Inilah Deretan Perusahaan yang Mendapat Investasi Terbesar dari Alibaba di 2015
Sekalinya Alibaba berinvestasi, investasinya tak tanggung-tanggung. Jika jumlah investasinya tidak mencapai miliaran, atau bahkan triliunan rupiah, investasi itu tidak cukup layak untuk Jack Ma beranjak dari tempat tidurnya.
Sepanjang tahun 2015, Alibaba telah menanam investasinya di mana-mana. Meski kita hanya membicarakan investasi yang menyentuh angka $100 juta (sekitar Rp1,37 triliun) atau lebih, daftar di tangan kami tetap tak sedikit. Namun, daftar investasi berikut ini jelas dapat membuat Jack Ma berhenti sejenak dari tidurnya.
Baca juga: 6 Hal Menarik yang Perlu Kamu Tahu Tentang Alibaba
Mei.com
Lebih dari $100 juta (sekitar Rp1,37 triliun lebih)
Pada bulan Juli, Alibaba menggelontorkan uang senilai lebih dari $100 juta untuk Mei.com, sebuah platform e-commerce yang berfokus pada flash sale produk dan busana mewah.
Menurut pernyataan yang dirilis saat itu, kelompok Tmall milik Alibaba akan membantu Mei.com untuk memperluas basis pengguna, logistik, serta produk mereka. Mei.com memiliki koneksi terhadap brand mewah internasional seperti Longchamp, Armani, dan Zegna.
SoftBank Robotics
$118 juta (sekitar Rp1,6 triliun), Foxconn memberi investasi dengan nominal yang sama
Besar kemungkinan Alibaba kepincut dengan “Robot emosional” milik SoftBank bernama Pepper saat diperkenalkan ke publik pada bulan Juni 2014 silam. Satu tahun kemudian, Alibaba mengumumkan kalau mereka telah mengucurkan dana sebesar $118 juta untuk program robotik SoftBank.
Kemudian, Foxconn, selaku pabrik perakit Pepper, ikut berinvestasi dengan nilai yang sama persis, $118 juta. SoftBank memang sudah banyak menggelontorkan uang—lihat daftar kami mengenai investasi apa saja yang dilakukan SoftBank di sini—namun kerja sama dengan Alibaba ini dapat sangat menguntungkan jika SoftBank memutuskan untuk membawa bisnis robotnya ke tanah Cina.
Baca juga: Dampak Keberhasilan IPO Alibaba bagi Ekosistem Startup di Asia Tenggara
Kabam
$120 juta (sekitar Rp1,68 miliar)
Pada bulan Januari Alibaba membeli 10 persen saham perusahaan mobile gaming Amerika, Kabam, dengan nilai investasi $120 juta.
Kabam merupakan sebuah produsen game, beberapa judul yang paling terkenal di antaranya adalah game adaptasi film yaitu The Hobbit dan Fast and Furious. Perusahaan ini berlokasi di San Francisco, namun juga memiliki kantor cabang di Cina sejak beberapa waktu. Ini memungkinkan mereka untuk memperbanyak kantor baru, seiring keuntungan network yang Kabam peroleh dari hasil kerjasamanya dengan Alibaba.
Yueke
$134 juta (sekitar Rp1,83 triliun)
Pada bulan April, Alibaba Pictures Group—perusahaan film Alibaba—menyuntikkan dana sebesar $134 juta kepada Yueke, layanan manajemen teater dan pemesanan tiket.
Yueke menyediakan perangkat lunak bisnis untuk bioskop dan membantu penjualan tiket mereka. Yueke juga merancang perangkat lunak yang digunakan pada booth tiket otomatis dan aplikasi pemesanan tiket secara mobile.
Alibaba memiliki kedudukan kuat dalam bisnis penjualan tiket film—pada tahun 2014 saja, mereka menjual lebih dari dua juta tiket di Taobao hanya dalam waktu satu hari.
SingPost
$138 juta (sekitar Rp1,89 triliun)
Investasi pertama yang Alibaba tanam di SingPost dibukukan tahun lalu, dengan investasi senilai $250 juta (sekitar Rp3,4 triliun) yang setara dengan 10 persen kepemilikan saham mereka di perusahaan logistik dan layanan pos asal Singapura tersebut. Mungkin mereka merasa investasi tersebut masih kurang, oleh karena itu mereka menambah investasi senilai $138 juta, sehingga kepemilikan saham mereka meningkat menjadi 14,51 persen.
Sudah jelas mengapa raksasa e-commerce ini tertarik berinvestasi pada perusahaan logistik dan pengiriman. Saat ini Alibaba merupakan pemegang saham terbesar kedua di SingPost setelah SingTel.
Informasi ini terkuak pada bulan April, saat Forbes melaporkan bahwa Alibaba diam-diam telah bergabung dalam putaran pendanaan tersebut
Jet.com
$140 juta (sekitar Rp1,91 triliun)
Kompetitor Amazon, Jet.com, sukses mengantongi investasi sebesar $140 juta pada bulan Februari tahun ini, namun saat itu mereka belum membocorkan siapa gerangan investor tersebut.
Informasi ini terkuak pada bulan April, saat Forbes melaporkan bahwa Alibaba diam-diam telah bergabung dalam putaran pendanaan tersebut. Peran spesifik Alibaba di perusahaan ini memang tidak diungkapkan, namun investasi ini merupakan salah satu serangan yang Alibaba lancarkan terhadap Amazon di wilayah Amazon sendiri.
Jet bahkan belum meluncurkan website mereka pada saat memperoleh investasi tersebut, yang membuat nilai perusahaan mereka berada pada kisaran $600 juta (sekitar Rp8,2 triliun)
Shanghai Media Group (China Business News)
$193,6 juta (sekitar Rp2,6 miliar)
“Era teknologi data telah hadir, dan akan segera menggantikan era teknologi informasi,” begitulah kira-kira pernyataan Jack Ma dalam pengumuman investasi Alibaba sebesar $193,6 juta kepada China Business News, agensi surat kabar yang menjalankan radio dan televisi, surat kabar, serta majalah.
Perjanjian yang diumumkan pada bulan Juli itu dimaksudkan untuk menghubungkan big data dan sumber daya komputasi awan milik Alibaba dengan layanan kabar finansial dan informasi milik China Business News. Persentase kepimilikan saham Alibaba di perusaan tersebut adalah sekitar 30 persen.
Snapchat
$200 juta (sekitar Rp2,7 trilun)
Pada bulan Maret, Alibaba memberikan pendanaan sebesar $200 juta kepada Snapchat, aplikasi yang awalnya menyasar pehobi selfie namun kini lebih dikenal sebagai aplikasi berbagi video. Investasi ini membuat para pelaku di ranah teknologi dan investasi mengerutkan dahi.
Pasalnya, Snapchat—seperti halnya sejumlah situs dan layanan lain—diblokir oleh badan sensor Cina. Namun bukan berarti investasi strategis tersebut tak akan berhasil. Mungkinkah investasi tersebut bertujuan menyaingi ekspansi WeChat milik Tencent? Bisa jadi.
South China Morning Post Group
$266 juta (sekitar Rp3,6 miliar)
Investasi paling kontroversial yang mungkin pernah dilakukan Alibaba adalah saat mereka mengucurkan dana $266 juta (sekitar Rp3 triliun) kepada induk perusahaan South China Morning Post, surat kabar berbahasa Inggris asal Hong Kong. Investasi tersebut menimbulkan pro dan kontra—kami menganggapnya “kesalahan fatal”—disinyalir bahwa investasi ini diprakarsai oleh Eric X. Li, yang terkenal vokal membela sistem politik Cina.
SCMP bukanlah New York Times. Sirkulasi penjualan koran tersebut hanya kurang dari 100.000 oplah, dan label “pro-Cina” telah menempel pada surat kabar ini bahkan sebelum dimiliki Alibaba. Terlepas dari itu, investasi besar ini pasti akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita harus sabar menunggu hingga tahun depan untuk melihat apa rencana Alibaba terhadap surat kabar ini.
58 Daojia
$300 juta (sekitar Rp4,1 triliun) kerja sama dengan KKR dan Ping An Ventures
Pada bulan Oktober, Alibaba membangun kongsi dengan KKR dan Ping An Ventures. Keduanya menggelontorkan investasi putaran seri A sebesar $300 juta kepada 58 Daojia.
Sebagai informasi, 58 Daojia merupakan marketplace yang menyediakan layanan kecantikan, pengasuh bayi, kebersihan, dan masih banyak lagi. Sebelumnya, rival Alibaba, yaitu Tencent, juga telah berinvestasi di perusahaan ini. Namun keduanya bukanlah pemegang mayoritas saham di perusahaan ini. Adalah 58.com, yang dijuluki sebagai “Craiglist-nya Cina,” pemegang mayoritas saham tersebut.
Saat ini 58 Daojia tersebar di 30 kota yang ada di Cina. Berdasarkan pernyataan yang dirilis saat investasi tersebut disepakati, 58 Daojia mengatakan bahwa mereka akan menggunakan dana segar ini untuk memperluas pangsa pasar layanan on-demand di Cina yang begitu luas namun relatif belum terjamah.
Whaley
$313 juta (sekitar Rp4,28 triliun) bersama Tencent dan CMC
Pada bulan Agustus, sebuah startup TV internet, Whaley Technology, telah menyelesaikan putaran pendanaan sebesar $313 juta yang dipimpin langsung oleh Alibaba, Tencent, dan China Media Capital (CMC)
Kabarnya, dengan adanya investasi ini, Alibaba dan Tencent berniat memperkuat Whaley dari segi bisnis e-commerce, konten, serta pemasarannya. Produk TV Whaley akan dijual di Tmall milik Alibaba, dan akan terintegrasi dengan situs video, Youko Tudou, yang “kebetulan” juga dimiliki oleh Alibaba.
Snapdeal
$500 juta (sekitar Rp6,85 triliun) bersama SoftBank dan Foxconn
Alibaba-nya India ini semakin berkembang lebih baik
“Alibaba-nya India” ini semakin berkembang lebih baik berkat kucuran dana melimpah dari Alibaba yang “asli.” Pada putaran pendanaan bulan Agustus lalu, Snapdeal berhasil mengantongi investasi sebesar $500 juta dari trio raksasa teknologi yaitu Alibaba, SoftBank, dan Foxconn.
Dari jumlah investasi tersebut, tidak disebutkan berapa angka kontribusi masing-masing ketiganya. Dengan investasi ini, jumlah valuasi Snapdeal “membengkak” di angka $5 miliar (sekitar Rp68,5 triliun)—namun jumlah fantastis tersebut masih menempatkan Snapdeal di posisi ketiga perusahaan paling bernilai di India di belakang Flipkart dan Amazon India.
Meizu
$590 juta (sekitar Rp8 triliun)
Kompetisi smartphone di Cina bukan hanya didominasi oleh Xiaomi dan Huawei. Pada bulan Februari tahun ini, Alibaba menanam modal sebesar $590 juta untuk vendor ponsel Cina, Meizu.
Kesepakatan ini memberi Alibaba saham minoritas. Pada saat investasi ini diumumkan, Alibaba menyebutkan bahwa ponsel Meizu mungkin akan menjadi “kelinci percobaan” untuk sistem operasi Yun (YunOS), sistem operasi mobile yang dikembangkan Alibaba.
YunOS gagal total sebagai pilihan alternatif selain Android, namun kesepakatan antara Alibaba dan Meizu bukan hanya itu saja. Keduanya juga menandatangani sejumlah perjanjian di sektor e-commerce, mobile internet, dan analisis data sebagai bagian dari paket kesepakatan tersebut. Meski sepak terjang Meizu di ranah smartphone tahun ini tidak begitu “greget,” mungkin mereka akan membawa kejutan menarik tahun depan nanti.
Baca juga: Alibaba Investasi ke Produsen Smartphone Meizu, Ingin Tingkatkan Penggunaan OS Buatan Sendiri
Kuaidi Dache
$600 juta (sekitar Rp8,22 triliun) bersama SoftBank dan Tiger Global
Tahun ini dua perusahaan aplikasi pemesanan taksi terbesar di Cina, Didi Dache dan Kuaidi Dache, menyatukan kekuatan dengan nama baru: Didi Kuaidi.
Namun sebelum merger tersebut terlaksana, Alibaba telah menanamkan investasinya pada Kuaidi Dache. Tepatnya pada bulan Januari, satu bulan sebelum merger, Alibaba bersama SoftBank dan Tiger Global, memimpin putaran pendanaan sebesar $600 juta.
Saat kedua aplikasi pemesanan taksi ini bergabung pada bulan Februari, Alibaba dan rivalnya, Tencent, menyadari bahwa mereka telah berbagi investasi di perusahaan yang sama. Saham Tencent di Didi Kuaidi memang lebih besar jumlahnya daripada saham Alibaba, namun jika kepemilikan saham Alibaba digabungkan dengan SoftBank, yang adalah sekutunya, Tencent harus mengakui kekalahannya.
One97 (Paytm)
$680 juta (sekitar Rp9,31 triliun) bersama Ant Financial
Alibaba dan anak perusahaannya, Ant Financial, menjadi pemegang mayoritas saham One97 Communications pada bulan September, sejak mereka secara resmi memberikan modal dengan jumlah sekitar $680 juta ke rekening perusahaan tersebut.
One97 adalah induk perusahaan Paytm, layanan e-commerce dan aplikasi mobile wallet yang populer di India.
Paytm telah mengakuisisi lebih dari 100 juta pelanggan, dan jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah mengingat Alibaba mulai “ikut campur” dalam bisnis mereka. Dengan pengalaman mereka membangun Alipay menjadi salah satu sistem pembayaran terkemuka di Cina, Alibaba berniat melakukan hal yang sama bersama Paytm di India.
Berdasarkan pernyataan yang dirilis oleh Alibaba pada saat itu, investasi ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan Paytm, mengembangkan sistem pembayaran dan mobile commerce-nya, serta meningkatkan pemasaran, teknologi, teknologi, dan mencari talenta-talenta terbaik.
Suning
$4,6 miliar (sekitar Rp63 triliun), dengan pembagian saham
Pada bulan Agustus , Alibaba menandatangani “perkawinan” korporasi dengan Sunning, perusahaan ritel alat-alat kebutuhan rumah tangga. Dalam kontrak kerjasama tersebut, Alibaba menginvestasikan uangnya dengan nominal $4,6 miliar yang membuatnya menjadi pemegang saham terbesar kedua dalam perusahaan tersebut, sementara Suning membeli 1,09 persen saham Alibaba dengan nilai $2,16 miliar (sekitar Rp29,5 triliun).
Sunning adalah salah satu produk terbaik di Cina. Dengan ribuan toko dan tempat servis yang dapat kamu temui di berbagai tempat di pelosok Cina, Suning merupakan salah satu toko elektronik konvensional terbesar di negara ini. Suning menjual berbagai barang, dari kulkas, kamera, hingga ponsel.
Kunci kesepakatan ini adalah perjanjian logistik dan e-commerce di antara kedua perusahaan tersebut. Sunning telah membuka gerai utama di Tmall milik Alibaba, dan kedua perusahaan ini kini sedang mengatur logistik, sistem pembayaran, dan layanan mereka yang lainnya.
Youku Tudou
$4,2 miliar (sekitar Rp57 triliun)
Produk Domestik Bruto negara Fiji. Total biaya dalam membangun terusan Panama. Harga satu buah Pesawat Antariksa milik Amerika. Semua harga tersebut tidak lebih mahal dari biaya yang dikeluarkan oleh Alibaba untuk mengakuisisi Youko Tudou, situs berbagi video asal Cina.
Alibaba mulai “memompa” uang ke raksasa layanan streaming ini tahun lalu, dan menyelesaikan proses akuisisinya bulan November 2015 dengan nilai $4,2 miliar.
Investasi tersebut membuat Alibaba berhak memiliki 60 persen saham Youku Tudou. Pada saat dijalinnya kerjasama ini, Victor Koo, selaku chief executive Youku Tudou, mengatakan kalau kerja sama ini akan meningkatkan pertumbuhan perusahaan lewat integrasi layanan periklanan dan bisnis konsumen mereka dengan layanan Alipay dan platform milik Alibaba lainnya.
(Diterjemahkan olah Faisal Bosnia dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
sumber: