Media sosial boleh jadi cukup sering dipakai untuk mencurahkan perasaan penggunanya dalam bentuk tulisan. Namun wadah khusus untuk menyalurkan hobi menulis dalam balutan media sosial rasanya masih jarang. Inilah yang mendasari pembuatan Sinekdok.
Shofa Mh, Founder Sinekdok mengatakan bahwa Sinekdok dapat menjadi wadah baru yang juga menjembatani penulis muda kreatif Indonesia dengan penerbit. “Media sosial yang tidak sekadar media interaksi, tetapi juga tempat berbagi kreasi,” ujarnya.
Fitur media sosial layaknya Facebook dan Tumblr

Ketika mengakses laman Sinekdok, pengunjung langsung diberi opsi Login atau Register. Bila tidak ingin mendaftar jadi pengguna, pengunjung dapat memilih opsi Get Started dan melihat tampilan laman media sosial ini. Laman yang ditampilkan layaknya Home di Facebook dengan profil dan feed dari para penggunanya.
Perbedaan mendasar yang ditawarkan Sinekdok adalah fitur berbagi karya mulai dari Literature, Book Review, Quote Image, dan Musically. Dengan desain tampilan yang mirip Tumblr, pengguna dapat mengakses berbagai kategori karya, yakni Novel, Cerpen, Puisi, Quote, dan Pantun yang berada di sisi kanan laman profil.
Tab Literature dapat digunakan pengguna untuk menuliskan cerpen, syair, atau puisi. Lalu tab Book Review memungkinkan pengguna untuk menuliskan opini dan review terhadap buku tertentu. Kemudian tab Quote Image untuk berbagi kutipan yang ditemui dalam bentuk gambar. Terakhir, Musically berguna untuk berbagi musik yang tengah kamu dengarkan.
Kemudian, pengguna juga dapat mengakses Book Review dari pengguna lainnya. Namun semua fitur yang disebutkan hanya dapat diakses bagi pengunjung yang telah mendaftarkan e-mail dan profil yang diinginkan.
Targetkan 100.000 pengguna di 2016
Saat ini Sinekdok mengklaim sudah memiliki sekitar 200 pengguna terdaftar. Menurut Shofa, sejak diluncurkan di awal 2016, sekitar 100 pengguna aktif berbagi tulisan di Sinekdok. Sepanjang 2016 ini, Shofa dan tim menargetkan pengguna mencapai 100.000 orang.
Untuk menarik lebih banyak pengunjung dan pengguna, Sinekdok menggandeng salah satu penerbit besar di Indonesia, yakni Elex Media Komputindo. Kerja sama yang mereka lakukan berupa kesempatan menerbitkan karya bagi pengguna yang aktif menyalurkan hobi menulisnya di Sinekdok dan mendapat banyak Like dari pengguna lainnya.
Rencana mendatang lainnya dari Sinekdok adalah menjual hasil karya yang berhasil diterbitkan melalui laman Store. “Bagi karya yang telah diterbitkan, royalti sepenuhnya telah menjadi hak penulis dan penerbit yang telah bekerja sama dengan Sinekdok,” ucapnya.
Shofa menambahkan bahwa relatif banyak penulis muda yang berbakat dan memiliki potensi dalam bidang ini. Namun, sulitnya menembus pasar penerbitan menjadi salah satu penghalang utama. Shofa berharap Sinekdok dapat melahirkan penulis muda berbakat dan bersaing dengan penulis dari mancanegara.
Di Indonesia sendiri, sudah terdapat startup dengan layanan self-publishing karya yang dimiliki, yakni NulisBuku. Namun berbeda dengan Sinekdok yang memiliki format media sosial, NulisBuku hanya menyediakan platform untuk langsung mengedit dan mempublikasikan karya yang dimiliki.
Sedangkan media sosial karya Indonesia lainnya banyak yang tenggelam karena tidak mampu bersaing dengan media sosial buatan asing. Beberapa nama seperti Catfiz, Sebangsa, dan Qlue dapat bertahan dengan keunikan fitur yang dimiliki.
Baca juga: GetFolks, Aplikasi Media Sosial untuk Saling Berkirim Kartu Pos
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar: Sastra Langit)
The post Hobi Menulis? Salurkan Karya Lewat Sinekdok appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar