Blogger templates

Selasa, 31 Mei 2016

Penjualan Smartphone Lenovo Merosot 85 Persen Hanya dalam Tiga Bulan

Vendor smartphone asal Cina, Lenovo, sedang mengalami fase yang sulit di negerinya sendiri. Padahal, beberapa tahun yang lalu, mereka berhasil menjual puluhan juta unit smartphone di Cina dan menjadi brand kedua yang berhasil merajai penjualan di negara itu, tepat di belakang Samsung. Pada 2013, CEO Lenovo Yang Tuanging sesumbar bahwa tak lama lagi Lenovo akan segera menjadi brand nomor satu di negeri tirai bambu tersebut.


Namun, hal tersebut tak pernah tercapai. Dan sejak saat itu, baik Samsung maupun Lenovo sama-sama mengalami penurunan penjualan di Cina.


Kabar buruk paling anyar untuk Lenovo datang dari laporan keuangan terbaru mereka, yang mencakup bulan Januari hingga Maret. Dalam laporan tersebut tercatat bahwa penjualan smartphone Lenovo merosot tajam hingga 85 persen hanya dalam rentang periode tersebut.


“Persaingan di ranah smartphone di Cina semakin sengit,” ucap pihak perusahaan, menyatakan fakta yang sudah kita ketahui. Saat ini, Lenovo mengakui bahwa mereka terlalu lamban menyesuaikan diri dengan keinginan konsumen di Cina yang cenderung memilih perangkat dengan harga lebih mahal, langkah yang telah diantisipasi oleh kebanyakan vendor smartphone lainnya.


Nama Lenovo pun lenyap dari daftar 5 besar produsen smartphone di Cina tahun 2015.


Lenovo menginduki tiga nama brand mobile, Lenovo, Motorola, dan ZUK. Nama kedua merupakan brand penunjang yang hanya tersedia secara online dan ditujukan untuk berhadapan langsung dengan Xiaomi.


Xiaomi sendiri merupakan vendor smartphone nomor satu Cina pada 2014 dengan margin penjualan yang “aman.” Mereka mempertahankan gelar tersebut setahun setelahnya.


Namun, seiring pergeseran pola konsumen di Cina, ponsel murah-meriah Xiaomi dan ponsel Lenovo—yang sepertinya tak menawarkan sesuatu yang spesial—semakin terpuruk.


Lembaga penelitian Canalys mengatakan bahwa tahun lalu rata-rata harga smartphone di Cina melonjak hingga US$319 (sekitar Rp4,3 juta), naik dari tahun sebelumnya yang berada di angka US$260 (sekitar Rp3,5 juta). Fakta ini menguntungkan Apple dan Huawei.


Meski begitu, tampaknya dewi fortuna masih menaungi Lenovo di India, dengan mereka menduduki peringkat keempat penjualan terbaik di negeri tersebut. Kendati demikian, mereka disinyalir akan mengalami keterpurukan di India, sama seperti yang mereka alami di Cina. Pasalnya Xiaomi dan smartphone lokal lainnya, Micromax, semakin diminati pembeli dari kalangan segmen bawah. Sedangkan segmen menengah ke atas dikuasai oleh Samsung dan Apple.


Atas kejadian ini, Lenovo bertekad untuk menyasar segmen yang lebih tinggi untuk pasar smartphone Cina. “Untuk wilayah lain (di luar Cina), Lenovo tetap akan tetap berfokus pada pasar berkembang,” ucap laporan tersebut. Ditambah lagi, dengan diakuisisinya Motorola, Lenovo mengaku akan semakin meningkatkan penjualan di pasar Amerika Serikat dengan portofolio produk yang kompetitif.


Badai keterpurukan tak hanya melanda Cina, namun juga brand satu rumpun mereka, Xiaomi.


Laporan keuangan terbaru Lenovo dapat kamu unduh selengkapnya di sini.


(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris oleh Steven Millward. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi. Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah; sumber gambar: Jens Schott Knudsen)


The post Penjualan Smartphone Lenovo Merosot 85 Persen Hanya dalam Tiga Bulan appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar