Blogger templates

Sabtu, 12 Desember 2015

Rangkuman Berita Teknologi Minggu ini – 12 Desember 2015







Rangkuman Berita Teknologi Minggu ini – 12 Desember 2015





rangkuman-berita-teknologi-minggu-ini



Minggu ini, telah kami rangkum beberapa berita teknologi paling menarik. Mulai dari pivot-nya Mozilla OS dari mobile ke IoT, kritik publik terhadap casing iPhone berpunuk dari Apple, trik Google dan Pixar dalam membuat anak perempuan tertarik dengan codinging, layanan SaaS Microsoft yang memungkinkan perusahaan membuat aplikasi sendiri, hingga proyek kecerdasan buatan garapan Tesla dan beberapa perusahaan teknologi lainnya.


Simak ulasan lengkapnya berikut ini.


Mozilla OS pivot menjadi sistem operasi untuk perangkat IoT


Sumber gambar Wikimedia

Sumber gambar Wikimedia



Beberapa tahun yang lalu, Mozilla mengumumkan rencana mereka berkompetisi dalam perang sistem operasi mobile dengan mengembangkan Firefox OS. Sama seperti Android, sistem operasi tersebut berbasis open-source. Melihat persaingan sengit yang mustahil ditembus, mereka pun pivot. Firefox OS kini dikembangkan untuk menyasar segmen IoT, yang diprediksi oleh Firefox akan menjadi the next big thing di masa depan.


Keputusan pivot ini diumumkan pada konferensi developer di Orlando, AS, Kamis (11/12). Ari Jaaksi, senior vice president Mozilla, mengatakan:


Tim Firefox OS akan terus melanjutkan pengembangan dengan bereksperimen di semua perangkat connected.



Casing berpunuk keluaran Apple jadi bahan gunjingan


iphone-smart-battery-case


Apple dicibir saat merilis casing iPhone 6 dan 6s yang dilengkapi baterai eksternal. Pasalnya, casing bernama Smart Battery Case tersebut memiliki “punuk” pada tempat baterainya. Tidak jelas siapa yang pertama kali menjulukinya sebagai “the hump,” tetapi kabar tak mengenakkan ini sampai ke telinga Apple.


Pada acara Hour of Code Workshop yang diadakan di New York, Kamis (10/12), Tim Cook, CEO Apple, menyisihkan sedikit waktu untuk membela produk teranyarnya. Menurutnya, Apple sengaja mendesain agar baterai berada di tengah perangkat, agar bagian atas dan bawah casing tetap lentur. Dengan begitu, pengguna dapat memasang dan melepas iPhone dengan mudah.


“Mungkin kita jangan menyebutnya ‘the hump‘,” jelas Tim, mencoba menyetir opini publik.


Namun, ada satu hal yang tidak disebutkan oleh Tim. Mereka memilih desain tersebut demi menghindari perseteruan paten. Saat ini, paten untuk casing dengan baterai yang dapat dibelah menjadi dua bagian dimiliki oleh Mophie. Setelah pertarungan yang sengit dengan Samsung terkait isu paten, Apple tentunya lebih hati-hati saat merilis produk. Mungkin Tim berpendapat, ketimbang berurusan dengan pengadilan, lebih baik ramai dibicarakan publik. Hitung-hitung promosi gratis.


Google dan Pixar merayu perempuan agar tertarik dengan coding


made-with-code-google-pixar


Selasa (8/12) lalu, Google memasang tautan di bawah halaman mukanya, yang berisi ajakan buat para peremuan untuk coding adegan film. Mengeklik tautan tersebut akan membuka laman Made with Code, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Pixar. Begitu mengeklik “start coding,” kamu akan masuk ke dalam adegan dari film Inside Out.


Seperti dikutip dari Fortune, program ini memungkinkan kamu mengontrol animasi Riley, tokoh protagonis dalam film ini, menggunakan Blockly, bahasa coding simpel yang berbasis grafis. Saat disusun dalam urutan yang benar, balok-balok coding akan menginstruksikan Riley untuk menjalankan berbagai aktivitas. Menurut Google, yang menciptakan bahasa pemrograman tersebut, Blockly memperkenalkan prinsip-prinsip dasar coding, seperti sequencing, pernyataan “if / then,” dan looping.


Kolaborasi ini digagas untuk merayakan Computer Science Education Week, yang jatuh pada hari Senin (7/12). Danielle Feinberge menuturkan tujuan proyek ini adalah untuk mematahkan stigma bahwa coding hanya bisa dilakukan oleh orang-orang jenius saja.


Dengan PowerApps dari Microsoft, bos pun kini bisa buat aplikasi


microsoft-powerapps

Sumber gambar Business Insider



Dulu, siapa saja dengan PowerPoint bisa membuat logo. Kini, dengan PowerApps, layanan enterprise terbaru dari Microsoft, bos maupun stafnya bisa membuat aplikasi bisnis. Diperkenalkan pada acara Convergence MEA beberapa waktu lalu, produk SaaS ini juga dapat tersambung ke sistem milik perusahaan secara aman, sehingga tiap staf dapat berbagi aplikasi buatan mereka dengan anggota tim lainnya.


Layanan ini dirancang agar mudah digunakan. Aplikasi buatan PowerApps juga sengaja dibuat menyerupai Microsoft Office, yang sangat familier bagi pelaku bisnis. Antarmukanya berupa sistem drag and drop, dan Microsoft telah menyediakan berbagai template agar pengguna bisa membuat aplikasi simpel dengan beberapa kali klik saja.


PowerApps akan menjadi bagian dari ekosistem Azure, mengingat developer dapat membangun koneksi data dan API ke sistem perusahaan yang sudah ada. Developer juga dapat mengelola API perusahaan yang sudah ada menggunakan Azure Active Directory.


Elon Musk dan petinggi perusahaan teknologi ternama garap proyek AI


Sumber gambar OnInnovation

Sumber gambar OnInnovation



Era Skynet tampaknya makin dekat dengan kita. CEO Tesla Motors, Elon Musk, dan beberapa petinggi perusahaan teknologi lainnya, menggelontorkan dana sebesar $1 miliar (sekitar Rp13,9 triliun) untuk proyek penelitian nirlaba tentang kecerdasan buatan atau AI.


Proyek bernama OpenAI ini mendapat sumber dana dari Alphabet (Google), Facebook, dan Amazon, yang telah menggunakan kecerdasan buatan untuk “menajamkan” layanan mereka, seperti facial recognition dan pemrosesan bahasa.


Seperti tertulis dalam laman blog di situs OpenAI, tujuan proyek ini adalah mengembangkan kecerdasan buatan yang bermanfaat bagi manusia, bukan demi keuntungan pribadi.


Meski nominal dukungan dananya sudah jelas, namun pengeluaran akan dilakukan secara bertahap. Bahkan, sebagian kecil dari kesuluruhan bujet baru akan habis dalam beberapa tahun ke depan. Sehingga ada kemungkinan hasilnya baru akan kita nikmati jauh di masa depan.


Jika dibandingkan dengan dana riset Siri, asisten pribadi iOS, yang berada di angka $150 juta (sekitar Rp2,1 triliun), kita bisa mengharapkan kecerdasan buatan yang tidak hanya mampu merespons berdasarkan template yang sudah dibuat, tetapi benar-benar mampu berpikir secara mandiri.


(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
















Replies







sumber:

0 komentar:

Posting Komentar