Blogger templates

Minggu, 15 Mei 2016

10 Tipe Gamer Online yang Mesti Kamu Hindari

Ketika kita bermain dengan orang yang tepat, video game online dapat menjadi sebuah wahana yang sangat menyenangkan untuk sekadar melepas stres. Lawan yang seimbang dan gameplay yang stabil serta variatif akan membuat pengalaman bermain game menjadi lebih mengasyikkan. Kamu bahkan bisa mendapatkan teman baru dari sesi gaming kamu.


Sesi gaming semacam ini, sayangnya, sudah jarang kita temukan di zaman sekarang. Video game online sering kali malah membuat gamer menjadi stres atau bahkan meledak karena kehadiran camper, cheater, dan flamer yang secara brutal menguji kesabaran.


Selain tiga contoh yang tadi saya sebutkan, berikut adalah sepuluh tipe gamer terburuk yang saya temui saat sesi gaming online.


1. Si tukang ngendok alias camper



Bagi kalian yang memang memegang peranan sebagai long-range shooter atau spotter, camping memang menjadi salah satu strategi tim untuk memenangkan sebuah pertandingan. Akan tetapi apabila dilakukan oleh pemain non-sniper, kebiasaan ini lama-kelamaan akan membuat tim kamu serta pemain lain menjadi tidak nyaman untuk bermain.


Padahal, posisi camper yang sering kali di situ-situ saja justru akan merugikanmu. Pemain lawan akan dengan mudah membaca keberadaanmu, yang menjadikan strategi ini tidak lagi efektif.


Beberapa gamer online (terutama di genre FPS) menganggap camping sebagai salah satu kecurangan, karena para camper tidak akan mendapatkan perlawanan dari lawannya. Secara langsung ini mengacaukan kompetisi dalam sebuah match.


Kebiasaan ini juga akan membuatmu dicap sebagai pengecut dan tidak mencerminkan sportivitas dalam video game kompetitif. Shame on you, camper!


2. Si perempuan jadi-jadian alias hode


10 Kebiasaan Buruk Gamer Online|Image 1

Sumber gambar: danaspef.top



Tidak pernah ada larangan untuk menggunakan karakter wanita dalam game. Faktanya, sebagai seorang gamer pria, memainkan seorang karakter wanita memang memiliki keasyikan tersendiri.


Pemain lain cenderung bertindak lebih sopan kepada karakter wanita. Tidak sedikit pula pemain yang “tiba-tiba dermawan” dan memberikan item dan atau cash kepada pemain berkarakter wanita. Kelebihan inilah yang sering kali disalahgunakan oleh para gamer online.


Istilah hode pertama kali tercetus dari kalangan gamer Ragnarok Online. Mereka menyamakan para “perempuan jadi-jadian” ini dengan salah satu monster dalam game tersebut. Sebutan hode yang populer di kalangan gamer online Indonesia bertujuan untuk mengecap para pemain yang memanfaatkan seksualitas demi mendapatkan keuntungan.


Tujuan utama para hode menjalankan strategi ini supaya para pemain pria lain “jatuh hati” dan dengan mudah memberikan item apapun yang ia minta.


Ciri utama dari tipe pemain ini adalah ia tidak pernah mau mengeluarkan suara via voice chat. Ia juga selalu menghindar apabila para pemain mengadakan kopi darat atau sekadar berteman via media sosial. Waspadai tipe gamer seperti ini apabila kamu tidak ingin dieksploitasi oleh mereka.


3. Si banyak omong alias bacot


10 Kebiasaan Buruk Gamer Online|Image 2

Sumber gambar: MakeAMeme.org



Tipe gamer NATO (No Action, Talk Only) seperti ini sering menonton video frag dari para atlet esport dunia, dan tidak pernah ketinggalan menonton kompetisi-kompetisi lokal. Tetapi ketika diajak untuk bermain secara tim di kompetisi sungguhan, ia selalu menghindar dan berkelit.


Tipikal pemain seperti ini juga selalu mengkritik cara bermain teman-temannya yang tidak sesuai dengan standarnya. Gamer NATO juga tidak pernah berhenti “berkicau” apabila ia terus menerus menjadi bulan-bulanan lawan dengan berkelit bahwa ia sedang tidak fit atau alasan lain yang menurut saya sangat lucu.


Untuk mengetahui tipe gamer yang seperti ini cukup dengan mengajaknya bermain bersama. Biasanya tipe gamer NATO (atau yang biasa disebut “gamer bacot”) tidak akan dapat bertahan lama di game dengan tempo yang cepat. Jangan langsung kaget apabila mereka selalu memiliki jurus-jurus pembelaan ketika mereka terus-menerus kalah di game tersebut, karena ini adalah bagian dari mekanisme pembelaan diri mereka.


4. Si tukang belanja alias sultan


10 Kebiasaan Buruk Gamer Online|Image 3

Sumber gambar: ComicBookMovie.com



Tipe gamer seperti ini selalu membuat saya bergidik. Bukan karena kemampuannya mengalahkan lawan yang luar biasa, tetapi karena nominal uang yang dapat ia habiskan untuk membeli in-game cash.


Tipe sultan tidak pernah segan untuk menghamburkan uang demi memenangkan sebuah game, atau hanya sekadar mendapatkan in-game item yang ia idam-idamkan. Banyak tipe pemain beggar, akan saya jelaskan setelah ini, yang memuja-muja sang sultan hanya untuk mendapatkan “remah-remah” dari sisa belanjaannya.


Kami sarankan kamu tidak bersaing dengan tipe gamer ini, terutama dalam mendapatkan in-game item berbayar. Tipe sultan akan dengan mudah membuat kantongmu kering dengan jurus-jurus bluffing miliknya yang luar biasa ampuh.


5. Si tukang minta-minta alias beggar


10 Kebiasaan Buruk Gamer Online|Image 4

Sumber gambar: MemeGenerator.net



Hampir di tiap game online kamu dapat menemukan tipe gamer seperti ini. Beggar adalah tipe gamer yang selalu mengganggu para pemain dengan meminta in-game cash atau item, tanpa mau berjuang keras mendapatkannya melalui grinding. Bahkan, saking menyebalkannya, mereka sengaja mengganggu para pemain hingga mendapatkan apa yang diinginkan.


Tidak sedikit juga yang sampai meminta akun pemain lain, hanya karena malas untuk leveling dan grinding. Modus mereka adalah dengan meminjam akun korban dan meminta username dan password.


Setelah berhasil mendapatkan data tersebut, mereka akan mengambil alih akun dengan cara mengganti password milikmu dengan password mereka. Akibatnya kamu tidak dapat lagi mengakses akunmu.


6. Si tukang minggat alias leaver


10 Kebiasaan Buruk Gamer Online|Image 5

Sumber gambar: Robsteele.co



Ada kalanya seorang leaver terkendala oleh koneksi mereka yang tidak stabil, tetapi ada juga para leaver yang memang sengaja keluar dari game karena tidak siap untuk menerima kekalahan. Walau kelihatannya sepele, tindakan leaver yang keluar seenaknya membuat keseimbangan dalam sebuah game menjadi kacau. Karenanya, leaver kerap kali menjadi bulan-bulanan pemain lain karena tindakan mereka yang merugikan.


Bagi kalian yang tidak ingin dicap leaver, hendaknya kalian memperhatikan kualitas jaringan ketika akan bergabung dengan sebuah server. Pilihlah koneksi dengan ping dan latency yang rendah supaya server tidak melakukan kick karena jumlah ping dan latency yang terlalu tinggi.


7. Si amoral alias cheater



Kebanyakan dari kita bermain game untuk mencari kesenangan di tengah hiruk pikuk keseharian. Mungkin beberapa bermain game untuk bersantai, atau untuk melatih refleks tubuh. Dan tiba-tiba, kesenangan bermain game kita direnggut oleh cheater.


Cheater hanya melihat kesuksesan mereka dalam game sebagai cerminan harga diri, dan mereka tidak bisa menerima kekalahan. Golongan ini mengandalkan kode cheat atau memanfaatkan glitch dalam game untuk keuntungan mereka sendiri, tanpa memikirkan hajat hidup gamer lain.


Golongan cheater adalah golongan yang paling saya benci di daftar ini. Maksud saya, apa yang didapat para cheater ketika mereka berlaku curang di dalam game? Apakah ada perasaan bangga ketika mereka menang dengan cara curang? Padahal perasaan menyenangkan dalam video game didapat dengan cara bersaing secara sehat?


Walaupun mereka sering kali mendapatkan peringatan dari moderator, terkadang mereka tidak menghiraukannya hingga benar-benar diblokir dari game. Silakan bermain curang di sesi single player, cheater.


8. Si mulut kotor alias flamer



Dahulu, makian hanya dapat kita dengar apabila sebuah argumentasi antara kedua pihak yang bertikai mulai memanas. Kini? Silakan memainkan game shooter modern secara online.


Dihujam makian oleh teman setim dan lawan adalah hal yang lumrah ditemukan dalam game seperti Point Blank dan seri Call Of Duty. Makian rasis serta kata kotor dalam bentuk kode seperti “gblk” atau “bgst,” serta rentetan kata tidak senonoh lainnya akan membuat siapapun naik pitam.


Yang lebih menyedihkan lagi adalah ketika diketahui para flamer ini ternyata anak-anak berusia remaja. Hal inilah juga yang mungkin menjadi senjata KPAI dalam menghakimi video game dan peredarannya di dalam negeri, hal yang seharusnya sama sekali tidak diperlukan apabila penerapan rating untuk video game berjalan dengan baik.


Ya, terkadang memang rasa marah muncul ketika kita sedang bermain game, dan ini manusiawi. Akan tetapi tingkah yang dilakukan para flamer ini seakan tidak peduli dengan apa yang orang lain rasakan. Bayangkan apabila ada orang lain yang tidak kamu kenal tiba-tiba memakimu dengan kata-kata yang kurang berkenan. Sungguh pengalaman yang tidak mengenakkan, bukan?


Untuk para flamer, apabila memang tidak bisa bermain tanpa lontaran kata-kata kotor, setidaknya matikan dulu mikrofon kalian sebelum mulai bermain game.


9. Si tukang marah alias rager



Banyak faktor yang dapat membuat seseorang tiba-tiba meledak dalam sesi gaming. Koneksi yang buruk, musuh yang berlaku curang, hingga periferal yang tidak mendukung skill. Hal-hal tersebut adalah beberapa dari faktor pencetus timbulnya amarah saat bermain game.


Jumlah rager dalam video game tidaklah sedikit, bahkan hampir di tiap sesi gaming sang rager selalu ada. Menghadapi rager dalam sesi gaming bukan perkara mudah. Para rager ini tidak sedikit yang berlaku nekat apabila amarah mereka sudah memuncak.


Seorang remaja bahkan hampir membunuh kawannya ketika sebuah argumentasi di Xbox Live memanas. Hal ini bukan main-main, karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.


Apabila kamu menghadapi rager ketika sedang bermain game, usahakan untuk tidak terlalu banyak berargumen dengannya. Apabila ia mulai melakukan flaming, kamu dapat menyalakan fitur mute atau segera tinggalkan game yang sudah mulai memanas tersebut. Video game seharusnya menyenangkan, bukannya mengancam keselamatan.


10. Si tukang tipu alias maling


10 Kebiasaan Buruk Gamer Online|Image 6

Sumber gambar: MetroTVNews.com



Menggunakan video game sebagai alat untuk melakukan tindak kriminal adalah tindakan yang menurut saya sangat keji. Bagaimana tidak, video game adalah tempat di mana seorang gamer melepaskan penat mereka setelah hari yang melelahkan. Apa jadinya apabila gamer harus menghadapi fakta bahwa mereka ditipu dalam game yang mereka mainkan?


Hanya karena ingin mendapatkan item in-game dengan harga miring, gamer bisa tergiur dengan tawaran yang diajukan para penipu. Lengah sedikit, uang hasil jerih payah kita dapat hilang dalam sekejap. Oleh karena itu, sebagai seorang gamer yang cerdas, kita harus lebih jeli untuk melakukan transaksi, terutama yang berkaitan dengan transaksi online.


Jangan mudah terpikat hanya karena akun Steam penipu tersebut penuh dengan testimoni positif dari pelanggan mereka. Sebaiknya, apabila kamu memang ingin membeli in-game item dari pemain lain, lakukan transaksi dengan pemain yang telah kamu percaya—atau dari rekomendasi orang lain yang telah melakukan transaksi dengannya.


Biasakan juga untuk mengganti password akun milikmu secara berkala, Dengan berhati-hati, kemungkinan terjadinya penipuan akan makin kecil.



Terlepas dari tabiat buruk para gamer ketika bermain game online, video game dapat menghadirkan dampak baik apabila dimainkan secara benar. Tipe pemain di atas adalah contoh pemain yang tidak mengerti esensi dari gaming itu sendiri, yang mana video game adalah sebuah wahana yang menghadirkan hiburan bagi para pemainnya.


Video game dapat menguntungkan juga dapat merugikan, tergantung bagaimana kita menyikapinya dan dengan siapa kita menghabiskan waktu.


(Diedit oleh Iqbal Kurniawan dan Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar: Digital Trends)


The post 10 Tipe Gamer Online yang Mesti Kamu Hindari appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar