Blogger templates

Rabu, 30 Desember 2015

Kumpulan Komunitas Teknologi di Indonesia yang Bisa Kamu Ikuti







Kumpulan Komunitas Teknologi di Indonesia yang Bisa Kamu Ikuti





Komunitas Teknologi di Indonesia | Featured



Biasanya, komunitas didirikan karena ada kesamaan minat antar para anggotanya. Karena tergabung dalam wadah yang sama, tiap anggota bisa berbagi atau mendapatkan informasi dari anggota yang lain. Walaupun ada juga yang memanfaatkan komunitas untuk sekadar bersosialisasi atau memperluas jaringan.


Di Indonesia, yang identik dengan budaya silaturahmi, komunitas tumbuh dengan subur. Terlebih sejak akses internet makin luas dan mudah, penyebaran komunitas tidak terbatas pada satu daerah tertentu saja, namun bisa mencakup seluruh Nusantara—bahkan dunia. Nah, bicara soal teknologi, berikut adalah sejumlah komunitas berbasis teknologi yang ada di tanah air.


Masing-masing mewadahi minat yang berbeda-beda, mulai dari sesuatu yang diminati orang banyak hingga yang sangat teknis. Apa saja? Yuk, kita simak daftar berikut ini.


1. AbletonIndo


abletonindo


Bisa ditebak dari namanya, AbletonIndo merupakan komunitas bagi para pengguna perangkat lunak digital audio workstation (DAW) Ableton Live. Namun, pada perkembangannya, komunitas ini juga mewadahi pengguna software DAW lainnya, termasuk keluaran Native Instruments.


Bisa dibilang, komunitas ini tergolong aktif baik secara online maupun offline. Kegiatan offline yang diadakan pun tak hanya kumpul-kumpul saja, tetapi juga workshop dan live performance. Selain itu, secara reguler komunitas ini merilis album kompilasi bertajuk All for Live! berisi karya-karya para anggotanya yang dibuat menggunakan Ableton Live.


2. Indovidgram


indovidgram


Indovidgram, yang berasal dari kata Indonesia, video, dan Instagram, merupakan komunitas video yang menggunakan media sosial Instagram. Terbentuknya komunitas yang berdiri pada 6 April 2014 berawal dari ide Benakribo, yang dikenal sebagai seorang blogger dan creativepreneur. Ia melihat perkembangan Instagram dan video yang diunggah ke Internet akan terus naik pada tahun 2014, ketika Instagram menambahkan fitur unggah video.


Anggota komunitas ini dipersilakan membuat video berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan, kemudian menambahkan tagar #indovidgram. Nantinya, para pendiri Indovidgram yang juga berperan seabagai kurator akan me-repost video buatan anggota komunitas. Proses kurasi dilakukan setiap hari bedasarkan kategori video pada hari tersebut. Hingga Desember 2015, Indovidgram telah mencapai 2,5 juta follower dengan lebih dari 700.000 konten bertagar #indovidgram.


3. IoT for Bandung


iot-for-bandung


Jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia, Bandung tergolong sebagai salah satu kota yang “padat” dengan insan-insan kreatif. Tak heran jika perkembangan internet of things, yang menuntut ide-ide kreatif demi menghasilkan produk inovatif dan fungsional, tumbuh dengan pesat di kota ini.


Adalah IoT for Bandung, komunitas yang mewadahi para anggotanya untuk bisa saling berbagi dan belajar tentang segala hal yang berbau IoT. Selain sebagai sarana networking antar anggotanya, yang memiliki latar belakang developer software dan hardware serta terdiri dari mahasiswa, profesional, dan tukang oprek (biasa disebut sebagai ngoprekers), komunitas ini juga sering menginformasikan kegiatan-kegiatan gathering, event, maupun kompetisi tentang IoT.


4. Drone Indonesia


drone-indonesia


Komunitas ini berawal dari perkumpulan penggemar drone buatan Parrot dan DJI. Karena perkembangan drone semakin ramai, akhirnya dibentuk komunitas yang menggabungkan semua merek drone, yaitu Komunitas Drone Indonesia.


Menerbangkan drone tidak boleh sembarangan dan harus mengikuti peraturan yang berlaku, karena menyangkut keselamatan, baik pilotnya sendiri maupun orang yang ada di sekitar lokasi penerbangan. Atas alasan tersebut, komunitas ini memberikan pelatihan dasar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat menerbangkan drone.


Selain itu, tersedia juga tim advokasi yang siap membantu jika ada anggotanya yang terlibat masalah hukum. Kegiatan lain yang sering diadakan antara lain gathering, latihan terbang, dan terkadang ada perlombaan aerial photography antar anggota.


5. GProID


gproid


Awalnya, komunitas ini bernama GoProID. Namun, oleh GoPro, mereka tidak diperbolehkan menggunakan nama GoPro sebagai nama komunitas. Akhirnya, komunitas yang didirikan pada 23 Februari ini pun berganti nama menjadi GProID.


Meski berpusat di Jakarta, GPro ID yang juga aktif di KASKUS dan Twitter memiliki cabang-cabang di kota lain. Jadi, para pengguna action camera GoPro yang bergabung dalam komunitas ini berbagi hasil karyanya dengan pengguna lain. Selain itu, mereka juga dapat sambil berkenalan dan belajar teknik-teknik penggunaan GoPro dengan pengguna lainnya, baik di kotanya sendiri maupun dengan anggota komunitas dari kota lain.


Baca juga: Seberapa Penting Nilai Komunitas bagi Sebuah Startup atau Bisnis Lainnya?

6. iKaskus


ikaskus


Mirip seperti beberapa komunitas lain yang berada di daftar ini, iKaskus merupakan komunitas pengguna iPhone yang berawal dari forum KASKUS. Namun, kebanyakan anggota yang bergabung dengan komunitas ini bukan pengguna iPhone biasa, melainkan mereka yang suka dengan aktivitas jailbreak dan tweaking iPhone-nya.


Oleh karena itu, komunitas ini sering berbagi tweak-teak terbaru, baik lewat thread resminya di KASKUS, Twitter, atau channel YouTube. Jenis video lain yang diunggah ke YouTube cukup beragam. Selain tweak, ada juga video tentang unboxing dan review iPhone dan perangkat Apple terbaru lainnya, misalnya iPad atau Apple Watch.


7. Code for Bandung



Isu ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan transportasi adalah tantangan yang umum dihadapi oleh sebuah kota, termasuk Bandung. Namun, semua tidak bisa dihadapi oleh pemerintah. Dibutuhkan kolaborasi dan ide inovatif dari masyarakat.


Terinspirasi dari Code for America, Bandung mengadakan inisiatif berupa gerakan komunitas Code for Bandung agar para warganya dapat menciptakan aplikasi-aplikasi maupun teknologi IoT—dengan memanfaatkan open data yang disediakan pemerintah kota—yang mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut.


8. FOWAB


fowab


Secara singkat, Forum Web Anak Bandung, atau FOWAB, adalah komunitas kreatif yang terhubung via internet. Jadi, jika kamu merasa kreatif dan menggunakan internet, kamu dapat bergabung dengan komunitas yang berbasis di Bandung ini.


FOWAB rutin mengadakan gathering dan workhshop dengan topik seputar IT. Meski begitu, komunitas ini tidak tertutup untuk orang dengan latar belakang IT saja. Siapa pun yang merasa berjiwa kreatif dan punya tujuan yang sama, yaitu ingin memajukan bangsa ini dengan kreativitasnya, dapat mengikuti kegiatan-kegiatan komunitas ini.


Saat ini, situs FOWAB sedang tidak aktif, tetapi kamu dapat mem-follow akun Twitter atau Facebook mereka untuk mengetahui aktivitas mereka.


9. Sobat Budaya


sobat-budaya


Ada jutaan data budaya di Bumi Nusantara. Sementara data yang terhimpun di situs Budaya Indonesia baru menyentuh angka 20 ribu. Sehingga diperlukan partisipasi publik yang lebih luas dalam proses inventarisasi data kebudayaan Indonesia.


Karena alasan tersebut, Yayasan Sobat Budaya didirikan pada tanggal 7 Juli 2014. Tujuannya adalah untuk membangun dan mengembangkan Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, serta mendorong upaya pelestarian, penelitian, promosi, pendidikan, partisipasi dan apresiasi masyarakat kepada pengembangan budaya Indonesia.


Salah satu program komunitas Sobat Budaya adalah Gerakan Sejuta Data Budaya yang mengajak publik dengan menggunakan internet untuk berpartisipasi menghimpun dokumentasi budaya yang ada di sekitarnya secara crowdsourcing. Selain bisa dilakukan lewat situs Budaya Indonesia, publik juga dapat menyumbang dokumentasi budaya lewat aplikasi mobile.


Untuk saat ini, aplikasi Info Budaya telah telah tersedia untuk platform iOS, Android, dan Blackberry.


10. Pebblenesia


pebblenesia


Meskipun jam tangan pintar (smartwatch) Pebble belum tersedia secara resmi di Indonesia, para penggunanya dapat bergabung dalam komunitas Pebblenesia. Komunitas yang berawal dari sebuah thread di KASKUS ini tidak hanya aktif di dunia maya, tetapi juga kerap mengadakan acara offline seperti gathering atau meet-up. Tujuannya, agar para anggotanya bisa saling mengenal secara langsung, selain juga bisa mengobrol dan berbagi informasi seputar Pebble.


Komunitas ini juga aktif di Instagram. Hingga akhir Desember 2015, akun tersebut sudah memiliki 3.400-an follower. Selain banyak memberikan update tentang Pebble, terkadang diadakan juga kuis berhadiah untuk meramaikan suasana. Akun Instagram Pebblenesia juga sering me-regram foto Pebble para anggotanya.


Baca juga: Meetup Komunitas Tech in Asia Pertama, Seru Banget!


Ada komunitas teknologi yang menurut kamu wajib ada di daftar ini? Informasikan ke kami lewat kolom komentar, ya!


(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
















Replies









sumber:

0 komentar:

Posting Komentar