Tidak semua pihak bisa menikmati kemudahan dan kenyamanan belanja barang yang ditawarkan toko online. Terutama mereka yang tidak memiliki rekening bank dan kartu kredit. Startup asal Finlandia, Tapp Commerce, melihat kesenjangan yang terjadi di negara-negara berkembang ini sebagai peluang. Sejak Juli 2015, lewat Tapp Indonesia, yang merupakan perwakilannya di tanah air, mereka menawarkan solusi dalam bentuk platform mobile commerce berbasis lokasi bernama Tapp Market.
Pada dasarnya, Tapp Market adalah sebuah aplikasi yang membantu Agent, atau pemilik toko konvensional, bisa dengan mudah ditemukan oleh pelanggannya. Keunikan dari platform ini terletak pada metode pembayarannya. Tidak seperti layanan e-commerce pada umumnya, satu-satunya opsi pembayaran yang ditawarkan kepada pelanggan adalah dengan uang tunai.
“Tapp Market didesain karena kami melihat di dunia ini, apalagi di Indonesia, transaksi cash masih menjadi yang utama. Aplikasi ini menjembatani transaksi e-commerce yang dilakukan oleh unbanked people (orang-orang yang tidak memiliki rekening bank),” ujar Deddy Satrya Prihadi, Country Manager Tapp Indonesia, kepada Tech in Asia.
Menurut Deddy, fitur utama Tapp Market difokuskan untuk mempertemukan pelanggan dengan Agent lewat peta digital. Dari aplikasinya, pelanggan cukup memilih barang yang ingin mereka beli. Peta akan menampilkan Agent-Agent yang berada di sekitar lokasi kita.
Untuk memilih Agent, selain dengan tap salah satu pin yang lokasinya terdekat, pelanggan juga dapat mencari Agent di daerah tertentu dengan memasukkan nama wilayahnya di kolom pencarian.
Memilih salah satu Agent akan menampilkan nama dan alamatnya. Pelanggan dapat menghubungi si Agent via telepon, atau langsung berangkat menuju lokasi Agent dengan tap ikon penunjuk arah. Selanjutnya pelanggan akan dibawa ke aplikasi Google Maps yang akan membimbing kita menuju lokasi Agent.
Sementara dari sisi Agent, mereka cukup top up saldo terlebih dulu untuk bisa menjual barang-barang yang tersedia di Tapp Market. Saat ini, isi saldo baru bisa dilakukan secara manual lewat metode transfer ke empat bank, yaitu BCA, Mandiri, BRI, dan BNI.
Dalam waktu dekat, pihak Tapp Indonesia akan menyediakan metode otomatis lewat virtual account, serta cara yang lebih nyaman lewat Indomaret, Alfamart, dan Kantorpos Indonesia.
“Setelah transfer, paling lama 30 menit dana sudah masuk ke deposit Agent,” kata Deddy.
Baca juga: 10 Tren E-commerce di Asia Tenggara Tahun 2015
Menawarkan beragam produk unik dan khas daerah
Saat ini Tapp Market belum menyediakan produk fisik. Produk-produk yang ditawarkan masih sebatas pulsa telepon seluler, token listrik, dan vocer game. Ada juga paket berlangganan layanan streaming musik Guvera. Menurut Wirawan Wijatmiko, GM Sales and Business Development Tapp Indonesia, pihaknya akan segera menyediakan produk-produk fisik pada akhir April 2016.
“Basically akan ada ribuan item. Kategorinya mulai dari elektronik, makanan lokal, hingga kerajinan daerah,” jelas Wirawan.
Barang-barang tersebut disediakan oleh merchant, bukan Agent. Karena fungsi Agent hanya sebagai tempat transaksi atau pembelian barang. Namun, menurut Wirawan, Tapp Indonesia juga membuka kesempatan jika ada Agent yang ingin menjadi merchant. Misalnya, jika si Agent ternyata seorang perajin di Yogya, ia bisa menjual barang kerajinannya di Tapp Market.
Sebelum bisa menjadi merchant di Tapp Market, pihak Tapp Indonesia akan melakukan proses screening terlebih dahulu. Meski tidak menyebutkan prosesnya secara rinci, ia mengklaim prosesnya tidak akan serumit e-commerce lain.
Deddy menambahkan, selain keunikan dari metode pembayaran, Tapp Market juga akan menjadi sentra barang-barang dari kategori specialty yang tidak mendapatkan tempat khusus di e-commerce pada umumnya.
“Misalnya nomor cantik. Biasanya mereka jualan lewat Facebook, karena tidak ada kategori atau fasilitas khusus yang dibuat untuk mereka,” ujar Deddy. “First (specialty) product (di Tapp Market) adalah nomor cantik, bekerja sama dengan komunitas nomor cantik Indonesia,” sambungnya.
Akuisisi Agent lewat tim di tiap kota
Sejak awal didirikan, Tapp Indonesia fokus untuk akuisisi Agent. Mereka melakukannya dengan menyebar tim di 15 kota di Indonesia, yang jumlahnya akan terus dikembangkan. Selain bertugas melakukan edukasi mengenai Tap Market, tim juga rutin mengadakan gathering dengan sesama Agent di tiap-tiap kota tersebut.
Selain itu, agar semakin banyak masyarakat bergabung menjadi Agent, Tapp Indonesia juga melakukan banyak promosi di aplikasinya. Seperti insentif berdasarkan pencapaian Agent, per transaksi, maupun target tertentu.
Para Agent, yang saat ini jumlahnya dominan di pulau Jawa dan Sumatera, juga berkesempatan mendapat pemasukan pasif lewat sistem Down Line. Meski sekilas mirip, namun Deddy enggan menyebut sistem tersebut sebagai MLM (multi-level marketing).
“Jika Agent mengundang seseorang untuk menjadi downline, ketika downline tersebut bertransaksi maka si ‘Master Agent’ akan mendapatkan fee. Ini bukan MLM, karena kedalamannya hanya tiga level,” jelas Deddy.
Bicara soal margin, Agent diberi kebebasan menentukan harga jual barang ke pelanggan. Tapp Indonesia hanya mengambil fee dari transaksi dengan Agent, dengan besaran yang beragam. Untuk produk seperti pulsa, Tapp Indonesia mengambil fee antara Rp50 hingga Rp100 per transaksi. Sementara untuk produk fisik yang akan segera meluncur nanti, fee akan dihitung berdasarkan persentase tertentu. “Untuk besaran persentasenya, masih kami diskusikan,” jelas Deddy.
Baca juga: Mengapa Ranah Mobile Commerce di Indonesia Mengalami Pergeseran?
Didirikan oleh eks staf Nokia
Tapp Commerce didirikan pada September 2013 di Turku, Finlandia, oleh Warren Sample selaku Co-Founder dan CEO serta Tomi Heinonen selaku VP dan Engineer. Keduanya merupakan mantan staf senior di Nokia. Meski berasal dari negeri seribu danau itu, layanan Tapp Commerce ditujukan untuk negara-negara berkembang.
Layanan ini pertama kali hadir di Indonesia, lalu menyusul di Filipina. Deddy mengatakan, negara selanjutnya yang akan didatangi oleh aplikasi Tapp Market adalah Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Nantinya, keberadaan Tapp Market di berbagai negara berkembang tersebut memungkinkan merchant untuk menjual produknya lintas negara.
Tidak banyak produk yang ada di dalamnya, hanya kerajinan lokal yang representatif saja.
Di Indonesia, layanan offline-to-online (O2O) yang bermain di segmen sama seperti Tapp Market adalah Kudo dan Kioson. Meski begitu, pihak Tapp Indonesia tidak menganggap dua startup tersebut sebagai kompetitor.
“Business model dan platform kami berbeda sekali dengan mereka. Mulai dari cara _consumer menemukan Agent, berkomunikasi, hingga akhirnya bertransaksi,” tutup Deddy.
Tertarik untuk mencoba layanan ini? Kamu dapat mengunduhnya lewat tautan berikut. Dari satu aplikasi, kamu dapat mendaftar menjadi pelanggan maupun Agent.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Tapp Market, Platform E-commerce O2O untuk Mereka yang Tidak Punya Rekening Bank appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar