Maraknya ranah Internet of Things belakangan ini membuat maker mulai bermunculan di tanah air. Meski sebagian masih malu-malu, potensinya sudah terlihat. Martin Kurnadi, selaku Founder Geeknesia, melihat potensi ini masih belum diimbangi dengan adanya sarana untuk memperkenalkan produknya ke ranah yang lebih luas lagi.
Kondisi ini mendorongnya untuk mengembangkan ranah crowdfunding di platform Geeknesia.
Kebanyakan maker terkendala masalah pendanaan, padahal kalau kualitas sudah mulai bisa diadu dengan negara lain.
Martin yang ditemui di Social Media Week Jakarta 2016 mengatakan bila layanan ini merupakan kelanjutan dari program Showcase yang sudah berlangsung sejak pertengahan 2015 lalu. “Kita ingin memfasilitasi para maker untuk mendemokan produk mereka,” ujarnya.
Menyasar geek dulu, baru consumer product
Meski baru diperkenalkan pada Februari ini, platform crowdfunding Geeknesia sudah memiliki empat campaign. Produk-produknya adalah Micro Drone, Robot Hidrolik, Fixed Button, dan Bluino-ONE.
Saat ini Martin memprioritaskan produk-produk yang bisa dijadikan “mainan” oleh para maker, namun ke depan ia menargetkan bisa menjaring lebih bayak consumer product. “Karena komunitas kita kebanyakan tukang ngoprek, rasanya jauh lebih lebih mudah untuk menggandeng mereka duluan menyukseskan campaign yang sudah ada,” tuturnya.
Martin sendiri belum menargetkan kapan siap menggaet lebih banyak lagi maker yang ingin membuat consumer product dengan sistem crowdfund. “Maunya sih secepatnya. Tetapi beberapa item, seperti Fixed Button yang bertujuan untuk memudahkan meminta pertolongan pada kondisi darurat, juga merupakan salah satu produk yang menyasar pengguna rumahan,” lanjutnya.
Kurasi dan jaminan kepuasan
Masalah yang kerap muncul dari platform crowdfunding seperti Kickstarter dan Indiegogo adalah kecewanya orang yang sudah memberikan dana, karena ternyata proyeknya mandek atau bahkan gagal sama sekali. Martin menyadari hal itu dan ia memberlakukan sistem kurasi untuk mereka yang berminat untuk crowdfunding.
Metode yang dilakukan adalah dengan analisis orang, produk, sampai biaya yang dibutuhkan. “Tentu kita ingin mengutamakan kepuasan orang yang sudah berpartisipasi. Terlebih ini platform baru. Untuk harga sampai saat ini masih sebatas kurang dari Rp100 juta,” jelas Martin.
Martin sendiri tidak takut platform besutannya akan bersaing dengan Kickstarter atau semacamnya. “Karena Kickstarter sudah tidak bisa di Indonesia, rasanya sudah saatnya kita mendukung produk buatan dalam negeri melalui platform yang juga buatan lokal,” tandasnya.
Kickstarter memang sudah tidak lagi menyediakan ruang untuk maker Indonesia. Pada saat akan membuat sebuah Project, kamu akan diminta untuk memasukkan asal negara dan nama Indonesia tidak ada di dalamnya. Bagaimanapun, sudah cukup banyak platform crowdfunding lokal seperti yang bisa kamu lihat dalam daftar berikut.
Baca juga: Platform Kickstarter Ini Berisi Game yang Mampu Meningkatkan Kesehatan Seksual Pria
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
The post Para Maker Tanah Air Kini Bisa Merealisasikan Hardware Rancangannya di Platform Crowdfunding Geeknesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar