Pada tahun 2012 silam, sekitar 6,5 juta password pengguna LinkedIn dikabarkan bocor. Media sosial untuk para profesional tersebut pun langsung meminta para pengguna mereka untuk mengubah password.
Awal Mei 2016 yang lalu, muncul seorang hacker yang menjual data email dan password milik 117 juta pengguna LinkedIn, termasuk milik Mark Zuckerberg, CEO Facebook. Hacker tersebut menjual data yang ia dapat dari peretasan empat tahun lalu itu dengan harga 5 Bitcoin (sekitar Rp39 juta).
Ouch. Mark Zuckerberg"s social media accounts have been hacked pic.twitter.com/KvVmXOIg5s
— Ben Hall (@Ben_Hall) June 5, 2016
Dari data tersebut, barulah diketahui kalau Mark menggunakan password yang luar biasa mudah untuk ditebak, yaitu “dadada”. Sayangnya, password yang sama ternyata juga digunakan Mark untuk akun Twitter dan Pinterest miliknya. Para hacker pun langsung mengambil alih akun Mark di kedua media sosial besar tersebut.
Sejauh ini, akun Mark di media sosial yang ia pimpin, seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, masih aman dari peretasan. Akun Mark di Twitter dan Pinterest pun telah dibenahi dan diamankan dari para hacker.
Dari kasus ini, kita bisa mengambil pelajaran untuk membuat password berbeda pada setiap akun media sosial yang kita punya. Apabila hal tersebut bisa menyulitkan kamu dalam mengingatnya, ada baiknya apabila kamu tetap menggunakan satu password yang sama, namun terus mengubahnya secara berkala.
Kasus yang terjadi pada Mark ini memang tidak terlalu berbahaya, karena Mark sendiri jarang menggunakan akun Twitter dan Pinterest yang ia miliki. Namun tentu akan jadi berbeda apabila hal ini terjadi pada orang-orang yang menaruh beberapa informasi rahasia di akun media sosial mereka.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar: Pestoverde)
The post Sebuah Pelajaran dari Peretasan Akun Twitter dan Pinterest Mark Zuckerberg appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar