Blogger templates

Rabu, 09 Maret 2016

Review Mind Zero – Pikiranmu Adalah Senjatamu


Review ini pertama dipublikasikan pada 19 Juni 2014 dan kami majukan kembali untuk menyambut perilisan Mind Zero di PC.



Masih ingat dengan Tenchu, Way of the Samurai, Sumioni, atau Rain? Nah developer yang sama yaitu Acquire bersama ZeroDiv baru saja mengeluarkan game dungeon crawler berjudul Mind Zero yang eksklusif untuk PS Vita (update: kini Mind Zero telah dirilis untuk PC).


Banyak orang membandingkan game ini dengan Persona 4 karena beberapa kemiripan karakter. Saya sendiri mencoba Mind Zero karena penasaran dengan gameplay yang diusung, jadi mari kita cari tahu bersama.


Cerita


Saya harus bilang kalau Mind Zero tidak memberikan kesan yang cukup mendalam dalam satu jam pertama. Saya mengharapkan akan segera bisa mengeksplorasi dungeon, tetapi game ini tidak memberi banyak kebebasan. Satu jam pertama akan kamu habiskan untuk pengenalan cerita, pengenalan karakter, tutorial pertarungan, dan setumpuk informasi tentang terminologi di dalam game yang cukup dalam.


Mind Zero | Screenshot 1


Mind Zero dimulai dengan sebuah tentang pintu rahasia sekolah yang berisi seorang pria dengan kapak yang berlumuran darah jika pintu tersebut dibuka. Protagonis game ini bernama Kei Takanashi dan dia adalah salah satu pelajar di sekolah tersebut yang berada di tempat dan waktu yang salah. Kei bertemu dengan sosok misterius dibalik pintu rahasia. Tapi bukannya seorang pria berlumuran darah yang keluar namun seorang wanita yang bernama Undertaker.


Kei berharap bisa keluar dari ruangan ini dan Undertaker memberikan dia satu pilihan yaitu memilih salah satu senjata yang ada di ruangan, tetapi jika senjata itu salah dia akan menerima konsekuensi yang fatal. Kei mendengar suara bisikan dari salah satu senjata yang berbentuk sabit, Kei mengambil senjata itu dan akhirnya dia bisa melihat rahasia yang tersembunyi di dalam senjata itu. Dari kejadian ini, perjalanan Kei untuk menemukan jawaban di balik pintu misterius pun akhirnya dimulai.


Gameplay


Gameplay dari Mind Zero sangat kental dengan unsur visual novel sehingga kamu harus membaca seluruh teks untuk mengerti semua terminologi dan unsur cerita yang mereka kembangkan. Untungnya tutorial yang diberikan cukup jelas dan tidak bertele-tele, kamu akan mengerti bagaimana cara yang paling efektif untuk menjelajahi dungeon dan mengatur skill untuk melawan entitas di dalam dungeon. Setelah satu jam, game ini mulai menunjukkan sisi unik dan serunya. Saya akhirnya mulai bisa menjelajah sendiri tanpa terikat dengan cerita utama.


Mind Zero | Screenshot 2


Dunia Mind Zero dibentuk dari background yang flat 2D dengan latar tempat di Jepang. Kamu bisa mengeksplorasi dungeon yang diselesaikan selama tutorial, menerima misi dari detektif di kota untuk memecahkan misteri tentang MIND, dan juga bisa memperkuat equipment karakter dengan membeli peralatan dari toko aksesoris. Selain itu kamu bisa menyelesaikan side quest untuk membantumu mengenal karakter yang lain dengan lebih dekat.


Sistem battle di Mind Zero menggunakan turn-base yang membuatmu berpikir dua kali ketika mengambil sebuah keputusan. Karakter dapat membuat kontrak dengan entitas penghuni dunia lain dari senjata mereka. Entitas itu adalah MIND, makhluk agresif yang memerlukan manusia sebagai inang untuk tubuhnya.


Orang yang berpikir negatif (dendam, iri hati, dan lain-lain) cenderung akan menarik perhatian MIND, dan biasanya MIND akan mencoba untuk mengambil alih tubuh orang tersebut. Untuk memanggil MIND, karaktermu memerlukan MP (Mind Point). Nyawa karakter ditentukan dengan LP (Life Point) dan untuk mengeluarkan skill dari MIND diperlukan TP (Technical Point) yang didapat dari menyerang MIND yang agresif di dungeon.


Mind Zero | Screenshot 4


Fun factor dari battle ini adalah strategi untuk mengumpulkan TP dan memanfaatkan BURST (skill yang bisa diaktifkan di mana protagonis yang kamu kendalikan mendapatkan prioritas untuk menyerang). Membunuh MIND dengan BURST akan menghasilkan uang yang lebih banyak serta poin exp yang lebih besar.


Fitur touchscreen yang disediakan sangat interaktif ketika kamu harus berinteraksi dengan objek yang ada di dungeon. Fitur ini sangat vital ketika bereksplorasi, karena untuk mengaktifkan tombol atau menghancurkan perangkap di dungeon diperlukan interaksi dari jari kita dengan layar PS Vita.


Karakter


Saya harus tekankan bahwa personalitas karakter di game ini akan mengarah ke dua pilihan. Antara kamu akan “sangat suka” atau “sangat benci”, karena selama satu jam pertama kamu akan dikenalkan dengan bermacam-macam karakter dan beberapa dari karakter tersebut mempunyai personalitas yang klise.


Sebagai contoh, protagonis wanita yang bernama Kotone Shiragiku mempunyai sifat dan karakteristik yang pemalu. Di dalam dungeon pun dia sangat lemah dalam serangan fisik tetapi dia sangat ahli dalam akurasi serangan dan support. Apakah ini kebetulan? Jawabannya tidak, karakter ini adalah karakter support yang sangat klise di dunia RPG dan ketika pertama kali kalian bertemu dengan karakter ini. Pasti tanpa kalian sadari pun kalian sudah tau peran yang akan karakter ini mainkan di game.


Mind Zero | Screenshot 5


Visual


Grafis tiga dimensi dalam dungeon di Mind Zero sangat solid dan memberikan teka-teki serta puzzle yang cukup menguras otak. Event dan sinematik yang diberikan di dungeon ini sepadan dengan waktu yang kita investasikan.


Desain menu, skill, item, dan lain-lain juga menggunakan fitur touch screen sehingga bisa menghemat waktu tanpa harus memutar-mutar tombol untuk mengganti skill atau menggunakan item. Selain itu, ilustrasi dua dimensi ketika bereksplorasi di kota game ini pun tidak kalah menariknya.


Kesimpulan


Saya adalah salah satu gamer yang gila dengan JRPG apalagi dengan tipe dungeon crawler seperti ini. Tetapi Mind Zero tidak bisa membuat impact dan kesan yang lebih dengan gameplay yang ada pada satu jam pertama. Yang membuat saya terus memainkan game ini adalah karena suara dari protagonis Kei Takanashi diisi oleh Tomokazu Sugita yang mungkin dikenal juga sebagai suara Chrom di Fire Emblem: Awakening.


Mind Zero | Screenshot 3


Selain itu, unsur visual novel di Mind Zero terasa terlalu kental. Saya suka dengan alur dan atmosfer yang mereka terapkan di awal. Di poin tertentu cerita game juga menjadi sangat menarik, tetapi saya tetap berpikir bahwa terlalu banyak cutscene dan bagian investigasi tidak penting yang jelas membuang waktu permainan.


Akibatnya, beberapa jam kemudian saya mulai memasuki tahap jenuh pada Mind Zero. Poin positif yang bisa diambil dari dalam investigasi di Mind Zero adalah ilustrasi dan artwork yang sangat solid. Splash art dari Mind Zero adalah salah satu karya ilustrasi yang sangat detail untuk game PS Vita, ditambah dengan background dua dimensi yang sangat menarik ketika cutscene dan adegan sinematik.


Mind Zero adalah salah satu game yang memikat para pemain dengan promo dan animasi pembuka yang sangat-sangat fantastis. Tetapi ketika dimainkan langsung, ekspektasi yang diberikan dari animasi pembuka dan trailer yang tersebar di media sosial tidak sepadan dengan gameplay pada satu jam pertama dan mungkin akan membuat kecewa para gamer.


Game ini akan menjamin eksplorasi dan desain dungeon yang solid setelah gamer menyelesaikan chapter pertama atau satu jam pertama. Jadi mungkin bagi kalian yang mau membeli game ini, maka bersiap untuk bersabar-sabar dulu lalu bersenang-senang kemudian.


PlayStation Store (US): Mind Zero, $24.99 (sekitar Rp330.500)


PlayStation Store (Asia): Mind Zero, Rp479.000




The post Review Mind Zero – Pikiranmu Adalah Senjatamu appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar