… saya kembali masuk dalam sebuah permainan yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi namun juga memberikan imbalan yang memuaskan.
Sebagai seorang veteran dari seri Souls (maupun Bloodborne), saya tentunya sangat bersemangat menantikan iterasi ketiga dari action RPG bertema fantasi kelam garapan From Software tersebut. Begitu saya mencobanya, saya kembali masuk dalam sebuah permainan yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi namun juga memberikan imbalan yang memuaskan.
Jika mau bersikap skeptis, sebenarnya formula yang dibawakan From Software dalam Dark Souls III tidak ada yang sepenuhnya berbeda dari Dark Souls II. Tapi, justru karena gameplay dasar yang telah diolah dengan baik tersebut, saya rasa tidak perlu ada perubahan signifikan untuk bisa menggaet minat para pemain seri ini yang berhati masokis baja.
Buram
Dark Souls III masih merupakan sebuah game dengan cerita yang tidak bisa dijelaskan dengan pasti. Semua orang memiliki versi ceritanya masing-masing.
Dalam Dark Souls III kamu adalah seseorang yang sudah mati yang disebut Unkindled. Ketika kamu dibangkitkan dari kubur, kamu ditugaskan untuk mengembalikan (lebih tepatnya merebut) tahta dari lima Lord of Cinder.
Cek juga review dari ekspansi Bloodborne yaitu The Old Hunters di sini!
Sama seperti seri Souls sebelumnya (maupun Bloodborne), kisah dalam Dark Souls III diceritakan dengan menggunakan lingkungan dan barang sebagai medium penceritaan. Kisah-kisah kecil serta berbagai detail dunia bisa kamu ketahui lewat deskripsi barang dan penggambaran lingkungan yang kamu temui. Tapi, itu bukan berarti dua hal tersebut akan menjelaskan sepenuhnya tentang apa yang terjadi.
Hidetaka Miyazaki selaku pengarah game seakan-akan ingin para pemain seri Souls untuk menebak sendiri apa yang sebenarnya terjadi dalam game ini dengan memberikan cerita dengan sesamar mungkin. Hal ini saya rasa cukup positif dan justru membangkitkan diskusi-diskusi menarik dari para pemain yang sudah memainkan Dark Souls III.
Cerita yang ada di dalam Dark Souls III memang penuh dengan ketidakjelasan seperti seri sebelumnya, namun saya rasa hal tersebut tidak akan seratus persen kamu hiraukan. Ini dikarenakan kamu akan jauh lebih terekspos dengan gameplay yang bisa membuat seseorang melepaskan controller dan mengumpat di depan layar. Huh, filthy casuls.
Berat dan Penuh Kalkulasi
Pemain lama seri Dark Souls seharusnya tidak perlu banyak beradaptasi dengan apa yang ditawarkan dalam Dark Souls III. Untuk yang belum tahu, Dark Souls III merupakan action RPG dengan gerakan yang “berat” serta memerlukan timing yang tepat.
Setiap kali kamu melakukan gerakan seperti menebas atau menghindar, maka kamu akan menggunakan sebagian dari meteran stamina yang kamu punya. Jika staminamu habis, maka kamu harus bergerak ke tempat yang aman atau berdiam sesaat untuk bisa memulihkannya kembali.
Dengan demikian, gerakan yang akan kamu lakukan cukup terbatas dan kamu dituntut untuk bisa melakukan aksi apapun dengan seefisien mungkin. Namun, efisien saja tidak akan cukup karena kamu juga dituntut memiliki kesadaran spasial yang baik. Tidak jarang akan ada musuh atau jurang di tempat tujuanmu menghindar.
Kembali lagi ke kata kunci “berat”, segala sesuatu yang kamu lakukan di sini akan terasa lambat dan hal itu bukan tanpa alasan. Seri Souls selalu berusaha membuatmu terasa sangat lemah ketika melakukan sesuatu.
Oleh karenanya, kamu dituntut untuk bisa memperhitungkan kapan waktu untuk melaksanakan berbagai aksi setepat mungkin. Permainan terasa menjadi sebuah game survival action yang membutuhkan level permainan tinggi dengan toleransi kesalahan yang kecil.
Sulit? Tentu saja, tapi bukan berarti tidak bisa dikuasai. Demi mencapai tingkat keahlian yang dibutuhkan tersebut, kamu akan sering sekali bertemu dengan kematian. Ya, sangat sering.
Karena Hidup Terlalu Pendek
Kematian adalah elemen inti dalam seri Souls yang tidak hanya membuat kamu belajar, tapi juga yang akan membuat kamu terus berusaha … atau bisa membuat kamu stres. Tenang, saya rasa kemungkinan pertama malah yang akan sering terjadi dalam Dark Souls III.
Tapi bukan berarti tidak ada penalti ketika kamu mati. Seri Souls memiliki mekanisme Soul Drop di mana ketika kamu mati, Soul yang sudah kamu kumpulkan (mata uang untuk level up dan membeli barang) akan jatuh di tempat kamu mati.
Jika kamu mati lagi sebelum berhasil mengambilnya kembali, maka Soul yang terjatuh itu akan menghilang digantikan dengan jumlah Soul yang sedang kamu bawa. Mekanisme ini membuat kamu harus menentukan strategi sebaik-baiknya agar progres yang telah kamu lakukan tidak berakhir sia-sia.
Mekanisme Lama dan Baru
Senjata yang bisa kamu gunakan dalam Dark Souls III terhitung cukup banyak dan memiliki karakter yang bermacam-macam. Mulai dari pedang dengan berbagai ukuran, tombak, hingga berbagai senjata eksotis akan siap untuk membantumu mengalahkan setiap lawan yang ada.
Mengikuti apa yang ada dalam Bloodborne, sekarang armor milikmu tidak bisa diperkuat sehingga kamu lebih berfokus untuk melakukan upgrade senjata saja. Berat perlengkapan yang kamu kenakan juga akan berpengaruh pada kecepatan lari serta menghindar, jadi pastikan kamu memilih perlengkapan yang sesuai dengan gaya permainanmu.
Khusus untuk sihir, Dark Souls III kembali memiliki sistem MP (atau yang kali ini disebut FP). FP di sini juga tidak hanya digunakan untuk serangan sihir saja karena ada mekanisme pertarungan baru dalam Dark Souls III yang disebut Weapon Skill.
Dengan Weapon Skill, kamu akan diberikan beberapa gerakan baru yang akan menambah variasi serangan yang bisa kamu kerahkan. Penggunaan FP juga membuat serangan menggunakan Weapon Skill terasa terbatas, jadi kamu serasa memiliki jurus pamungkas untuk dikerahkan di saat terjepit.
Berkat variasi gameplay yang ada, Dark Souls III terasa menjadi cukup personal dalam pengembangan karakternya. Kustomisasi dalam Dark Souls III jelas tidak sedalam RPG pada umumnya, tapi saya rasa hal yang disediakan sudah cukup kompleks untuk sebuah action RPG.
Dunia yang Menggugah dan Berbahaya
Dark Souls III memiliki latar di sebuah dunia fantasi medieval kelam bernama Lothric yang terlihat kotor namun penuh dengan detail. Warna di Lothric mungkin terasa sangat monokrom dengan warna abu-abu, namun hal tersebut tidak membuat dunia itu tidak menarik untuk dijelajahi.
Mengikuti tradisi desain level yang ada dalam setiap seri Souls, Dark Souls III memiliki level yang sangat luas dan juga menggugah untuk ditelusuri. Tidak adanya peta atau minimap mungkin akan membuat navigasi dalam Dark Souls III terasa sulit, namun saya rasa siapapun tidak akan keberatan tersesat dalam dunia kelam tersebut.
Kamu akan menemukan berbagai rahasia diberbagai sudut tempat. Rahasia tersebut bisa berupa barang, musuh, atau mungkin malah perangkap. Desain level yang saling menyambung satu area dengan lainnya juga memberikan kesan luas. Tidak jarang kamu juga akan menemukan berbagai jalan pintas untuk bisa berpindah tempat dengan cepat.
Musuh yang dihadirkan memiliki move set dan AI yang saya rasa cukup mengagumkan. Sedikit gegabah saja, kamu bisa langsung dilibas habis oleh musuh yang terhitung lemah.
Selain itu, pola serangan yang diluncurkan cukup beragam sehingga kamu harus selalu waspada di saat bertarung dengan siapapun. Oh, jangan lupa juga dengan animasinya yang terlihat luwes dan mengerikan.
Tentunya, kewaspadaan yang saya sebutkan tadi wajib dipertahankan ketika berhadapan dengan bos. From Software tampaknya selalu berusaha membuat setiap pertarunganmu dengan semua bos terasa sangat berbekas di pikiran.
Para bos memiliki wujud, jurus, dan gerakan yang sangat buas. Dijamin kamu akan mengalami kesulitan ketika menghadapi mereka semua, tapi bukan berarti kamu tidak bisa memenangkannya.
Menurut saya, ini merupakan pengalaman utama yang hendak diberikan From Software melalui Dark Souls III. Begitu kamu berhasil mengalahkan sang bos dengan tingkat kesulitan tinggi dan bentuk yang mengerikan, kamu serasa telah mencapai sebuah keberhasilan besar yang memuaskan.
Hal ini sebenarnya bukanlah hal baru dalam dunia video game, tapi From Software rasanya berhasil membawakan formula yang pas sehingga kamu selalu merasa tertantang. Walaupun demikian, harus saya akui kalau Dark Souls III kadang terasa tengah mengerjai para pemainnya.
Jolly Cooperation!
Apabila Dark Souls III masih terdengar sulit untuk dimainkan, maka ada elemen multiplayer yang akan membuat permainan menjadi jauh lebih mudah. Kamu akan menemukan berbagai pesan yang tertulis di jalan sepanjang kamu bermain. Uniknya, pesan-pesan tersebut ditulis oleh pemain lain.
Biasanya pesan tersebut berisi petunjuk tentang apa yang nanti akan kamu temui di hadapanmu. Tidak jarang juga kamu akan menemukan pesan jebakan untuk meloncat ke jurang atau tentang curhatan para pemain Dark Souls III yang saya rasa cukup kocak.
Kamu juga bisa memanggil pemain lainnya melalui Summon Sign yang dijamin sangat membantu untuk mengalahkan bos yang kamu anggap terlalu sulit. Selain dibantu, kamu juga bisa membantu orang lain dengan cara yang sama juga.
Patut diperhatikan juga bahwa kamu bisa diinvasi oleh pemain lain yang berusaha membunuhmu dan hal sebaliknya juga bisa kamu lakukan. Elemen multiplayer yang dihadirkan ini membuat dunia Dark Souls III yang sepi menjadi terasa lebih hidup karena kamu tahu ada orang lain yang tengah berjuang juga di tempat yang berbeda.
Presentasi Monokrom yang Tidak Monoton
Seperti yang saya sebutkan tadi, Dark Souls III dipenuhi warna abu-abu di bagian lingkungannya, tapi bukan berarti tidak ada warna lain juga. Berkat desain lingkungan yang sangat detail, visual dalam Dark Souls III terlihat sangat indah meski memang terlihat kelam.
Engine game yang sebelumnya digunakan untuk menggarap Bloodborne nampaknya kembali digunakan dengan cukup baik oleh From Software dalam Dark Souls III. Ini bisa dilihat dari jumlah objek yang bisa dilihat hingga berbagai efek visual lain yang membuat permainan menjadi lebih memukau untuk dilihat.
Untuk pengalaman yang lebih sempurna, saya menyarankan untuk memainkan Dark Souls III menggunakan gaming PC yang cukup kuat. Berbeda dari seri sebelumnya yang kurang menyenangkan untuk pengguna PC, Dark Souls III memiliki opsi visual yang jauh lebih luas dan memiliki performa yang baik di PC.
Musik juga menjadi salah satu hal yang membawa suasana dalam Dark Souls III menjadi sangat epik. Meski memang tidak di semua bagian level diiringi musik, namun dengan adanya musik yang sangat megah di bagian pertempuran bos, pengalaman yang akan kamu rasakan menjadi jauh lebih berkesan.
Kesimpulan
Dark Souls III adalah iterasi baru seri Souls yang saya rasa sangat memuaskan. Dengan gameplay yang bisa dipertahankan dengan baik, desain level yang menggugah, serta pertarungan melawan bos yang membekas di pikiran, Dark Souls III mungkin adalah seri Souls terbaik yang bisa kamu mainkan saat ini.
Dark Souls III mungkin memang terlihat memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun saya rasa kamu tidak perlu terlalu takut karena game ini bukanlah sebuah game yang mustahil untuk diselesaikan.
PlayStation Store Asia: Dark Souls III, Rp800.000
Xbox Marketplace: Dark Souls III, $59,99 (Rp793.000)
The post Review Dark Souls III – Membara Tanpa Ampun appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar