Blogger templates

Rabu, 16 Maret 2016

[Wajib Main] Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale – Nostalgia Kenangan yang Tidak Pernah Ada

Nostalgia adalah salah satu senjata terbesar yang bisa digunakan untuk menjual produk. Itulah sebabnya berbagai fenomena online tentang hal-hal tahun 90-an bisa begitu populer. Hal ini juga berlaku untuk industri video game yang mulai diisi dengan nostalgia-nostalgia pemainnya akan console dari generasi yang telah lalu.


Hal inilah yang dilakukan oleh Level-5 dengan game eksklusif 3DS eShop mereka, Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale. Lebih hebatnya lagi, melalui Attack of the Friday Monster!, Level-5 mampu menyajikan sebuah perasaan nostalgia fiktif yang belum tentu pernah dirasakan pemainnya. Semuanya sukses dilakukan hanya melalui desain dunia dan karakter yang sangat baik.


Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale | Screenshot 1


Bagaimana kira-kira game penuh dengan nostalgia ini dimainkan? Temukan jawabannya di bawah.


Bermain Keluar Rumah


Apakah kamu ingat dengan masa-masa di mana kamu pergi keluar rumah, bermain di lapangan bersama teman, atau melakukan kebodohan-kebodohan lainnya di sore hari sebelum magrib datang dan kamu harus pulang ke rumah? Jika kamu pernah merasakan pengalaman tersebut, maka menjelaskan game ini akan menjadi jauh lebih mudah, karena mereplikasi pengalaman yang saya ceritakan tadi dalam bentuk video game adalah inti utama dari Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale.


Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale | Screenshot 2


Kamu akan berperan sebagai Sohta, seorang bocah yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Mereka baru saja pindah rumah dan membuka laundry pada sebuah desa kecil yang terletak di pinggiran Kota Tokyo. Hari itu adalah hari Jumat, dan Sohta tidak sabar ingin bermain dengan teman-teman barunya.


Sebelum pergi, ibunya menitipkan beberapa pesan untuk disampaikan ke penduduk kota lainnya sambil mengatakan “Sohta, jangan lupa hari ini adalah Jumat. Para monster muncul hari ini, jadi jangan sampai pulang telat ya!”


Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale | Screenshot 3


Kalimat ibu Sohta terdengar layaknya orang tua yang biasa menakuti anaknya. Tapi apa yang akan Sohta, kawan-kawannya, dan seluruh penduduk kota alami sore Jumat itu mungkin akan menjadi sebuah pengalaman yang betul-betul tidak terlupakan untuk semua orang.


Bermain Bersama Teman


Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale | Screenshot 4


Gameplay dari Attack of the Friday Monster! sendiri bisa dibilang cukup simpel. Di sini kamu hanya akan ditugaskan untuk menjalankan hal-hal simpel seperti mengantarkan pesanan cucian atau informasi soal cucian yang belum kering ke pelanggan, menyampaikan pesan dari seorang tukang roti yang ragu untuk menyampaikan sesuatu ke ayahnya sendiri, menakuti kakak kelas nakal, dan lain sebagainya.


Meskipun misi-misi yang ada terkesan begitu simpel, tapi karena game ini diambil dari sudut pandang anak kecil, tugas-tugas tersebut pun jadi terkesan layaknya misi penting demi kelangsungan hidup manusia. Sudut pandang ini semakin memberikan kesan nostalgia atas bagaimana kita semua melihat kehidupan ketika masih kecil. Masa-masa ketika disuruh pergi ke warung terasa begitu penting sedangkan rupiah yang melemah seakan-akan tidak memengaruhi kita.


Selain misi-misi di atas, Attack of the Friday Monster! juga memiliki permainan sampingan yang seru. Mini game ini hadir dalam wujud permainan kartu yang bisa dimainkan bersama anak-anak lainnya di area tempat kamu tinggal.


Untuk kartunya sendiri, kamu harus mengumpulkan pecahan-pecahan dari kartu tersebut. Begitu pecahannya yang disebut glint terkumpul sebanyak tujuh buah, barulah kamu bisa menggabungkannya membentuk sebuah kartu yang bisa digunakan untuk bermain.


Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale | Screenshot 5


Cara bermain kartu ini cukup mirip dengan permainan gunting-batu-kertas di mana masing-masing kartu monster mewakili tiga simbol yang ada. Jika kartu bersimbol sama berhadapan satu sama lain, maka level dan nilai serangan dari kartu monster tersebut akan menjadi penentu kartu mana yang menang.


Meskipun cukup seru, sayangnya Attack of the Friday Monster! terlalu bergantung pada permainan kartu tersebut. Cukup banyak elemen game yang memaksa kamu untuk memainkan kartu atau melengkapi koleksi kartu yang tersedia, dan hal tersebut bisa dibilang membosankan.


Tapi perlu diingat, bagian kartu tetap hanya merupakan elemen pendamping game. Karena menu utama dari Attack of the Friday Monster! tetaplah pengalaman menjelajahi kota kecil di Jepang waktu sore hari dari sudut pandang anak kecil.


Kesimpulan


Tidak banyak yang bisa dibahas dari Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale. Dari segi audio dan visual game ini bisa dibilang cukup bagus, namun belum masuk kategori fenomenal. Sedangkan dari segi gameplay, game ini bisa dibilang sangat standar.


Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale | Screenshot 6


Apa yang membuat Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale begitu spesial adalah cerita, lingkungan, karakter, dialog, dan atmosfer yang melingkupinya. Tidak mengherankan memang mengingat game ini dikembangkan oleh developer di balik seri Boku no Natsuyasumi yang memiliki atmosfer mirip, namun cerita yang masih kalah absurd dengan Attack of the Friday Monster!


Jika kamu memiliki 3DS, game ini jelas wajib untuk kamu coba mainkan. Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale adalah game yang sempurna untuk gamer yang memiliki kenangan akan bermain di lapangan pada sore hari, suka menonton aksi Ultraman di TV, ataupun suka dengan kehidupan sehari-hari di Jepang.


Tapi, kalau kamu bukan bagian dari semua kategori itu pun, Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale tetap dapat menciptakan sebuah nostalgia palsu yang akan membangkitkan kenanganmu pada pengalaman yang tidak pernah terjadi.


Nintendo 3DS eShop: Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale, $7,99 (sekitar Rp106.000)



The post [Wajib Main] Attack of the Friday Monster! A Tokyo Tale – Nostalgia Kenangan yang Tidak Pernah Ada appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar