Blogger templates

Rabu, 02 Desember 2015

5 Hal yang Bisa Kita Pelajari dari Kesuksesan Elon Musk







5 Hal yang Bisa Kita Pelajari dari Kesuksesan Elon Musk





Elon Musk



Penggemar Iron Man mungkin mengira bahwa orang seperti Tony Stark Jr. yang kaya, jenius, menguasai teknologi canggih, dan mampu melakukan hal mustahil hanya ada dalam fantasi. Ternyata tidak, ia ada di dunia nyata! Ia adalah Elon Musk, yang sering dijuluki sebagai “the real-life Iron Man.”


Seperti juga Steve Jobs, Elon menciptakan revolusi di industri yang digelutinya: internet, otomotif, dan roket ruang angkasa. Ia menciptakan PayPal, penyedia layanan transfer uang paling populer saat ini; Tesla, salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia; dan SpaceX, perusahaan swasta pertama yang mampu meluncurkan roket ke ruang angkasa.


Apa saja yang dilakukan Elon untuk menjadi pebisnis sukses dan meraih pencapaian tersebut? Yuk disimak!


1. Ambisius mengejar mimpi


Elon Musk and Rocket


Ketika Elon masih kuliah, ia berpendapat bahwa ada tiga hal yang bisa mengubah kehidupan manusia secara drastis ke arah yang lebih positif: energi terbarukan, internet, dan kemampuan untuk hidup di planet lain. Ketiga hal tersebut menjadi mimpi besar yang terus dikejarnya hingga hari ini.


Untuk mewujudkan mimpi itu, Elon bekerja dengan keras. Ia tidur enam jam sehari, namun hampir seluruh waktunya saat terbangun dicurahkan untuk bisnisnya. Satu-satunya waktu yang ia gunakan untuk istirahat dan santai adalah saat ia mandi. Tak heran ia mampu mengelola dua perusahaan besar sekaligus, SpaceX dan Tesla.


Mantan istrinya menceritakan:


Beberapa teman saya mengeluh saat suaminya pulang jam tujuh atau delapan. Elon lebih dari itu. Ia pulang jam 11 malam kemudian lanjut bekerja di rumah. Orang-orang tidak tahu pengorbanan yang ia lakukan untuk bisa mendapatkan apa yang dicapainya sekarang.



Elon tahu apa yang ia inginkan dan ia rela bekerja keras mendapatkannya.


2. Terus belajar menjadi bos yang baik


Screen Shot 2015-12-02 at 18.55.59


Elon pernah dipecat dua kali dari posisi CEO di dua perusahaan startup-nya, Zip2 dan X.com (versi awal dari PayPal), karena dianggap kurang mampu memimpin perusahaan. Ketika itu ia adalah seseorang yang mengontrol anak buahnya secara ketat dan. Ia juga termasuk bos yang tidak percaya kepada anak buahnya.


Ia sering menargetkan hal yang sangat sulit dicapai dan memarahi habis-habisan anak buah yang dianggap tidak mampu. Sifatnya yang keras kepala tersebut akhirnya menimbulkan perpecahan di perusahaan.


Ia belajar dari kesalahannya dan saat ini ia menjadi bos yang dicintai, baik di Tesla maupun SpaceX. Meski tetap senang menciptakan target yang tinggi, ia memperlakukan anak buahnya dengan baik sehingga karyawan di perusahannya menjadi loyal.


3. Memilih karyawan berhati bijak


Franz_von_Holzhausen_and_Elon_Musk


Elon banyak terlibat dalam perekrutan karyawan, bahkan untuk posisi rendah sekalipun. Perhatian khusus juga ia curahkan saat hendak merekrut posisi teknis.


Begitu memutuskan bahwa ia menginginkan seseorang untuk bekerja di perusahaannya, ia akan melakukan semua hal untuk mendapatkannya. Ia bahkan tak jarang menelepon langsung calon karyawan tersebut untuk menawarkan pekerjaan.


Ini dialami salah satu karyawan SpaceX. Saat masih tinggal di asrama tempatnya berkuliah, ia ditelepon oleh seseorang yang mengaku Elon Musk. Awalnya ia menganggap itu sebuah lelucon. Tak terbayang betapa kagetnya ia ketika mengetahui bahwa yang menelepon benar-benar Elon.


Baca juga: 3 Prinsip Bisnis Jack Ma, Pendiri Alibaba dan Orang Terkaya Kedua di China


Seperti juga pendiri Apple, Steve Jobs, Elon Musk tidak mau mempekerjakan karyawan yang berkemampuan rendah. Namun, selain kemampuan, ia juga mementingkan kepribadian.


Mungkin kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan adalah terlalu fokus pada kemampuan, tanpa memerhatikan kepribadiannya. Saya pikir, memiliki hati yang bijak adalah sesuatu yang harus dimiliki seseorang.



Elon juga haus akan kritik dan berambisi untuk selalu memperbaiki diri. Ia percaya bahwa kritik adalah hal terpenting saat mengembangkan sebuah produk. Saat bertemu seseorang, ia tidak akan menanyakan apa yang mereka suka dari produknya, melainkan apa yang tidak mereka suka.


4. Siap gagal dan tak takut melakukan pivot


Screen Shot 2015-12-02 at 19.09.36


Elon beranggapan bahwa kegagalan adalah bagian dari inovasi. Namun, kegagalan tidak serta-merta dihadapi dengan tangan kosong, tetapi juga perlu dipersiapkan. Untuk peluncuran SpaceX misalnya, Elon menyiapkan dana yang cukup untuk tiga kali peluncuran.


Peluncuran pertamanya mengalami kegagalan dan roket meledak di angkasa. Begitu pula dengan peluncuran keduanya. Ia baru sukses saat roketnya diluncurkan untuk ketiga kalinya.


Setelah itu, ia langsung mendapatkan proyek dari NASA sebesar $1,6 milyar (sekitar Rp22 triliun). Bayangkan apa yang terjadi seandainya ia tidak siap gagal dan hanya menyiapkan dana untuk satu kali peluncuran?


Baca juga: 8 video TED Talks ini akan menginspirasi Anda menjadi seorang entrepreneur yang lebih baik


Saat gagal, ia juga tak segan melakukan pivot, atau berubah haluan tanpa beranjak sepenuhnya dari tempat awal kita. Inilah yang dilakukan Elon ketika ia mengubah X.com, yang awalnya menyediakan layanan bank online dan kurang berhasil, menjadi PayPal yang fokus pada transfer uang dan pembayaran.


Ternyata, bisnis PayPal cocok dengan kebutuhan eBay, sehingga eBay mengintegrasikan PayPal di webnya. Sejak saat itu, jumlah pengguna PayPal meningkat drastis dan bisnisnya sukses hingga hari ini.


5. Temukan cara untuk menghilangkan rasa takut


Elon_Musk_gives_tour_for_President_Barack_Obama (1)


Sejak muda, Elon bertekad menjadi pebisnis. Ia mencoba skenario terburuk yang akan dihadapi seandainya ia gagal. Saat berusia 17 tahun, ia sengaja hidup dengan pengeluaran di bawah $1 per hari (sekitar Rp12.000) selama beberapa bulan. Ia hanya makan hotdog dan jeruk.


Eksperimennya sukses. Sejak itu Elon tak pernah takut lagi gagal dan miskin, karena ia merasa mampu menjalani kehidupan seperti itu dengan mudah. Dengan menjalankan usaha tanpa rasa takut, ia bisa meraih hal yang orang lain bahkan tak berani memimpikannya.



Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu siap untuk bermimpi dan tak takut melakukan hal yang diperlukan untuk mengejar mimpi tersebut?


(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; Sumber gambar pertama Oninnovation, kedua Wikimedia, ketiga Wikimedia, keempat Wikimedia, kelima Wikimedia, dan keenam Wikimedia)
















Replies







sumber:

0 komentar:

Posting Komentar