Hari ini, 1 Juni 2016, startup finansial berbasis teknologi (fintech), FinAccel mengumumkan kalau mereka telah mendapat pendanaan awal (seed) senilai tujuh digit yang dipimpin oleh Jungle Ventures. Pendanaan tersebut juga diikuti oleh GMO Venture Partners, AlphaJWC Ventures, 500 Durians, dan 500 Tuktuks.
Beberapa angel investor seperti Amar Goel (Komli/PubMatic), Prashant Kirtane (TravelMob), Jerry Yeu dan Mathieu Harding (Hawksburn Capital), juga turut memberikan dana untuk startup yang baru berumur enam bulan ini.
FinAccel adalah sebuah startup yang membuat sistem penilaian risiko dalam proses peminjaman uang. Saat ini mereka telah meluncurkan sebuah produk bernama Kredivo di Indonesia. Beberapa e-commerce tanah air, seperti Jualo, Livaza, Lensza, Franc Nobel, dan Asmaraku telah menggunakan layanan ini.
Dengan Kredivo, kamu bisa membeli barang di berbagai e-commerce tersebut, dan baru membayarnya 30 hari kemudian. Hal itu menjadi mungkin karena Kredivo menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan pemberi pinjaman, BFI Finance. Apabila seorang pengguna berhasil lolos dari penilaian yang dilakukan Kredivo, maka BFI Finance akan membayarkan terlebih dahulu transaksi tersebut.
“Untuk setiap pengguna, kami akan memeriksa lebih dari 1000 variabel yang terkait dengan mereka, mulai dari data pendapatan, aktivitas di media sosial, jenis smartphone yang mereka gunakan, hingga jenis produk yang mereka beli,” ujar CEO FinAccel Akshay Garg.
Solusi yang ditawarkan FinAccel ini dianggap bisa memecahkan masalah pembayaran yang sering dialami oleh para pelaku e-commerce. “Pengguna seringkali membatalkan transaksi karena kendala pembayaran, dan Kredivo bisa mengurangi masalah tersebut,” ujar Ananto Wibisono, CEO Sepulsa yang juga menjalin kerja sama dengan Kredivo.
Saat ini, transaksi online semakin mudah dengan berbagai sistem pembayaran di tanah air
Keputusan FinAccel untuk meluncurkan Kredivo pertama kali di Indonesia juga bukan tanpa alasan. Menurut Akshay, Indonesia punya masalah yang paling besar dalam hal metode pembayaran dan kurangnya penetrasi lembaga pemberi pinjaman apabila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Kami percaya kalau FinAccel punya kesempatan untuk menyelesaikan salah satu masalah terbesar yang menghambat pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara,” ujar Amit Anand, founding partner dari Jungle Ventures.
Solusi yang ditawarkan FinAccel melalui Kredivo ini merupakan hal baru di Indonesia. Sebelumnya, sistem penilaian risiko hanya dikembangkan oleh startup yang bergerak langsung di bisnis peminjaman uang, seperti UangTeman dan Investree.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Bantu E-Commerce Atasi Masalah Pembatalan Transaksi, FinAccel Raih Pendanaan Awal appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar