Blogger templates

Minggu, 29 Mei 2016

JavaScript – Satu Bahasa untuk Menaklukkan Berbagai Tantangan Programming

Jika dulu belajar programming atau “ngoding” itu terbilang sulit, sekarang hampir semua orang bisa mempelajarinya. Buku-buku yang membahas tentang programming saat ini sudah banyak bermunculan. Informasi di internet yang memudahkan kamu untuk belajar programming juga dapat diakses dengan mudah. Kamu bisa mengakses situs-situs seperti GitHub, Stack Overflow, Coursera, dan lain sebagainya yang sangat membantu dalam belajar programming.


Selain kemudahan akses untuk belajar programming, saat ini bermunculan juga bahasa-bahasa programming yang mudah dipahami bahkan oleh para pemula sekalipun. Salah satunya adalah JavaScript.


Nah, pada hari Kamis 26 Mei 2016 lalu, komunitas JakartaJS bekerja sama dengan Tech in Asia Developer Community dan detikcom menghadirkan JakartaJS Meetup: Collaboration Meetup with Tech in Asia & detikcom. Dalam acara yang bertempat di kantor detikcom ini, berbagai trik menarik tentang JavaScript dibahas oleh para pembicara yang kami hadirkan. Apa saja?


Attendees JakartaJS-TIA-Detik


GraphQL Story


Sesi sharing kali ini dibuka oleh Riza Fahmi, co-founder Hacktiv8 yang merupakan akademi untuk para developer. Di sini, Riza lebih banyak bercerita tentang GraphQL yang diciptakan Facebook pada tahun 2012.


Riza juga menekankan bahwa GraphQL itu bukanlah sebuah database, namun merupakan bahasa query. GraphQL berada satu tingkat di atas database dan merupakan penghubung database dengan client. Dengan menggunakan GraphQL, proses pengambilan data dari database untuk ditampilkan ke client akan menjadi lebih mudah.


Misalnya, kamu memiliki aplikasi media sosial dan ingin menampilkan daftar teman beserta nama dan alamat teman-teman kamu. Client application akan melakukan proses seperti ini: 


  1. Data daftar teman diambil dari database,

  2. Ditampilkan di client,

  3. Kembali mengambil data nama,

  4. Ditampilkan di client lagi,

  5. Mengambil lagi data lokasi dari database yang sama,

  6. Ditampilkan di client.

Dan begitu seterusnya. Prosesnya bolak-balik seperti sedang bermain pingpong. Kelemahannya, karena aksi tersebut dilakukan di client application, maka aplikasi mobile kamu rentan mengalami crash. 


Sementara, kalau kamu menggunakan GraphQL, aktivitas tersebut akan dilakukan di GraphQL. GraphQL akan mengambil data-data tersebut, lalu menampilkannya ke client dalam satu kali request. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa menyimak detailnya di slide yang dibagikan Riza berikut ini.



PipaJS dan IoT menggunakan NodeJS


Sesi kedua diisi oleh Faris, inventor PipaJS yang kini berkarier di CryoWerx sebagai Full-Stack Software Engineer. Dalam kesempatan tersebut, Faris mendemokan cara implementasi kode PipaJS secara langsung.


PipaJS adalah sebuah ekstensi router dan middleware untuk ExpressJS. Faris menciptakan PipaJS supaya router ExpressJS mudah digunakan, mudah dibaca, dan middleware dapat digunakan ulang. Kamu bisa mengakses PipaJS di GitHub milik Faris.


Faris - PipaJS


Setelah selesai mendemokan penggunaan PipaJS, Faris mendemokan cara pembuatan IoT menggunakan NodeJS. Jadi, Faris menjalankan beberapa baris kode yang dihubungkan dengan rangkaian lampu LED. Saat perintah diberikan, lampu akan menyala, mati, atau berkedip sesuai dengan perintah yang dimasukkan lewat komputer maupun saat dioperasikan menggunakan kartu EDC.


Mau tahu lebih lengkap penjelasan tentang PipaJS dan cara membuat aplikasi IoT menggunakan NodeJS? Simak di bawah ini, yuk!



JavaScript: One Language, Rule Them All


Topik yang terakhir ini dihadirkan oleh Iskandar Soesman selaku Software Architect detikcom. Iskandar menceritakan pengalamannya mencoba menciptakan aplikasi mobile menggunakan JavaScript. Padahal, sebelumnya Iskandar tidak memiliki latar belakang sebagai mobile app developer. Akan tetapi, karena memahami konsep pemrograman menggunakan JavaScript, mulailah ia mencoba membuat aplikasi mobile menggunakan bahasa pemrograman tersebut.


Bahkan, JavaScript juga menjadi bahasa pemrograman favorit para developer web


Dalam sesi terakhir ini, Iskandar menunjukkan tool dan cara yang ia gunakan untuk membuat aplikasi mobile menggunakan JavaScript. Menurut Iskandar, selain untuk membuat web dan aplikasi mobile, masih banyak juga hal lain yang bisa dilakukan dengan JavaScript seperti front end, pengoptimalan back end, juga API. Kamu bisa menyimak slide yang ditampilkan Iskandar di bawah ini.



Selain ketiga pembicara di atas, para peserta juga mendapatkan wejangan dari CEO detikcom Budiono Darsono. Beliau menceritakan perjuangannya saat awal mendirikan detikcom pada pertengahan tahun 90-an, di mana keempat founder detikcom tidak ada yang memiliki latar belakang IT, namun nekat mendirikan perusahaan teknologi.


Sepanjang logikanya bisa, pasti kita bisa. Yang penting, bilang “bisa” dulu saja!



Banyak pelajaran menarik yang bisa diambil dari pidato singkat beliau, dan yang pasti memotivasi para peserta untuk tidak mudah menyerah dan berani mencoba.


CEO Detik



Tech in Asia DevTalk merupakan sebuah program dari Tech in Asia Developer Community yang bertujuan sebagai ajang berkumpulnya developer dan siapapun yang tertarik pada hal-hal teknis untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan. Tech in Asia Developer Community terbuka untuk kemungkinan kolaborasi baik secara offline maupun online.


Jika komunitas kamu tertarik untuk berkolaborasi silahkan mendaftar di form ini. Daftarkan juga diri kamu ke sini agar mendapatkan informasi acara dan program terbaru dari tim Tech in Asia Developer Community.


(Diedit oleh Iqbal Kurniawan; Sumber gambar Dmitry Baranovskiy)


The post JavaScript – Satu Bahasa untuk Menaklukkan Berbagai Tantangan Programming appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar