Pada tanggal 23 – 24 April 2016 lalu, saya berkesempatan untuk menghadiri salah satu turnamen Dota 2 prestisius di Asia Tenggara, ESL One Manila. Acara ini diselenggarakan oleh ESL Gaming Network, sebuah platform esport kompetitif asal Jerman.
Setelah sempat diadakan di New York, Frankfurt, Cologne, dan Katowice, kini Manila menjadi kota pertama di Asia yang menjadi tuan rumah dari seri turnamen ESL One dengan format yang sama seperti turnamen di Amerika dan Eropa. ESL One Manila berlangsung di Mall of Asia Arena, sebuah gedung serba guna yang memang didesain untuk mempertontonkan acara seperti konser, pertandingan olahraga, atau pertunjukkan lainnya.
ESL benar-benar serius ingin menunjukkan bahwa ESL One merupakan turnamen esport premium. Panggungnya didesain begitu megah, lengkap dengan pencahayaan, efek panggung, dan layar LED besar yang menampilkan jalannya pertandingan dengan begitu jelas.
Hal menarik ternyata tidak terjadi di dalam panggung saja. Di luar panggung, atau tepatnya di koridor Mall of Asia Arena, terdapat beberapa cosplayer yang berlalu lalang, toko resmi ESL One yang menjual pernak-pernik esport, dan belasan kios makanan serta minuman untuk menjaga saya tetap hidup selama acara berlangsung.
Oh ya, meskipun bukan area resmi untuk meminta tanda tangan dan foto, namun di luar Mall of Asia Arena terdapat satu tempat yang menjadi tempat keluar masuk panitia dan juga para pemain yang bertanding. Tempat ini menjadi langganan saya menunggu “mangsa” di sela-sela pertandingan untuk meminta tanda tangan mereka.
Bagaimana dengan kelangsungan acaranya? Saya perlu akui bahwa ESL One Manila berjalan dengan rapi, teratur, dan cukup tepat waktu. Well, kita memang tidak bisa menebak lamanya satu pertandingan dalam Dota 2 bukan?
Hari Pertama – Tumbangnya Sang Raksasa Team Secret
Pada hari pertama acara, saya bersama dengan dua orang teman yang memang bepergian bersama pada waktu itu mengantre cukup lama untuk bisa masuk ke dalam Mall of Asia Arena. Hal ini karena banyaknya pengunjung acara dan pemeriksaan keamanan yang cukup ketat di pintu masuk.
Tim tuan rumah, Mineski, menjadi pembuka pertandingan pembuka ESL One Manila 2016. Sayangnya, Mineski belum mampu mengharumkan nama negerinya sendiri setelah kalah dari compLexity dengan skor 1-2. Para penonton yang memang mayoritas warga Filipina pun terlihat cukup kecewa.
Namun, penonton kembali bersorak ramai ketika tim raksasa Team Secret memasuki panggung untuk menghadapi EHOME. Saya dengan mudahnya mendengar hampir setiap orang di sana meneriakkan nama Clement “Puppey” Ivanov yang memang menurut saya seorang pemain Dota 2 tersukses di dunia. Team Secret mampu meraih kemenangan cepat 2-0 atas EHOME.
Menjelang sore, compLexity kembali naik ke atas panggung untuk berhadapan dengan Wings Gaming, tim kuda hitam dari Cina. Meskipun compLexity sempat meraih kemenangan pada game pertama dengan Lifestealer, namun konsistensi dan permainan apik dari Wings Gaming di dua game berikutnya harus membuat tim asal Amerika Serikat tersebut pulang ke kampung halamannya.
Menjelang pukul 21.00 waktu setempat, pertandingan yang ditunggu-tunggu antara Team Secret melawan Empire dimulai. Pada game pertama, Team Secret berhasil meraih kemenangan meyakinkan berkat kerja sama tim yang begitu sinkron. Saya langsung merasa yakin bahwa Team Secret akan keluar menjadi juara ESL One Manila 2016.
Namun, prediksi saya seketika sirna setelah melihat betapa serunya game kedua antara Team Secret dan Empire. Berkali-kali combo Black Hole dan Ravage dari Team Secret dimentahkan oleh permainan brilian dari Rubick yang digunakan oleh Rinat “KingR” Abdullin. Akhirnya, Team Secret harus mengalah setelah game yang berlangsung selama 72 menit.
Game ketiga menjadi ajang penentuan bagi Team Secret yang memang dijagokan oleh penonton di dalam Mall of Asia Arena. Namun, perlu diakui bahwa Empire bermain begitu baik dan konsisten pada malam itu dan akhirnya meraih kemenangan atas Team Secret 2-1. Hari pertama berakhir larut pada pukul 02.00 dini hari dengan kekecewaan para pendukung Puppey dan kawan-kawan.
Hari Kedua – Macho Man, Cosplay, dan Kuda Hitam Wings Gaming
Hari terakhir ESL One Manila dibuka dengan pertandingan antara Wings Gaming dan tim terbaik di Asia Tenggara asal Malaysia, Fnatic. Para penonton terlihat menjagokan Fnatic yang berasal dari negara tetangga Filipina, namun sayangnya penonton harus rela menerima kekalahan Fnatic atas Wings Gaming 1-2.
Acara pun dilanjutkan dengan pertandingan antara Team Liquid melawan Empire. Kali ini, penonton terbagi menjadi dua kubu pendukung. Terdengar segelintir penonton yang meneriakkan nama Empire. Mungkin, mereka sudah mengakui kemampuan Empire yang sebelumnya mengalahkan Team Secret.
Kedua game berlangsung seru. Masing-masing tim saling bermain secara agresif. Meskipun sekilas kill score terlihat seimbang, namun draft dari Team Liquid yang mengandalkan strategi push di kedua game mampu memaksa Empire mengetik “gg”.
Sebelum babak grand final antara Team Liquid dan Wings Gaming dimulai, para penonton di dalam Mall of Asia Arena disuguhkan dengan dua acara sampingan di atas panggung, yaitu kontes Macho Man dan kompetisi cosplay.
Bagi kamu yang belum tahu, Macho Man adalah kontes khas ESL One yang mempertontonkan (biasanya) para caster mengadu ketampanannya dengan cara “menggoda” seorang wanita dengan tatapannya.
Kontes ini begitu menghibur dan mampu membuat para penonton di Mall of Asia Arena bersemangat kembali. Oh ya, Tobi memenangkan kontes Macho Man kali ini. Apabila kamu penasaran seperti apa kontes menggelikan ini berjalan, langsung saja melihat videonya di atas.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kompetisi cosplay yang menampilkan kostum-kostum keren hero Dota 2 dan bahkan kostum dari creep ancient, Granite Golem. Kompetisi ini dimenangkan oleh Dragon Knight yang mampu memperlihatkan kostumnya dengan begitu detail dan aksi panggung yang meyakinkan.
Akhirnya, ESL One Manila 2016 menginjak acara puncak dengan pertandingan best of five antara tim raksasa Eropa sekaligus favorit para penonton, Team Liquid, melawan sang kuda hitam dari Cina, Wings Gaming.
Wings Gaming yang sempat dikalahkan 0-2 oleh Team Liquid di group stage, mampu membalaskan dendam mereka. Menyapu bersih ketiga game sekaligus dengan permainan yang mendominasi, Wings Gaming keluar sebagai juara ESL One Manila 2016 dan membawa pulang hadiah sebesar US$100.000 (sekitar Rp1,3 miliar).
Pengalaman yang Harus Dirasakan Setidaknya Sekali Seumur Hidup
Menonton sebuah kompetisi esport secara langsung benar-benar memberikan pengalaman baru, seru, dan tidak terlupakan. ESL One Manila 2016 mampu menyajikan sebuah “pesta” bagi para pencinta Dota 2 di Asia Tenggara, bahkan seluruh dunia dengan sangat baik.
Dari kesan-kesan yang telah didapatkan dari acara ini, saya ingin menyarankan kamu untuk setidaknya sekali dalam hidupmu merasakan atmosfer bagaimana serunya sebuah acara esport secara langsung.
Bahkan, kamu mungkin bisa mencoba mengunjungi ibu kota Filipina untuk menyaksikan perhelatan Manila Major nanti secara langsung. Meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun saya yakin kamu tidak akan menyesal.
The post Laporan ESL One Manila 2016 – Pesta Meriah bagi Pencinta Dota 2 di Asia Tenggara appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar