Tech in Asia sudah cukup sering menyajikanmu dengan berita serius mengenai video game. Tapi, pada libur panjang hari ini, saya berniat untuk menyajikan kamu dengan konten yang lebih ringan sambil menikmati minuman hangat di sore hari.
Kali ini, saya akan membawa kamu semua ke nostalgia pengalaman bermain game di tahun 90-an. Dekade tersebut bisa dibilang merupakan dekade yang luar biasa (walaupun kadang terlalu overrated). Di tahun 90-an, kita disajikan dengan transisi teknologi video game dari 2D menjadi 3D, mulai dikenalkan dengan yang namanya internet, serta melihat video game mulai dipandang sebagai sesuatu yang serius dan bukan sebuah fenomena musiman aja.
Di balik dekade yang fantastis dan cukup mistis di ingatan orang seumuran saya, tahun 90-an (dan beberapa tahun sesudah dan sebelumnya) menyimpan pengalaman-pengalaman unik, aneh, konyol, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan video game. Di bawah ini, saya telah pilihkan sepuluh hal yang paling penuh kenangan dari tahun 90-an, langsung saja kita cek daftarnya
Game tidak jalan? Tiup saja
Sebelum CD merajalela, console menggunakan cartridge sebagai media untuk menjalankan game. Benda berbentuk kotak ini bisa dibilang lebih awet daripada CD, dan lebih penuh kejutan. Jika CD PlayStation tidak jalan biasanya kita akan mulai menggosok-gosoknya dengan kaus (yang kemungkinan besar sangat kotor), maka cartridge hanya perlu ditiup dan tiba-tiba game akan sukses berjalan.
Meskipun beberapa tahun lalu muncul kabar bahwa meniup cartridge sesungguhnya malah merusak karena tembaga di cartridge yang akan rusak oleh kelembaban tiupan kita, pada kenyataannya trik ini hampir selalu sukses kan?
Memasukkan cartridge Mega Drive ke SNES
Penyebaran informasi di zaman dahulu tidak semudah sekarang, jadi tidak mengherankan jika kita punya teman (atau mungkin diri kita sendiri) yang tidak tahu bahwa game SNES ya hanya bisa dimainkan di SNES, dan game Mega Drive hanya bisa dimainkan di Mega Drive.
Saya pribadi pernah kedatangan teman yang menumpang bermain SNES di rumah sambil membawa beberapa kaset pinjaman untuk dicoba. Di antara beberapa kaset SNES tersebut, dia juga membawa kaset Mega Drive yang juga dicoba dimasukkan ke SNES saya. Jangankan jalan, ukurannya saja sudah berbeda Bung.
Ada game berbahasa Jepang dan kamu tidak tahu judulnya? Karang saja
Tidak seperti diri saya yang manja dan hanya mau memainkan game berbahasa Inggris sekarang ini, saya waktu kecil melahap segala jenis game meskipun tidak paham bahasanya. Lalu bagaimana saya harus mendeskripsikan game yang bersangkutan ketika mau memainkan dengan teman atau saudara? Karang saja judulnya sesuai dengan konten game.
Contohnya seperti game Congo’s Caper yang saya mainkan dengan kakak saya dulu. Saya memiliki versi Jepangnya yang berjudul Tatakae Genshijin 2: Rookie no Bōken. Karena tidak bisa membaca kanji, katakana, dan hiragana, kami pun hanya menyebut game ini “Jadi Monyet 2” berkat fitur dalam game yang bisa membuat karakter manusia purbamu berubah menjadi monyet. Simpel tapi seluruh inti dan pesan game tersampaikan.
Jangan main lama-lama, nanti adaptor akan terbakar
Saya pribadi belum pernah menjadi saksi dari adaptor yang terbakar, tapi sering sekali orang tua saya mengingatkan untuk jangan main lama-lama kalau tidak ingin mesin rusak dan adaptor terbakar. Bagaimana cara mereka menakuti saya? Cukup pegang adaptor yang suhunya panas, saya pun langsung ketakutan dan berhenti main.
Buku password
Sebelum internet dan majalah game menjadi sesuatu yang mainstream, pemain harus menyimpan sendiri cheat, password, dan berbagai rahasia yang ada di dalam game. Bagaimana cara menyimpannya? Ambil satu buku tulis tidak terpakai (atau sisa dari tahun ajaran lalu), dan catatlah semua cheat dan password kamu di sana.
Biasanya game akan menyampaikan sendiri password atau cheat yang perlu dicatat. Kalau tidak, pinjam saja tabloid Fantasi milik teman dan catat rahasia yang ada di edisi itu.
Mau main game di PC? Klik Start>Programs>Accesories>Games
Sekarang ini gamer PC yang mau bermain menggunakan komputer mereka cukup menyalakan Steam, GOG, atau Origin saja. Tapi dulu, begitu komputer menyala, yang langsung dicari jelas bagian Accesories di Start Menu, karena di situlah letak berbagai game bawaan Windows dan game ekstra lainnya berada.
Selain di situ, beberapa game yang perlu kamu install sendiri juga akan ditemukan di Start>Programs di dalam sebuah menu yang diberi nama sesuai nama penerbitnya. Hal yang sangat simpel, tapi sudah lama sekali tidak saya praktikkan.
Oh ya, peletakan game di situ juga membuat saya lebih aktif menjelajahi Start Menu dan opsi-opsi lainnya dengan harapan menemukan game tersembunyi. Tapi yang ada malah saya belajar soal Disk Cleanup dan lainnya.
Main Prince of Persia versi DOS? Jangan heran dengan buku panduan hasil foto kopi
Game klasik selalu memiliki buku manual di dalamnya. Lebih hebatnya lagi, game klasik bajakan pun juga memiliki buku manual, bedanya tentu saja buku versi bajakan ini hanya sekadar foto kopi saja. Saya tidak yakin ada berapa jenis game yang manualnya hasil foto kopi, tapi ada beberapa teman yang menyebutkan kalau mereka memiliki disket dan foto kopi manual Prince of Persia versi DOS, persis seperti yang ayah saya bawakan dari kantornya.
Rental PlayStation akan selalu dipenuhi orang bermain CTR, Smack Down, dan Winning Eleven
Tiga game di atas mungkin merupakan game paling populer di berbagai rental PlayStation di akhir tahun 90-an dan awal 2000-an. Tidak mengherankan memang mengingat ketiga game tersebut memiliki gameplay yang berkualitas dan waktu bermain yang cukup singkat. Meskipun begitu, tetap akan ada…
Di satu rental, biasanya tetap akan ada satu gamer hardcore yang bermain game berbeda dan memiliki Memory Card sendiri
Oke, tadinya saya pikir ini hanya terjadi di rental dekat rumah saya, tapi ketika saya mengobrol dengan beberapa teman sekolah dan kuliah, ternyata orang seperti ini ada juga di rental dekat rumah mereka. Saya cukup ingat di antara berbagai game singkat yang dimainkan di rental, ada satu anak SMA (ketika saya masih SD) yang hobi memainkan JRPG seperti Wild Arms 2, Final Fantasy IX, atau Suikoden II dengan rutin hampir setiap hari, menggunakan Memory Card miliknya sendiri.
Pemandangan tersebut cukup menarik perhatian saya, terlebih orang ini memainkan game yang sangat saya sukai. Uniknya, tanpa saya sadari saya pun pernah menjadi seperti dia sebelum saya membeli PlayStation atau ketika PlayStation milik saya rusak. Pesona JRPG klasik sepertinya memang begitu kuat sampai-sampai absennya console pun tidak menjadi halangan.
Ada beberapa temanmu yang membuat hoax soal game
Membuat hoax yang sensasional adalah cara termudah untuk mendapatkan perhatian teman. Fakta bahwa internet belum populer membuat validasi cerita hoax tersebut menjadi jauh lebih susah. Berbagai hoax pun menyebar, mulai dari cara mendapatkan Pokémon rahasia, bagaimana bisa pergi ke kota di Harvest Moon, sampai ke menghidupkan Aerith tanpa GameShark.
Beberapa hoax tersebut cukup menyeramkan sampai bisa menjadi urban legend yang telah kami kompilasikan untuk menyambut Halloween tahun 2015 lalu. Bahkan ada juga sebuah game indie singkat yang terinspirasi dari kultur hoax ini. Sekarang? Tidak perlu ada hoax, langsung saja buat hoax jadi kenyataan dengan mod.
Itulah sepuluh hal yang menemani pengalaman bermain game saya dan beberapa orang yang saya kenal bertahun-tahun lalu. Apakah hal-hal di atas terjadi juga padamu? Atau mungkin kamu punya cerita tersendiri? Coba ceritakan pengalamanmu melalui kolom komentar di bawah.
Sumber Gambar: Flickr
The post 10 Hal yang Sering Terjadi kepada Gamer Klasik appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar