Ranah persaingan ojek on-demand di tanah air semakin ramai dengan hadirnya pendatang baru. TEKNOJEK, resmi mengaspal sejak 17 Mei 2016, datang dengan konsep berbeda. Tidak seperti layanan ojek online yang sudah ada sebelumnya, TEKNOJEK menjanjikan bonus, baik untuk pengemudi (yang mereka sebut sebagai Rider) dan penumpang, mulai dari belasan hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Bonus itu bisa didapatkan berkat sistem bisnis jaringan, umum dikenal sebagai MLM (multi level marketing) atau pyramid scheme, yang diterapkan. Artinya begini, kamu dapat merekrut pengemudi lainnya, untuk kemudian menjadi bagian dari jaringannya.
Nantinya kamu akan mendapat pemasukan dari penghasilan yang didapat pengemudi-pengemudi di dalam jaringanmu. Ketika jaringan tesebut tumbuh menjadi semakin besar, maka kamu akan mendapat bonus yang diklaim pihak TEKNOJEK bisa mencapai puluhan juta.
“Bahkan, kalau kita menghitung sistem ini dengan pengemudi ojek kompetitor yang jumlahnya mencapai 200.000, pengemudi-pengemudi yang ada di atas [jaringan] bisa mendapat bonus hingga Rp1 miliar per bulan,” ujar CEO dan Co-Founder TEKNOJEK Robert S.D. kepada Tech in Asia, saat acara media gathering di Jakarta, Kamis 19 Mei 2016.
Untuk penumpang pun berlaku hal yang sama. Ketika registrasi, kamu akan mendapatkan kode referral. Apabila ada teman atau keluarga yang menggunakan kode tersebut saat registrasi, maka mereka akan menjadi bagian dari jaringanmu.
“Jaringan dan pendapatan ini berlaku seumur hidup,” tambah Robert yang sudah belasan tahun berkiprah di bisnis MLM.
Namun, untuk mendapatkan bonus tersebut, ada syarat yang harus dicapai. Pengemudi dan penumpang harus aktif menggunakan TEKNOJEK. Untuk pengemudi, misalnya, harus mendapatkan omzet minimal Rp1,5 juta per bulan. Sedangkan penumpang harus menggunakan layanan TEKNOJEK minimal Rp100.000 per bulan.
“Tentu apabila mereka tahu bonus yang didapat per bulan bisa mencapai jutaan rupiah, maka angka itu sangat achievable,” kata Robert.
Pencapaian, bonus, dan informasi jaringan kamu dapat dilihat di dalam aplikasi TEKNOJEK, yang saat ini baru tersedia untuk platform Android. Ia juga mengatakan kalau saat ini batas omzet untuk pengemudi belum diberlakukan.
Tarif kompetitif tanpa subsidi
Saat ini TEKNOJEK sudah menyediakan layanan antar jemput penumpang bernama T-JEK dan antar barang T-DROP. Tarif untuk dua layanan tersebut sama, yaitu Rp2.500 per km, dengan tarif dasar Rp15.000 untuk delapan km. Artinya, minimal tarif yang perlu dibayar penumpang adalah biaya tarif dasar, dan selanjutnya akan dihitung biaya per km.
Pengemudi akan mendapatkan 75 persen dari pendapatan. Sebanyak lima persen akan dialokasikan untuk bonus pengemudi, lima persen lainnya untuk bonus penumpang. Pihak TEKNOJEK sendiri hanya mengambil lima belas persen sisanya.
“Lima belas persen itu adalah pendapatan kotor. Setelah dipotong PPH dan PPN, mungkin perusahaan cuma mendapatkan delapan persen,” lanjur Robert.
Simak kilas balik perkembangan ojek online sepanjang tahun 2015
Menurut Robert, sejak awal TEKNOJEK tidak akan menerapkan sistem subsidi. Berbeda dengan layanan ojek on-demand lain yang selama ini “membakar uang” dengan subsidi, yang akhirnya menimbulkan gesekan antara sesama pengemudi dan pengemudi dengan ojek pangkalan.
Ia juga mengaku heran kenapa munculnya ojek online menjadi masalah dan menimbulkan konflik horizontal. Robert berpendapat, ini terjadi karena sistem subsidi yang diterapkan.
Saya tidak heran ketika ojek pangkalan berontak. Tanpa subsidi saja ojek online sudah merebut pasaran ojek pangkalan. Apalagi dengan harga sama, sudah pasti ojek pangkalan kalah bersaing. Proses subsidi dan bakar uang terus menerus ini akhirnya mematikan ojek pangkalan.
Karena itu, ia mengaku bahwa salah satu visi dari TEKNOJEK adalah untuk meredam konflik tersebut. Menurutnya, sistem jaringan yang diterapkan TEKNOJEK bukan untuk merebut pasar yang sudah ada, melainkan mengajak pengemudi ojek lainnya untuk berkembang lebih besar.
“Kami ingin mengubah sikap masyarakat Indonesia untuk kembali ke sifat aslinya, yang dikenal akan keramahtamahannya,” kata Robert. Sedikit banyak, visi ini tercermin pada warna merah putih yang digunakan TEKNOJEK.
Pesan tukang ojek favorit, makanan, dan belanjaan
Selain model jaringan tadi, ada satu hal unik lain yang membedakan TEKNOJEK dengan kompetitor, yaitu fitur “Favourite Rider.” Jika kamu telah cocok dan puas terhadap pelayanan pengemudi tertentu, kamu bisa memasukkan pengemudi itu di daftar favorit.
Ketika ingin bepergian, kamu bisa memilih pengemudi favorit itu atau membiarkan aplikasi memilih pengemudi lain seperti biasa. Hal ini bisa memberikan rasa nyaman dan aman bagi para orang tua yang hendak menggunakan TEKNOJEK untuk kebutuhan antar jemput anaknya ke sekolah.
Selain fitur transportasi dan antar barang yang sudah tersedia, TEKNOJEK juga sedang menyiapkan dua fitur tambahan, yaitu T-FOOD untuk pesan antar makanan dan T-SHOP untuk belanjaan. Meski serupa dengan layanan kompetitor, Robert meyakinkan kalau dua layanan itu akan jauh berbeda dengan layanan yang sudah ada.
“Konsep berbeda dan kami harap ini akan kami luncurkan pada bulan September,” ungkap Robert.
Menganut sistem pembayaran cashless
Aplikasi TEKNOJEK hanya menerima pembayaran secara cashless dari saldo yang diisi (top-up) oleh pengguna sebelumnya. Saat ini, TEKNOJEK sudah bekerjasama dengan BRI untuk sistem pengisian saldo via virtual account. Menurut Robert, pihaknya akan bekerja sama dengan beberapa bank lain, seperti Bank Mandiri dan BCA.
Namun sistem isi saldo ini belum bisa dilakukan secara real-time. Saldo baru terisi setelah jam cut-off yang berlangsung dua kali sehari.
“Proses real-time masih dalam pembicaraan, tetapi ini tidak mengganggu keseluruhan [transaksi],” kata Robert.
Ide yang terpendam sejak 2010
Meski baru meluncur beberapa hari lalu, TEKNOJEK sendiri sebenarnya sudah berdiri sejak akhir 2015. Namun, menurut Robert, ide mendirikan startup ojek on-demand ini sudah muncul sejak tahun 2010. Sayangnya, karena tidak mendapatkan dukungan, ide tersebut menguap begitu saja.
Robert menurutkan, ide tersebut awalnya datang dari Patrick Gani, Co-Founder TEKNOJEK. Setelah mereka melihat kesuksesan salah satu startup ojek on-demand pertama di Indonesia yang meluncurkan aplikasi mobile pada awal 2015, ide ini kembali mereka bahas.
“Awalnya pesimis. Namun Patrick meyakinkan saya untuk melanjutkan ide itu,” tutur Robert.
Proses rekrutmen sendiri sudah berlangsung sejak pertengahan Maret 2016. Karena proses dilakukan secara online, hingga saat ini jumlah calon pengemudi yang telah melakukan registrasi berjumlah sekitar 12.000 orang dari seluruh Indonesia. Pihak TEKNOJEK sendiri baru melakukan training kepada 2.500 pengemudi asal Jabodetabek, yang saat ini sudah mulai menerima penumpang.
Langkah selanjutnya yang akan diambil TEKNOJEK adalah membuka layanan di kota-kota lainnya setelah calon pengemudi mencapai kuota 500.000 orang. Kota terdekat yang akan menjadi area ekspansi startup ini adalah Bandung (sudah ada hampir 400 orang calon pengemudi) dan Surabaya (sekitar 200 pengemudi).
“Nanti kami akan datang ke tiap kota itu untuk melakukan training. Tidak menutup kemungkinan kalau di kota-kota kecil banyak diminati, kuotanya kami turunkan, misalnya cukup 200 pengemudi,” tambah Robert.
Dari sisi jumlah penumpang saat ini, TEKNOJEK belum bisa bicara banyak, mengingat layanan ini baru meluncur beberapa hari. Mereka hanya mengacu pada jumlah unduhan aplikasinya di Google Play yang sudah mencapai angka 2.500 kali.
Kamu dapat melihat apa saja layanan ojek online lainnya di sini
Mengingat TEKNOJEK menerapkan sistem pembayaran cashless, menarik untuk diketahui bagaimana respons pengguna di kota-kota kecil—yang sebagian merupakan mereka yang belum memilki rekening bank.
Mengenai status pendanaan, menurut Robert, TEKNOJEK masih menggunakan dana dukungan dari angel investor ditambah dana pribadi, namun ia belum dapat mengungkapkan siapa maupun berapa besar dana yang telah dikucurkan.
Jika kamu tertarik menjadi Rider TEKNOJEK, kamu dapat melakukan registrasi dari tautan ini. Biaya registrasi masih gratis untuk 10.000 pengemudi pertama.
Namun, menurut informasi yang didapatkan Tech in Asia, calon pengemudi perlu mengeluarkan uang untuk membeli perlengkapan berupa jaket dan helm seharga Rp350.000. Kamu bisa mencicilnya Rp10.000 per hari, namun biayanya membengkak menjadi Rp500.000. Selain itu, kamu harus memiliki smartphone Andoid sendiri, karena pihak TEKNOJEK tidak menyediakannya.
Apabila kamu hanya ingin menjadi penumpang biasa, kamu dapat mengunduh aplikasinya melalui:
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Ojek Online TEKNOJEK Janjikan Pengemudi dan Penumpangnya Bonus Puluhan Juta appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar