Benci, marah, dan kecewa. Itulah beragam reaksi pengguna Xbox di Cina setelah mengetahui layanan Xbox Live “premium” yang dijanjikan kepada mereka tak kunjung tiba bulan ini. Parahnya lagi, reaksi kegeraman yang dialamatkan Microsoft tampaknya berbuntut panjang, dan para pengguna Xbox di Cina juga mulai mengancam akan mengembalikan console mereka kepada Microsoft.
Permasalahan ini bermula ketika Microsoft mengumumkan rencananya untuk menerapkan model layanan Xbox Live berbayar (Xbox Live Gold) guna menggantikan Xbox Live versi Cina yang gratis, namun penuh akan keterbatasan fitur pada bulan Februari kemarin. Ini artinya belenggu yang membatasi pengguna Xbox di Cina untuk bermain pada server luar negeri akan terlepas dan mereka pun akhirnya juga bisa menikmati deretan game gratis pemberian Microsoft yang dibagikan layanan Games with Gold setiap bulannya.
Sayangnya kenyataan berkata lain. Jelang sehari sebelum layanan spesial tersebut diluncurkan, Microsoft Cina justru mengumumkan hal sebaliknya. Layanan Xbox Live Gold batal dan kalangan gamer Cina pun beramai-ramai mengungkapkan rasa kekesalan mereka dengan beragam kalimat sumpah serapah di halaman media sosial Weibo milik Xbox Cina. Tak hanya melampiaskan kekesalan mereka karena pengumuman batalnya Xbox Live saja, mereka bahkan juga memaki-maki segala post Xbox di halaman yang sama, meski tidak ada kaitannya dengan Xbox Live.
Sebagai warga negara dari sebuah republik yang memegang kendali penuh terhadap konten game dan media, menjadi gamer di negara Cina memiliki permasalahan khusus yang membuat mereka seolah terkucilkan dengan gamer dari belahan dunia lain. Penerbit serta developer game internasional mau tak mau harus patuh mengikuti aturan seleksi dan penyaringan konten dari Kementerian Budaya Cina yang cukup ketat.
Ketatnya regulasi inilah yang membuat Microsoft mau tak mau harus mengganti strategi layanan game online mereka di Cina. Beragam fitur dari Xbox Live seperti global matchmaking, global chat, dan Games with Gold terpaksa harus mereka hilangkan. Agar versi “buntung” layanan ini tidak melukai penjualan console Xbox One di Cina, Microsoft secara khusus menggratiskan layanan ini dengan embel-embel beta.
Kasus ini jelas akan menjadi cobaan berat bagi ekspansi Xbox One di wilayah Asia, khususnya di Cina. Dengan penjualan sistemnya yang kurang bagus ditambah lagi kontroversi seputar layanan Xbox Live, bukan tidak mungkin jika ke depannya ini akan menjadi efek domino yang bakal menggerus kepercayaan konsumen kepada Microsoft di negara tersebut.
The post Pengguna Xbox di Cina Geram Akibat Dibatalkannya Layanan Xbox Live “Premium” appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar