Baik kamu sadari atau tidak, semakin banyak kaum hawa yang menggeluti dunia gaming. Setelah Nixia dan Female Fighters yang menggeluti dunia FPS, kini hadir juga Revival Ladies yang ikut meramaikan ranah esport wanita khususnya untuk game Dota 2 di Indonesia.
Seperti apa komposisi tim Revival Ladies? Bagaimana cara mereka melakukan monetisasi? Lalu, bagaimana pendangan mereka terhadap wanita dan dunia gaming? Untuk berkenalan lebih jauh dengan Revival Ladies, simak ulasannya berikut ini.
Sulitnya menemukan anggota yang klop
Sebelumnya, kamu perlu tahu bahwa Revival Ladies adalah bagian dari sebuah organisasi gaming yang dibentuk pada tahun 2009 oleh Senz “Melody” Houston, yaitu Revival e-Sports.
Selain Revival Ladies yang bergelut di Dota 2, organisasi Revival e-Sports juga memiliki divisi Dota 2 untuk laki-laki dan divisi game lain seperti Vainglory, Counter-Strike: Global Offensive, CrossFire, serta Hearthstone.
Revival Ladies resmi terbentuk pada tanggal 28 Februari 2016. Awalnya Senz selaku CEO melakukan rekrutmen terbuka pada pertengahan Februari melalui halaman Facebook Revival e-Sports, beberapa grup Facebook terkait Dota 2, serta berbagai media online.
Menariknya, Senz mengatakan bahwa inisiasi ini datang dari keisengan manajer tim Dota 2 laki-laki. Setelah mereka mengumumkan perekrutan tersebut, Senz tidak menyangka bahwa antusiasmenya setinggi ini. “Kami dapat lebih dari dua ratus peminat di seluruh Indonesia, dan perlu diingat kalau semuanya perempuan”, ungkapnya.
Kami dapat lebih dari dua ratus peminat di seluruh Indonesia, dan perlu diingat kalau semuanya perempuan
Setelah dua minggu melakukan pencarian, akhirnya Revival Ladies berdiri dengan tiga anggota tetap terlebih dahulu, yaitu Vina “ELEAST” Eleast, Kimberly “Hime” Ku, dan Dyan “Milea” Chintya.
Pada saat itu, Revival Ladies melakukan rotasi terus menerus untuk dua anggota yang masih belum tetap. “Memang bukanlah hal mudah mencari anggota untuk sebuah tim esport, terutama perempuan pasti harus benar-benar cocok biar klop,” ungkap Vina.
Kemudian pada tanggal 31 Maret, akhirnya Revival Ladies menemukan dua anggota baru untuk skuadnya, yaitu Maria “POTATO” Monica dan Angela “AThena” Tan. Namun, Maria hanya bertahan sebentar di Revival Ladies. Ia kemudian pindah ke NXA Ladies dan posisinya kini digantikan oleh Sarah “Viloid” Olivia yang sebelumnya merupakan manajer divisi Dota 2 laki-laki Revival e-Sports.
Tidak lama kemudian, Angela pun ikut meninggalkan Revival Ladies. Dengan begitu, seperti inilah komposisi tim Revival Ladies untuk saat ini dengan kekosongan pada peran offlane:
- Kimberly “Hime” Ku – Carry sekaligus kapten
- Vina “ELEAST” Eleast – Midlane
- Dyan “Milea” Chintya – Support
- Sarah “Viloid” Olivia – Support
Dukungan dari berbagai partner sponsor
Revival Ladies yang merupakan bagian dari Revival e-Sports memiliki beberapa cara dalam melakukan monetisasi. Salah satunya adalah dengan menjual merchandise serta aksesoris gaming melalui situs e-commerce Revival e-Sports.
Selain itu, Revival e-Sports (termasuk Revival Ladies juga di dalamnya) memiliki beberapa partner sponsor yang membantu mereka dalam mengembangkan komunitas esport di Indonesia. Logitech, GoodGamingShop, dan Riival memberikan sponsor berupa barang serta uang tunai.
Para pemain Revival e-Sports juga berhak untuk mendapatkan hadiah yang mereka peroleh dari memenangkan turnamen setelah dipotong untuk management fee. Mengingat wadah turnamen Dota 2 untuk wanita masih sedikit, para anggota Revival Ladies juga melakukan streaming di situs Siaranku pada waktu senggang mereka sebagai cara monetisasi alternatif.
Revival Ladies dan dunia gaming wanita
Kami ingin bisa memenangkan perlombaan tingkat internasional sekaligus membuktikan bahwa perempuan juga bisa berkiprah di ranah Dota 2 kompetitif
Pandangan orang-orang terhadap wanita dan game memang beragam. Di media sosial kamu dapat dengan mudah menemukan berbagai argumen pro dan kontra. Masih ada yang menganggap bahwa esport bukanlah bidang karier yang seharusnya digeluti oleh wanita, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya.
“Bukan hal yang aneh kok kalau wanita menggeluti esport, bahkan patut diacungi jempol”, ungkap Angela ketika masih di Revival Ladies yang mendapatkan dukungan dari orang tuanya untuk menggeluti karir ini setelah melihat iklan televisi yang dibintangi oleh Nixia.
Sedikit berbeda dengan pandangan Angela, Dyan mengatakan bahwa kata esport masih jarang ditemukan dalam kamus para wanita. “Wanita yang serius meniti karier di bidang esport adalah hal yang masih langka. Ketika mereka tergabung ke dalam tim, biasanya hanya untuk mengisi waktu luang”, aku Dyan.
Pandangan seperti ini mungkin ada hubungannya dengan bagaimana perkembangan esport itu sendiri di Indonesia. Revival Ladies sepakat bahwa esport masih kurang mendapatkan dukungan dari pemerintah, akhirnya sulit untuk berkembang. “Pemainnya berkembang, tetapi tidak in a big picture. Masih dianggap remeh jadinya”, jelas mereka.
Mereka juga mengaku bahwa mencari kompetisi Dota 2 khusus wanita masih sulit. Meskipun ada, sulit untuk menilai integritasnya. Pasalnya, sering terdapat kasus di turnamen online bahwa ID pemain wanita tersebut malah ternyata dimainkan oleh laki-laki yang lebih tinggi kemampuannya, atau joki.
Ke depannya, Revival Ladies sendiri akan terus berlatih untuk memantapkan kekompakan tim. Mereka juga akan terus mencari-cari turnamen untuk diikuti, baik yang khusus wanita atau terbuka untuk umum. “Kami juga ingin membuat turnamen Dota 2 khusus wanita sendiri di masa depan”, tutup Senz.
The post Revival Ladies Ingin Membuktikan Wanita Bisa Bersaing di Ranah Kompetitif Dota 2 appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar