Peran media sosial berpengaruh besar pada kehidupan sehari-hari masyarakat urban. Terlebih media sosial Instagram yang menawarkan keistimewaan pada konten foto. Kekuatan dari platform Instagram juga dapat memberikan kontribusi berarti bagi startup untuk meraih lebih banyak konsumen dan berkembang.
Seperti yang diungkapkan Jane Choi, Product and Business Development Executive OutThereMedia, Instagram telah mengubah cara marketing konvensional.
Fitur Instagram yang memungkinkan pengguna terus scrolling tanpa batas bisa membuat pelaku bisnis dan startup meraih lebih banyak pengguna tanpa memikirkan jarak antar negara.
Statistik data dari Instagram juga tidak bisa terabaikan. StarNgage melansir bahwa 10 persen dari 600 juta penduduk di Asia Tenggara aktif menggunakan Instagram. Itu artinya terdapat 60 juta peluang pasar yang bisa dioptimalkan untuk marketing, terlebih 90 persen dari angka tersebut merupakan usia produktif di bawah 35 tahun.
Lalu bagaimana menggunakan Instagram agar meraih lebih banyak pengguna potensial sehingga startup dapat bertumbuh? Simak empat cara yang diaplikasikan oleh startup di Asia Tenggara berikut ini.
Memasang foto sederhana namun bernilai besar
Trik ini telah dikuasai dan terus diaplikasikan oleh merek terkemuka dunia, seperti produsen fashion Jimmy Choo, Louis Vuitton, Dior, dan Valentino. Jane mengungkapkan bahwa merek-merek tersebut menampilkan foto sesuai dengan keinginan pasar yang dituju dengan cara yang sederhana.
Lebih lanjut, para merek dunia itu tidak menambah banyak deskripsi pada tiap foto dan fokus untuk menambah value bagi pengguna. Cara yang sama juga digunakan oleh e-commerce asal Singapura yang menjual produk fashion premium, Reebonz.
Reebonz cenderung menjual cerita pada setiap produk yang dipasarkan. Contohnya adalah inspirasi untuk mengenakan busana kasual seperti tas dari Salvatore Ferragamo, atau high-heels dari Yves Saint Laurent untuk kencan di malam hari.
Memberikan statement pada tiap posting
Sebelum melakukan posting, pastikan foto dapat memancing decak kagum dan ketertarikan pasar yang dituju. Karenanya, pemilihan lighting, background yang digunakan, dan aspek pendukung lainnya dalam pembuatan foto memiliki pengaruh besar.
Foto kiriman Bridestory (@thebridestory) pada Jun 11, 2016 pada 7:56 PDT
Hal ini dilakukan oleh platform marketplace persiapan pernikahan Bridestory. Platform tersebut memvisualisasikan kebutuhan pernikahan secara mendetail, sehingga menarik minat calon pengantin untuk menggunakan di hari spesialnya. Foto-foto yang dihadirkan bukan hanya dari pesta pernikahan konsumen, melainkan semua produk, seperti undangan, sepatu pengantin, hingga kebutuhan make-up.
Selain berfokus pada kualitas foto yang ditampilkan, Jane menambahkan bahwa pemilihan waktu dan kuantitas juga berpengaruh. Ketahui waktu target pasar mengakses Instagram dan lakukan riset seberapa sering pengguna menggunakan Instagram.
Tidak mempromosikan iklan terus menerus
“Konsumen sudah semakin pintar saat ini, mereka bisa langsung mendeteksi iklan hanya dengan sekali melihat,” ungkap Jane.
Karenanya, jangan gunakan Instagram dengan tujuan beriklan, melainkan sebagai platform yang membantu startup milik kamu meraih brand awareness lebih luas dari masyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh e-commerce kaca mata asal Manila, Sunnies Studios. Feed akun Instagram Sunnies Studios lebih banyak menampilkan foto di era 70-an yang sesuai dengan produk yang dipasarkan.
Jane menilai bahwa berpromosi dengan cara halus menjadi kunci marketing di Instagram. Kemudian ia juga mengemukakan bahwa startup dapat melakukan promosi dengan mengadakan kontes atau memamerkan karya seni yang sesuai dengan produk jualannya.
Bekerja sama dengan buzzer, artis, atau influencer
Cara seperti memang lazim dilakukan di Indonesia. Para toko online dan pelaku bisnis lainnya lebih memilih untuk menggandeng buzzer, artis, atau tokoh lainnya dengan basis follower yang kuat.
Siapa saja 10 selebriti Indonesia terpopuler di Instagram? Simak detailnya di sini!
Jane mengatakan cara ini dipilih bukan hanya sebatas melihat profil dengan banyak follower, tetapi juga bagaimana penyampaian dari tokoh tersebut sehingga dipercaya oleh pengguna Instagram.
Foto kiriman ISYANA SARASVATI ???? (@isyanasarasvati) pada Apr 29, 2016 pada 5:55 PDT
Seperti yang dilakukan Tokopedia, dengan menggaet brand ambassador Isyana Sarasvati. Meskipun dikemas sesuai dengan profesi Isyana sebagai penyanyi, Tokopedia memberi sentuhan unsur warna logo mereka pada pakaian Isyana.
Cara-cara tersebut bisa diaplikasikan untuk meningkatkan brand awareness kepada pasar yang dituju dan menaikkan pertumbuhan startup. Apakah kamu telah mencoba strategi lainnya yang juga efektif?
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar: BisnisWisata)
The post 4 Cara Startup Asia Tenggara Mengembangkan Bisnis dengan Instagram appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar