Blogger templates

Sabtu, 30 April 2016

Berhasil IPO di Amerika Serikat, KinerjaPay Raih Dana Segar Rp26 Miliar

Pada bulan Juli tahun lalu, startup penyedia solusi pembayaran online KinerjaPay mengumumkan kalau mereka telah dibeli oleh The Founders Camp (TFC), sebuah lembaga asal Singapura yang biasa membantu para startup dalam mengembangkan bisnis dan melakukan pitching kepada investor.


Setelah pembelian tersebut, KinerjaPay resmi bernaung di bawah entitas baru yang bernama Kinerja Internasional. Pada saat itu, Deny Rahardjo, CEO Kinerja International, mengatakan kalau perusahaannya akan melakukan IPO (masuk bursa saham) dalam waktu tiga tahun.


Ternyata, harapan tersebut akhirnya bisa terlaksana jauh lebih cepat. Hari ini (29/4), KinerjaPay secara resmi mengumumkan kalau mereka telah masuk ke sebuah bursa saham di Amerika Serikat yang bernama OTC Markets pada bulan Februari 2016 silam. Untuk masuk ke bursa saham tersebut, KinerjaPay menggunakan nama perusahaan KinerjaPay Corp. dan kode KPAY.


Berkat masuknya mereka ke bursa saham, KinerjaPay berhasil meraih pendanaan sebesar US$2 juta (sekitar Rp26 miliar rupiah). Angka tersebut persis dengan yang mereka targetkan tahun lalu.


Mengapa IPO di Amerika Serikat?


KinerjaPay di OTC Market Bursa Saham Amerika Serikat

Tampilan KinerjaPay di bursa saham Amerika Serikat



Bersamaan dengan masuknya mereka ke bursa saham Amerika Serikat, KinerjaPay pun harus membentuk sebuah badan hukum yang baru untuk operasional mereka di Indonesia. Oleh karena itu, mereka pun membentuk PT. Kinerja Pay Indonesia yang merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Deny Rahardjo, kembali ditunjuk untuk menjadi CEO di perusahaan tersebut.


Dari pendanaan yang baru mereka dapatkan, Deny mengatakan kalau mereka akan mengalokasikan 30 persen uang tersebut untuk biaya pemasaran. Mereka akan mengeluarkannya secara bertahap dalam jangka waktu dua tahun.


Edwin Witarsa Ng, Chairman KinerjaPay Corp, mengatakan kalau regulasi yang lebih mudah serta kondisi ekonomi yang lebih stabil, menjadi alasan mengapa ia lebih memilih Amerika Serikat sebagai tempat mereka melakukan IPO.


Deny pun mengamini hal tersebut. “Untuk masuk bursa saham di Indonesia, ada beberapa persyaratan yang cukup sulit untuk dipenuhi,” ujar Deny. Contohnya, sebuah perusahaan harus mempunyai aset yang bernilai minimal Rp100 miliar.


Telah memiliki aplikasi Android


Frans Budi Pranata (CFO PT Kinerjapay Indonesia) Edwin Witarsa Ng (Chairman Kinerjapay Corp) Deny Rahardjo (CEO PT Kinerja Pay Indonesia)

Kiri ke kanan: Frans Budi Pranata (CFO PT Kinerjapay Indonesia), Edwin Witarsa Ng (Chairman Kinerjapay Corp), Deny Rahardjo (CEO PT Kinerja Pay Indonesia)



Di situs mereka, KinerjaPay tetap menghadirkan layanan dompet virtual, e-commerce berbentuk marketplace, serta game. Satu-satunya perubahan yang cukup signifikan dari KinerjaPay adalah kini mereka telah mempunyai aplikasi Android.


Saat ini, KinerjaPay mengklaim kalau mereka telah mempunyai 36.000 pengguna aktif, dengan 1.600 pedagang dan 15.000 produk di marketplace mereka. KinerjaPay pun mengatakan kalau mereka telah memproses 170.000 transaksi hingga saat ini.


Deny juga mengatakan kalau tahun ini mereka mempunyai target 100.000 pengguna dan 2.000 transaksi per hari. Khusus untuk fitur penjualan pulsa yang mereka sediakan, KinerjaPay mempunyai target pendapatan sebesar Rp1 miliar. Pemasukan dari penjualan pulsa ini diharapkan bisa memenuhi target pendapatan mereka sebesar Rp9 miliar setiap bulan.


Baca juga: KinerjaPay, Gabungan Marketplace dan Sistem Layanan Pembayaran dalam Satu Platform


Infrastruktur yang masih bermasalah


KinerjaPay | Screenshot


Sayangnya, pengumuman pendanaan dan prestasi yang telah mereka capai ini tidak diimbangi dengan pengembangan produk yang baik. Kami mencoba mengakses situs KinerjaPay saat konferensi pers, namun situs tersebut tidak bisa diakses. Hal yang sama juga kami temui di aplikasi Android mereka yang terus menampilkan gambar loading ketika tengah mengakses semua layanan yang ada.


Hal ini diakui oleh Edwin, dan menurutnya hal ini disebabkan karena banyaknya pengguna yang mengakses layanan mereka. “Beberapa waktu yang lalu, kami mulai menggunakan layanan digital marketing yang hasilnya benar-benar di luar perkiraan kami. Saat ini tim IT kami sedang kewalahan,” ujar Edwin.


Untuk mengatasi hal ini, Deny mengatakan kalau mereka akan memperbaiki infrastruktur mereka secepat mungkin. “Kami akan berinvestasi sebesar US$300 ribu (sekitar Rp4 miliar) untuk mengembangkan infrastruktur IT kami agar menjadi lebih baik,” pungkas Deny.



Pendanaan yang baru diterima oleh KinerjaPay ini jelas bisa membuat mereka lebih bersaing dengan Doku untuk layanan dompet virtual dan dengan e-commerce besar lain di bisnis marketplace. Namun melihat kurang siapnya mereka di sisi infrastruktur, sepertinya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh KinerjaPay untuk meraih lebih banyak pengguna di Indonesia


(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; sumber gambar Pictures of Money)


The post Berhasil IPO di Amerika Serikat, KinerjaPay Raih Dana Segar Rp26 Miliar appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar