Blogger templates

Selasa, 01 Desember 2015

Veritrans: Konsumen E-commerce Indonesia Masih Suka Transaksi via Minimarket







Veritrans: Konsumen E-commerce Indonesia Masih Suka Transaksi via Minimarket





Carte di credito e tastiera



Pada tahun 2016, diperkirakan 39,7 persen penjualan e-commerce dunia akan berasal dari Asia Pasifik dengan nilai $856 miliar (sekitar Rp11,7 dwiyar). Sebanyak $4,49 miliar (sekitar Rp61,4 triliun) dari angka tersebut akan “disumbangkan” oleh konsumen e-commerce di Indonesia.


Hal ini diungkapkan oleh Diera Yosefina Hartono, Head of Community Management Veritrans, startup penyedia layanan  payment gateway, dalam acara Campus Visit yang diadakan Tech in Asia di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat (27/11). Mengangkat tema The Rise of E-commerce in Indonesia,” Diera juga memaparkan beberapa data berikut ini.


Minimarket masih jadi favorit


Berdasarkan Statistik Pengguna Internet dan Media Sosial Terbaru di Indonesia, Indonesia memiliki sekitar 255,5 juta penduduk. Sebanyak 88,1 juta di antaranya adalah pengguna aktif internet, dan ada 79 juta pengguna aktif jejaring sosial.


Kebanyakan penduduk Indonesia memiliki lebih dari satu gadget. Setidaknya mereka punya smartphone, tablet, dan laptop. Diera memaparkan, ada informasi yang cukup menarik dari acara SES Jakarta 2014. Meski sekitar 85 persen populasi Indonesia memiliki smartphone, namun hanya 40 persen masyarakat yang memiliki akun bank.


“Hal ini menunjukkan mengapa transaksi pembayaran e-commerce melalui minimarket masih diterima di Indonesia, sekaligus potensi pembayaran lewat jalur ini juga masih begitu besar,” ujar Diera.


Veritans sendiri menyadari hal ini. Selain menyediakan payment gateway melalui berbagai macam jalur pembayaran, seperti kartu kredit, debit, dan mobile banking, mereka juga mendukung pembayaran lewat minimarket. Seperti diketahui, payment gateway, salah satu pilar dalam dalam e-commerce, merupakan layanan yang memudahkan bisnis online untuk mempunyai banyak metode pembayaran.


Pro dan kontra belanja online


Online Shopper by genderRupanya, perbandingan antara jumlah perempuan dengan lelaki yang berbelanja secara online hampir sama. Berdasarkan data majalah MIX, hingga bulan Maret 2015, dari total konsumen e-commerce, 53 persen di antaranya adalah perempuan dan 47 persen adalah laki-laki.


Online Shopper by gender 2Namun, menurut majalah Marketeers, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tertarik melakukan belanja secara online. Baru 19,6 persen perempuan dan 12,2 persen lelaki dalam data Marketeers yang “berani” berbelanja di e-commerce.


“Masih banyak netizen yang merasa belanja online tidak aman, dibebani biaya pengantaran, bingung, bahkan ada yang tidak pernah terpikirkan untuk belanja secara online,” ujar Diera.


Namun, mereka yang sudah pernah merasakan belanja online mengungkapkan kenyamanan yang dirasakan dibanginkan beli barang secara konvensional, seperti tidak perlu repot pergi ke toko, lebih cepat, dan harganya lebih murah.


Walaupun, ada juga yang mengeluhkan beberapa hal, seperti perbedaan antara gambar produk di web dengan barang yang diterima, waktu pengantaran yang lama, hingga penipuan.



Data-data di atas menunjukkan bahwa potensi e-commerce di Indonesia masih sangat potensial. Tidak hanya karena jumlah penduduk yang besar, tetapi juga masih banyak masyarakat yang belum kepincut untuk belanja secara online.


Baca Juga: Ubah Mindset untuk Ciptakan Peluang yang Lebih Baik



Bagi kamu mahasiswa yang tertarik dengan Campus Visit dan ingin menjadi bagian dari komunitas ini, kami mempersilakan kamu untuk bergabung ke dalam grup Facebook Tech in Asia – Campus Visit. Dalam grup ini, kamu akan bertemu dengan mahasiswa lainnya yang berjiwa entrepreneur dan dapat saling berbagi informasi yang menarik dan berguna.


(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah dan Pradipta Nugrahanto)
















Replies







sumber:

0 komentar:

Posting Komentar