masing game mengusung arahan visual yang disesuaikan dengan gaya seni populer di latar tempat dan zaman yang diusung.
Dalam Assassin’s Creed Chronicles: China kamu disajikan dengan visual yang tampak seperti lukisan kuas dengan pilihan warna yang terkesan monokromatik. Di game kedua yaitu India, kamu akan disajikan dengan tampilan penuh warna yang sangat menggambarkan seni India yang mengutamakan keindahan bombastis. Terakhir yaitu Russia yang memiliki gaya grafis layaknya poster propaganda pasca Perang Dunia pertama.
Sebenarnya ada banyak sekali yang bisa saya bicarakan mengenai visual dalam tiga game Assassin’s Creed Chronicles. Tapi mengingat gambar lebih bermakna dari seribu kata, mari kita biarkan saja kumpulan screenshot di artikel ini yang berbicara.
Gameplay yang Berbeda
Assassin’s Creed telah populer sebagai game open-world 3D dari pertama kali dirilis tahun 2007 lalu. Meskipun begitu, game ini memiliki beberapa spin-off di handheld ataupun mobile yang memiliki genre side-scrolling platformer. Sayangnya, game Assassin’s Creed dengan genre ini biasanya agak terlupakan karena hanya berperan sebagai pendamping ekonomis dari game utamanya dan kurang mendapatkan promosi yang cukup dari Ubisoft.
Assassin’s Creed Chronicles cukup berbeda dengan game side-scrolling lainnya karena menyajikan gameplay ala game 2D yang memanfaatkan dimensi tambahan dalam permainan. Anggap saja game ini adalah game 2,5D.
Menurut Ubisoft sendiri, mereka awalnya berencana untuk membuat seri ini bergenre Metroidvania. Namun karena tim developernya sendiri ingin mengenalkan dunia yang lebih bervariasi daripada desain lingkungan terbatas di tempat-tempat yang tampak seperti itu-itu saja, mereka pun memutuskan untuk membuatnya menjadi linear dengan level-level yang memiliki latar lingkungan amat sangat bervariasi. Saya pribadi sangat senang dengan keputusan yang mereka ambil ini.
Familier tetapi Menyegarkan
Berbeda dengan Assassin’s Creed: Altair’s Chronicles atau Assassin’s Creed II: Discovery yang hanya berfungsi layaknya pemanis tambahan di sebuah kue yang sudah manis, Assassin’s Creed Chronicles merupakan sebuah game sampingan dengan cerita yang berdiri sendiri.
Meskipun mengusung karakter dan latar belakang yang belum pernah diangkat dalam game utama Assassin’s Creed, para penggemar berat seri ini dijamin akan tetap merasa familier dengan cerita di Assassin’s Creed Chronicles.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa seluruh karakter utama Assassin’s Creed Chronicles pernah muncul dalam media alternatif Assassin’s Creed. Shao Jun yang kamu kendalikan di China muncul di animasi Assassin’s Creed Embers, Arbaaz Mir di India merupakan pemeran utama komik Assassin’s Creed Brahman, sedangkan Nikolai Orelov dari Russia adalah karakter sentral dari komik Assassin’s Creed The Fall dan The Chain.
Kisah yang disajikan merupakan lanjutan dari apa yang karakter-karakter ini alami di kisah mereka sebelumnya, tapi tidak berhubungan dengan langsung. Keputusan ini membuat kisah di Assassin’s Creed Chronicles jadi begitu aksesibel baik untuk gamer yang familier dengan dunia Assassin’s Creed maupun yang tidak terlalu mengikuti.
Demikianlah sedikit alasan yang menurut saya membuat Assassin’s Creed Chronicles begitu spesial dibandingkan game Assassin’s Creed lainnya. Jika kamu belum menjajal seri ini, kamu bisa mendapatkan tiga game yaitu Assassin’s Creed Chronicles: China, Assassin’s Creed Chronicles: India, Assassin’s Creed Chronicles: Russia untuk PC, PS Vita, PS4, dan Xbox One.
Pastikan kamu sudah cek review komplet Assassin’s Creed Chronicles: China di sini!
Masing-masing game berdurasi sekitar enam jam dan dijual dengan harga Rp104.000. Jadi bagi kamu yang tidak punya banyak waktu untuk bermain atau tidak punya bujet berlebih untuk membeli game, seri Assassin’s Creed Chronicles jelas game paling sempurna untuk kamu coba.
PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles: China, Rp104.000
PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles: India, Rp104.000
PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles: Russia, Rp104.000
PlayStation Store Asia: Assassin’s Creed Chronicles Trilogy, Rp305.000
Xbox Store: Assassin’s Creed Chronicles: China, $9,99 (sekitar Rp134.000)
Xbox Store: Assassin’s Creed Chronicles: India, $9,99 (sekitar Rp134.000)
Xbox Store: Assassin’s Creed Chronicles: Russia, $9,99 (sekitar Rp134.000)
The post 3 Alasan untuk Kamu Mencoba Assassin’s Creed Chronicles appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar