Blogger templates

Kamis, 24 Desember 2015

10 Game Favorit Selama 2015 Versi Mohammad Fahmi







10 Game Favorit Selama 2015 Versi Mohammad Fahmi





Game Favorit Fahmi 2015 | Featured



Tahun 2015 adalah tahun yang luar biasa! Saya selalu menyebut tahun ini sebagai tahun di mana mimpi-mimpi gamer terwujud. Mulai dari trailer baru The Last Guardian, pengumuman Final Fantasy VII Remake, crowdfunding untuk Shenmue III, dan banyak lagi hal tidak terduga lainnya terjadi tahun ini.


Untuk urusan game yang dirilis pun, 2015 menjadi saksi keseimbangan yang luar biasa antara game AAA berkualitas, game indie skala besar yang bagus, hingga ke game yang muncul benar-benar tidak terduga dan sukses merebut perhatian saya. Sayangnya karena satu dan lain hal, saya tidak berkesempatan untuk memainkan beberapa game terbesar tahun ini seperti The Witcher 3, Bloodborne, dan Fallout 4.


Tapi dengan begitu mengejutkannya, beberapa game yang cukup memuaskan saya seperti Hotline Miami 2, Ori and the Blind Forest, Dragon Ball Xenoverse, Undertale, dan lain sebagainya bahkan gagal untuk masuk daftar game favorit saya tahun ini. Lalu game apa saja yang masuk? Langsung cek saja di bawah.



Celestian Tales: Old North


Celestian Tales Old North | Art


Developer: Ekuator Games | Penerbit: Digital Tribe
Platform: PC, Mac


… Celestian Tales sering kali mengingatkan saya akan seri Suikoden



Celestian Tales: Old North adalah surat cinta bagi para penggemar JRPG. Dengan grafis layaknya hibrida antara lukisan cat air dan piksel cantik yang sangat mengingatkan saya dengan Ragnarok Online, Celestian Tales membawa seorang penggemar JRPG seperti saya ke masa-masa indah memainkan game dari genre tersebut di era 16-bit sampai 32-bit.


Dalam Celestian Tales, kamu akan disajikan dengan kisah fantasi penuh intrik politik, masalah sosial dan agama, serta tentang kelamnya perang. Game ini memiliki enam karakter utama yang memiliki background cerita berbeda-beda dengan karakteristik yang cukup dalam. Jumlah karakter yang banyak dan tidak terasa seperti boneka, serta latar belakang cerita yang diusungnya membuat Celestian Tales sering kali mengingatkan saya akan seri Suikoden.


Selain hal-hal luar biasa di atas, game ini juga memiliki kualitas musik yang sangat oke. Tapi jangan lupa bagian penting dari sebuah game yaitu gameplay. Celestian Tales mengusung gameplay turn-based yang tidak terlalu kompleks, namun tetap membutuhkan pengaturan strategi yang matang jika kamu ingin menyelesaikan game ini, apalagi sampai mengalahkan bos rahasia yang ada.


Kombinasi visual fantastis, cerita yang dalam, musik yang apik, serta gameplay yang taktis membuat Celestian Tales menjadi sebuah game yang wajib dimainkan penggemar genre JRPG.


Review Celestian Tales: Old North – Surat Cinta untuk Kawan Lama



Hand of Fate


Hand of Fate | Screenshot (1)


Developer: Defiant Development | Penerbit: Defiant Development
Platform: PC, Mac, Linux, PS4, Xbox One


begitu saya mulai memainkannya, Hand of Fate sukses menjadi game paling mencandu bagi saya



Hand of Fate adalah contoh pertemuan tidak terduga yang membuat saya sangat bersyukur memiliki profesi sebagai jurnalis game. Pada suatu hari muncul email yang berisi informasi mengenai game ini. Melihat apa yang dipamerkan di laman Steam secara sepintas, saya kurang begitu tertarik dengan Hand of Fate. Tapi, begitu saya mulai memainkannya, Hand of Fate sukses menjadi game paling mencandu bagi saya.


Dalam Hand of Fate, kamu akan bermain permainan kartu dengan seorang penyihir. Anggap saja game ini seperti board game, dicampur dengan efek-efek yang ada di serial Yu-Gi-Oh!, tapi semuanya dibuat lebih gelap dan memiliki tingkat kesulitan yang amat tinggi. Selain membutuhkan pengaturan strategi dan kecekatan dalam mengendalikan karakter ketika bertarung, kamu juga membutuhkan cukup banyak keberuntungan ketika memainkan Hand of Fate.


Ketika bermain dan terus-menerus kalah, kamu mungkin akan merasa cukup kesal dengan game ini. Tapi begitu kamu bisa menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, perasaan puas yang didapat sangatlah luar biasa. Betul-betul sebuah game yang tidak terduga.


Review Hand of Fate – Ketika Gaya Bertarung Batman Arkham Dipindahkan ke Permainan Kartu



Jotun


Jotun | Screenshot


Developer: Thunder Lotus Games | Penerbit: Thunder Lotus Games
Platform: PC, Mac, Linux


Jotun betul-betul mengajarkan betapa kecilnya manusia, namun ukuran yang kecil tidak menutup potensi besar yang bisa manusia wujudkan



Jotun adalah sebuah game yang saya anggap remeh ketika pertama kali diumumkan di Kickstarter. Setelah dirilis pun saya juga tidak menunjukkan minat yang terlalu besar sampai muncul tanggung jawab untuk menulis review game ini. Tapi, begitu mulai memainkan Jotun, sebuah sesi yang saya mulai dengan persiapan seadanya dan niat hanya untuk uji coba saja, tiba-tiba berkembang jadi satu sesi nonstop yang membuat saya tidak tidur semalaman sampai menamatkan game ini.


Bermain Jotun terasa seperti memainkan gabungan dari Mega Man, Shadow of the Colossus, dan The Banner Saga yang dibungkus dalam tampilan berkualitas. Game ini mampu menunjukkan visual yang mengingatkan saya dengan kartun klasik. Jotun juga mampu memberikan kesan megah dan besar dengan cara bermain perspektif kamera, sesuatu yang saya rasa sangat cerdas dan sukses dilakukan oleh Thunder Lotus Games selaku developer.


Satu-satunya masalah dari Jotun adalah tingkat kesulitannya yang luar biasa tinggi. Tapi sama seperti game susah lainnya yang saya mainkan, ada perasaan begitu spesial setiap kali saya berhasil mengalahkan bos raksasa yang jelas memiliki kekuatan tidak seimbang dengan karakter utama. Jotun betul-betul mengajarkan betapa kecilnya manusia, namun ukuran yang kecil tidak menutup potensi besar yang bisa manusia wujudkan.


Review Jotun – Amuk Redam



An Octave Higher


An Octave Higher | Art


Developer: Kidalang | Penerbit: Playism
Platform: PC, Mac, Linux, Android, iOS


Topik-topik berbobot seperti masalah strata sosial, pendidikan, dan peperangan menjadi hal yang akan kamu konsumsi di An Octave Higher



Tahun 2015 memang merupakan tahun penuh kejutan, termasuk kejutan tidak disangka dari genre tak terduga. Kejutan tersebut salah satunya muncul dari An Octave Higher, game dari Kidalang, studio yang populer melalui seri Sage Fusion. Bedanya, jika Sage Fusion memiliki genre RPG, maka An Octave Higher memiliki genre visual novel.


An Octave Higher bercerita tentang sebuah kota yang kehidupannya benar-benar bergantung pada sihir. Di sini sihir memiliki peran layaknya listrik di dunia nyata. Namun berbeda dengan kisah fantasi penuh sihir biasa, Kidalang telah membuat sebuah konsep sihir yang kompleks dan sangat menarik untuk diikuti.


Game ini juga menyajikan sebuah kisah yang penuh dengan intrik politik dan sosial. Topik-topik berbobot seperti masalah strata sosial, pendidikan, dan peperangan menjadi hal yang akan kamu konsumsi di An Octave Higher. Game ini juga cukup sukses mengajarkan saya tentang bagaimana kita harus melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, seberapa buruknya pun sebuah hal dari sudut pandang tertentu.


Review An Octave Higher – Revolusi Sosial Penuh Sihir




Game Info










An Octave Higher

Active Gaming Media Inc. –  Apr 30, 2015

Genre:  Role Playing

Size:   219M

Installs:   50 – 100

92,262





Download







Batman: Arkham Knight


Batman Arkham Knight | Screenshot


Developer: Rocksteady Studios | Penerbit: Warner Bros. Interactive Entertainment
Platform: PC, PS4, Xbox One


Satu jam terakhir dari game ini bisa dibilang merupakan salah satu momen paling fantastis yang pernah saya rasakan dalam video game



Meskipun perilisannya diliputi masalah sangat tidak mengenakkan mengenai kualitas porting PC yang busuk, tidak bisa dipungkiri Batman: Arkham Knight merupakan sebuah cerita yang epik untuk menutup tetralogi kisah sang Kesatria Kegelapan di seri Arkham.


Arkham Knight mengenalkan berbagai hal baru seperti pertarungan bersama teman yang dikendalikan AI, Kota Gotham yang luas untuk dijelajahi, serta yang paling penting tentu saja kehadiran Batmobile yang betul-betul menambahkan dimensi baru untuk game ini.


Bagi saya pribadi, hal paling luar biasa yang Batman: Arkham Knight capai adalah penyampaian cerita yang sangat sureal dan berkualitas. Satu jam terakhir dari game ini bisa dibilang merupakan salah satu momen paling fantastis yang pernah saya rasakan dalam video game.


Review Batman Arkham Knight – Epilog untuk Sang Pahlawan



Her Story


Her Story | Screenshot


Developer: Sam Barlow | Penerbit: Sam Barlow
Platform: PC, Mac, iOS


… sebuah inovasi dalam penyampaian kisah fiksi



Lagi-lagi mengatakan Her Story sebagai salah satu kejutan terbaik bagi saya tahun ini sangatlah membosankan, tapi memang game ini adalah salah satu kejutan terbaik yang saya alami di tahun 2015. Ketika tiba-tiba melihat game ini muncul di berbagai media game internasional, saya langsung penasaran dengan tampilannya dan memutuskan untuk membeli tanpa banyak-banyak mencari informasi. Dan itu adalah pilihan tepat.


Her Story menyajikan kamu dengan ratusan potongan rekaman interogasi seorang wanita mengenai sebuah kasus pembunuhan yang mungkin berhubungan dengannya. Kamu harus menonton kumpulan video-video ini dalam urutan yang cukup acak, yaitu dengan mencari keyword tertentu dan mencoba memahami apa yang terjadi hanya dari video yang ditonton tanpa urutan jelas.


Tanpa saya sadari, rupanya usaha memahami sebuah cerita nonlinear yang disajikan Her Story merupakan salah satu pengalaman paling unik yang saya alami. Game ini juga sukses membuat saya harus mengambil nota dan menuliskan dengan pena apa keyword yang harus saya cari berikutnya setiap kali karakter di layar mengucapkan sesuatu yang menarik. Betul-betul sebuah inovasi dalam penyampaian kisah fiksi.


Review Her Story – Menyusun Cerita dalam Kepala




Game Info










Her Story

Sam Barlow –  Jun 24, 2015

Genre:  Games, Word, Entertainment, Adventure

Size:  1.64 GB

Installs:  N/A

Rp. 29.000





Download






Super Time Force Ultra


Super Time Force Ultra | Screenshot 1


Developer: Capybara Games | Penerbit: Capybara Games
Platform: PC,  PS4, PS Vita, Xbox 360, Xbox One


… dalam Super Time Force Ultra kematian adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup



Apa hal yang lebih baik dari game bagus? Game bagus yang gratis tentunya! Salah satu gratisan terbaik yang saya terima dari berlangganan PS Plus tahun ini hadir dalam wujud game action-puzzle-platformer buatan Capybara berjudul Super Time Force Ultra.


Game buatan developer yang bertanggung jawab atas Superbrothers: Sword & Sworcery EP ini jelas merupakan sebuah pengalaman yang berbeda 180 derajat dari karya tersebut yang mengangkat nama mereka di dunia game indie mainstream. Jika Superbrothers menyajikan pengalaman yang menenangkan dengan gameplay minimalis, maka Super Time Force Ultra akan memacu adrenalin kamu dan memaksamu untuk mati berkali-kali.


Berbeda dengan game seperti Bloodborne di mana kematian akan mengajari kamu supaya bisa bertahan hidup dan memenangkan tantangan yang ada, dalam Super Time Force Ultra kematian adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Dengan gameplay yang dibuat dengan sangat apik, saya dipaksa untuk menggunakan otak sekaligus memanfaatkan kecekatan tangan demi bisa membuat kekacauan luar biasa di layar.


Seandainya kamu melewatkan kesempatan untuk mendapatkan game ini dengan cuma-cuma, menurut saya pribadi Super Time Force Ultra tetaplah merupakan sebuah game yang wajib kamu coba mainkan meskipun kamu beli tanpa diskon.


Review Super Time Force Ultra – Mesin Waktu untuk Bermain Multiplayer Sendirian



Journey


Journey | Screenshot


Developer: thatgamecompany | Penerbit: Sony Computer Entertainment
Platform: PS3, PS4


… tidak menutup kemungkinan selesai memainkan ini kamu bisa menjadi manusia yang lebih baik



Ah, Journey, game yang dirilis di tahun 2012, baru saya mainkan di tahun 2013, masih berkesan di tahun 2014, dan dirilis ulang pada tahun 2015 hanya untuk tetap membuat saya terkagum-kagum. Cukup sering saya menulis alasan kenapa Journey merupakan salah satu game terbaik yang pernah ada, dan sampai kapan pun hal itu tidak akan pernah berubah.


Melalui Journey, thatgamecompany mencoba untuk menyajikan pengalaman multiplayer minimalis tapi dengan merenggut salah satu kemampuan paling dasar manusia modern, yaitu berkomunikasi secara verbal. Tanpa disangka-sangka, hilangnya kemampuan komunikasi verbal membuat pengalaman dalam Journey begitu luar biasa.


Dalam game ini kamu tidak perlu takut harus menghadapi perilaku toksik yang sangat identik dengan game online. Meskipun premisnya terdengar begitu simpel, thatgamecompany menyajikan pengalaman ini dengan begitu spesial sehingga tidak menutup kemungkinan selesai memainkan ini kamu bisa menjadi manusia yang lebih baik.


Review Journey – Perjalanan Spiritual di Media Digital



Nuclear Throne


Nuclear Throne | Screenshot


Developer: Vlambeer | Penerbit: Vlambeer
Platform: PC, Mac, Linux, PS4, PS Vita


Bermain Nuclear Throne terasa seperti membuka Facebook …



Nuclear Throne adalah game yang paling sering saya mainkan dua tahun terakhir. Total saya sudah menghabiskan lebih dari 165 jam dengan game ini, dan saya tidak melihat kemungkinan kebiasaan ini akan berkurang dalam waktu dekat.


Sebagai sebuah game bergenre roguelike, Nuclear Throne menyajikan pengalaman yang mengizinkan kamu untuk memulai game dengan cepat dan menyelesaikan sesi permainanmu dengan lebih cepat lagi. Entah berapa kali game ini mengisi jeda-jeda lima menit di sela-sela waktu kerja saya. Bermain Nuclear Throne terasa seperti membuka Facebook, tidak jarang saya membukanya hanya untuk terjun sebentar dan kemudian terpaksa keluar lagi untuk melanjutkan aktivitas.


Game ini sangatlah cocok bagi kamu yang suka dengan kekacauan. Kalau harus dibandingkan dengan game lain, Nuclear Throne jelas terasa seperti gabungan dari Binding of Isaac dan Hotline Miami. Jadi kalau kamu suka membuat tampilan layar kamu bergoyang dengan ledakan dan juga mengalami kematian berulang-ulang, Nuclear Throne adalah sebuah game yang wajib kamu mainkan.


Review Nuclear Throne – Kiamat Sudah Lewat



Life is Strange


Life is Strange | Screenshot


Developer: Dontnod Entertainment | Penerbit: Square Enix
Platform: PC, PS3, PS4, Xbox 360, Xbox One


… game ini bisa menggunakan formula desain game yang telah dipopulerkan oleh Telltale Games, dan membuatnya menjadi lebih baik lagi



Oh yang benar, haruskah saya mengulangi penjelasan tentang kenapa game ini begitu spesial setelah saya menulis review episode terakhirnya, yang menurut saya pribadi adalah salah satu review paling personal yang pernah saya tulis? Singkatnya, jika kamu suka grafis artistik, musik berkualitas, dan cerita sureal yang juga berkualitas, maka mainkanlah Life is Strange. Kalau penjelasan tersebut masih kurang, mari kita kupas game ini sedikit lebih lanjut.


Jika ditanya apa dua hal yang Life is Strange paling sukses lakukan, pertama adalah game ini bisa menggunakan formula desain game yang telah dipopulerkan oleh Telltale Games, dan membuatnya menjadi lebih baik lagi.


Kedua, game ini sukses menggambarkan kehidupan sebagai seorang remaja beserta intrik-intrik tidak pentingnya dengan begitu apik. Sesuatu yang saya rasa belum pernah dilakukan, atau setidaknya belum pernah dilakukan dengan baik dalam video game.


Life is Strange sangat mengingatkan saya dengan serial TV Barat seperti Twin Peaks (porsi para karakter SMA saja), Smallville, Veronica Mars, dan masih banyak lainnya. Tanpa saya sadari, mungkin saja saya memainkan Life is Strange dengan alasan yang kurang lebih sama dengan alasan saya menonton serial-serial di atas, yaitu untuk merasakan kehidupan remaja yang sudah saya lewatkan atau memang tidak pernah saya rasakan. Oh, hidup memang aneh.


Review Life is Strange – Gejolak Kawula Muda



Itu saja sepuluh game yang saya anggap sebagai game favorit saya di tahun 2015. Ingat ya, “game favorit” bukan “game terbaik”. Saya pribadi cukup yakin banyak game lebih bagus yang dirilis di tahun 2015, baik itu yang saya mainkan atau tidak, tapi sepuluh game di ataslah yang paling meninggalkan kesan untuk saya. Bagaimana denganmu? Apa pendapatmu tentang daftar di atas? Berapa banyak game favorit saya yang juga menjadi favoritmu? Sampaikan di kolom komentar yuk.
















Replies









sumber:

0 komentar:

Posting Komentar