Blogger templates

Jumat, 13 Mei 2016

Netflix: Akan Ada Lebih Banyak Film dan Serial yang Dirilis secara Global

Berbincang dengan bos Netflix, saya teringat kembali pada kebiasaan bisnis lama yang jorjoran mengejar pertumbuhan pesat. Alih-alih mengikuti tren klise semacam itu, perusahaan yang berbasis di California ini tampak menikmati perjalanan mereka, bertumbuh secara perlahan dan belajar seiring berjalannya waktu.


Setidaknya seperti itulah sikap yang ditunjukkan CEO Netflix, Reed Hasting, kala sedang berbicara di hadapan awak media. Termasuk dalam lawatan terbarunya ke Singapura.


CEO Netflix, Reed Hastings. sumber gambar Netflix

CEO Netflix, Reed Hastings. Sumber gambar: Netflix



Belum lama ini, perusahaan TV internet tersebut mengumumkan perolehan pelanggan per kuartal mereka yang menyentuh angka 81,5 juta secara global dalam kuartal pertama tahun ini. Untuk kuartal selanjutnya, Netflix memproyeksikan 84 juta pelanggan. Sebanyak 36,5 juta di antaranya berasal dari luar AS.


Proyeksi peningkatan dua juta pelanggan yang mereka proyeksikan untuk kuartal kedua itu jauh lebih rendah dari perkiraan beberapa analis. Ini membuat sejumlah analis khawatir jika pertumbuhan perusahaan yang bernilai US$33 miliar (sekitar Rp429 triliun) ini akan melambat.


Terus tumbuh dengan perbanyak konten


Reed beserta chief content officer Netflix, Ted Sarandos, merasa bahwa kunci menuju pertumbuhan berkelanjutan terletak pada kemampuan Netflix untuk terus menghadirkan konten berkualitas dan memastikan agar setiap pelanggan mendapat pengalaman yang menyenangkan.


CCO Netflix, Ted Sarandos, dalam lawatannya ke Singapura. sumber gambar Netflix

CCO Netflix, Ted Sarandos, dalam lawatannya ke Singapura. Sumber gambar: Netflix



“Di banyak negara di luar AS, misalnya Vietnam, kami hanya menghadirkan konten dalam bahasa Inggris, dengan menyediakan pembayaran kartu kredit internasional. Jadi, sesungguhnya kami baru memulai,” ujar Reed pada jurnalis. Ia menambahkan bahwa saat ini Netflix telah menangani 20 bahasa. Sebagai perbandingan, YouTube telah mengantongi 50 bahasa. Mereka juga perlu menyediakan metode pembayaran yang lebih mudah di banyak negara.


Masih ada banyak hal yang perlu disempurnakan hingga mereka dapat menyajikan pengalaman terbaik kepada pelanggannya. Dan peluncuran global Netflix menjadi langkah yang penting. “Alasan mengapa kami meluncurkan layanan secara global adalah karena kami sadar kalau harus terus mempelajari pasar serta pelanggan,” ujar Reed.


Setujukah kamu Netflix diblokir? Atau kamu merasa dengan begitu justru akan timbul masalah baru?


Menurut kedua petinggi Netflix itu, jumlah konten dalam katalog adalah masalah lain yang masih sulit dicari titik temunya—salah satu isu yang jadi perhatian utama Netflix. Kendati mereka sadar bahwa akan sangat sulit untuk memberi kepuasan kepada setiap pelanggan di suatu negara yang mereka hampiri (bahkan pelanggan di AS masih banyak yang mengeluh perihal jumlah konten), setidaknya Netflix terus berusaha untuk memberi pengalaman yang bersifat universal.


Sebelumnya, Netflix telah mengupayakan yang terbaik untuk fokus pada konten orisinal mereka, dengan menghadirkannya secara serempak di seluruh dunia (Daredevil musim kedua). Namun, reaksi orang-orang justru, “Apa lagi yang kalian punya?”


Jawaban mereka cukup diplomatis, akan ada lebih banyak film dan serial pihak ketiga yang dirilis secara global. Ya, semoga saja.


“Kami terus berupaya untuk menerapkan lisensi global, yang mana kami membayar konten untuk dapat didistribusikan ke seluruh dunia. Dengan begitu pemilik konten dapat memperoleh keuntungan yang adil dan para pelanggan dapat menonton konten yang mereka mau, yaitu konten global,” Imbuh Reed. Netflix telah melakukan hal serupa terhadap acara seperti How to Get Away with Murder dan Gotham, namun mereka berharap agar mereka dapat terus melakukan hal demikian.


Netflix juga berkeinginan meningkatkan basis pelanggannya dengan cara mendiversifikasi film dan acara orisinal sesuai genre serta negara asal. Konten-konten menarik yang siap mereka luncurkan di antaranya adalah kisah mengenai Ratu Elizabeth dalam The Crown; kisah mengenai drama musikal hip-hop arahan Baz Luhrmann dalam The Get Down; lalu ada Marseile—drama politik asal Perancis; Okja, film fantasi dari negeri ginseng; serta reality show asal Jepang, Terrace House (hasil kolaborasi dengan SoftBank).


Ditambah lagi, Netflix bersiap untuk meluncurkan Chelsea, talk show yang dibintangi komedian asal AS, Chelsea Handler. Chelsea juga sekaligus menjadi acara bertemakan talk show pertama Netflix.


“Kami akan berusaha untuk menambah basis pelanggan kami dengan cara meningkatkan jam tayang di Netflix,” ucap Ted. “Kami merambah ke berbagai format acara dan memperluas nilai ekslusivitas acara tersebut, langkah-langkah tersebut sangat penting untuk dilakukan.”


Netflix tak mengkhawatirkan kompetitor lain


Ketika disinggung perihal kompetisi, baik itu kompetisi domestik menghadapi salah satu raksasa streaming, Amazon, atau misalkan layanan lokal di Asia Tenggara seperti iFlix dan Hooq, Reed kembali menyatakan bahwa Netflix tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Sebab semua layanan tersebut hanya bersaing memperebutkan jam tayang, bukan bersaing untuk menjadi layanan terbaik.


“Dulu, saya sering membicarakan HBO dan Netflix,” ujar Reed. “Lucunya, di AS kami ditonton oleh hampir setengah keluarga yang ada di sana, jumlah yang sama seperti HBO. Sebetulnya mereka terus tumbuh dalam lima tahun ke belakang. Ternyata orang-orang mau membayar jika kedua layanan punya konten yang sama menariknya.”


Tentu, membayar berbagai layanan sekaligus seperti itu bukanlah kemewahan yang dapat dirasakan setiap orang di negara yang lain. “Uang yang pelanggan miliki terbatas, jadi hanya ada sedikit celah persaingan, namun rasanya lebih fleksibel ketimbang, misalnya, iPhone vs Android, yang mana biasanya kamu hanya memiliki salah satu di antaranya,” ujar Reed menambahkan.


Kalaupun persaingan yang ada menjadikan harga sebuah konten semakin mahal, itu artinya keuntungan bagi si pembuat konten



Kalaupun ada semacam kerjasama (merger) di suatu wilayah, mungkin Netflix tak akan ikut melibatkan diri. “Kami sudah mengudara selama 15 tahun dan tak pernah melakukan kerja sama, jadi hal tersebut agak mustahil terjadi.”


Lalu sebenarnya seperti apa rencana Netflix untuk menjadi raja dunia hiburan?


Pertanyaan yang terus “menghantui” mengenai kepastian kehadiran layanan mereka ke pasar Cina mendapat tanggapan pada press conference tersebut, dan jawabannya adalah “Belum ada informasi lanjutan.”


“Saya mau-mau saja mengulang jawaban tersebut jika kamu mau,” tukas Reed dengan gaya khasnya ketika media melontarkan pertanyaan tersebut. Namun, ia menambahkan bahwa kesabaran pada akhirnya akan berbuah manis.


“Apple dengan iPhone (di Cina) adalah contoh yang tepat. Butuh waktu enam tahun untuk bersabar, hingga mereka diperbolehkan masuk. Dan kini Cina menjadi pasar terbesar mereka di dunia. Semoga saja kami tak perlu bersabar selama itu!” pungkasnya.


(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris oleh Michael Tegos. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi. Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)


The post Netflix: Akan Ada Lebih Banyak Film dan Serial yang Dirilis secara Global appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar