Blogger templates

Kamis, 28 April 2016

Preview Tree of Savior – MMORPG dengan Kebebasan Berekspresi

Saat tes beta tertutup kedua Tree of Savior dilangsungkan oleh Gemscool pada akhir pekan kemarin (22-24 April 2016), saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk segera mengunduh game yang digadang-gadang sebagai suksesor spiritual dari MMORPG populer Ragnarok Online ini.


Ragnarok Online adalah MMORPG fenomenal yang kehadirannya pernah menggebrak industri game, khususnya di Indonesia, pada tahun 2000-an silam. Pengumuman Tree of Savior tampaknya menuai respons positif dari berbagai kalangan gamer veteran tanah air. Tidak heran, mengingat kedua game tersebut digarap oleh orang yang sama yaitu Kim Hakkyu, yang sering disebut sebagai bapak game online Korea Selatan.


Dari hasil bermain Tree of Savior versi tes beta tertutup dalam waktu yang cukup singkat ini, saya berhasil merangkum beberapa poin penting yang mungkin perlu kamu ketahui. Lebih lengkapnya, mari simak preview saya di bawah ini.


Visual Menyegarkan nan Familier


Tree of Savior | Screenshot 2


Di saat MMORPG modern seperti The Elder Scrolls Online maupun Black Desert Online berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan di segi grafis, Tree of Savior mengambil langkah berbeda dengan mengadopsi grafis yang mirip Ragnarok Online, yaitu grafis isometrik yang memadukan antara lingkungan 3D dengan karakter 2D.


Tentu saja sebagai game yang lebih modern, Tree of Savior ditopang oleh kualitas yang lebih baik dibandingkan pendahulunya. Hasilnya adalah sebuah pengalaman visual segar yang memancing nostalgia. Latar hutan dan perkotaan yang didesain dengan sangat rapi dan apik membuat saya betah bermain berlama-lama.


Sayangnya ada saja kekurangan yang saya temui dari sisi grafis, seperti beberapa map di level lanjut yang saya rasa dikerjakan setengah-setengah sehingga kualitasnya terlihat berbeda dibanding map di level awal. Namun dengan hadirnya ekspansi konten di masa mendatang, masalah ini harusnya bisa diatasi.


Pilihan Kelas Beragam


Tree of Savior | Screenshot 1


Agak sedikit berbeda dari game online kebanyakan, Tree of Savior menawarkan berbagai macam kelas dengan total delapan puluh pilihan untuk kamu mainkan. Delapan puluh pilihan kelas ini terbagi ke dalam empat kelas dasar yaitu Swordsman, Archer, Wizard, dan Cleric. Pada saat bermain, setiap level kamu mencapai angka lima belas, kamu diberikan pilihan untuk memainkan kelas lanjutan atau meningkatkan kemampuan kelasmu saat itu.


Kombinasi ini memungkinkan setiap pemain untuk menyesuaikan pilihan kelas dengan gaya permainan masing-masing. Apakah kamu lebih senang berdagang maupun seorang solo player, setiap kelas lanjutan yang kamu pilih pastinya akan berdampak langsung pada pengalaman bermain.


Dengan banyaknya kemungkinan kombinasi kelas yang bisa kamu bangun, IMC Games selaku developer Tree of Savior mengharapkan akan terjadinya keseimbangan kelas di dalam game ini. Benar atau tidaknya anggapan itu baru akan bisa dibuktikan saat Tree of Savior resmi dirilis nantinya.


Jujur saja, jauh-jauh hari sebelum saya bermain, saya sudah menyibukkan diri untuk meracik kombinasi kelas karakter yang akan saya buat. Dengan banyaknya kelas yang bisa kamu pilih, saya rasa reaksi semacam ini adalah wajar. Tentu saja saya tidak mau mengambil keputusan salah yang bisa berakibat kegagalan investasi saya untuk karakter dalam Tree of Savior kelak.


Pilih Preferensi Kontrol Favoritmu


Tree of Savior | Screenshot 3


Walaupun terkesan lumayan sepele, menurut saya ini adalah salah satu kekuatan utama dari Tree of Savior dibandingkan MMORPG sejenis yang biasanya memaksa para pemain untuk mengadopsi satu jenis periferal saja. Di Tree of Savior, kamu akan dapat memilih tiga jenis kontrol yang berbeda, yaitu dengan fokus keyboard, mouse, maupun gamepad.


Tentunya pilihan mode kontrol ini akan sangat membantu pemain untuk mempelajari gameplay Tree of Savior secepat mungkin. Jika kamu adalah pemain veteran Ragnarok Online, bermain dengan mouse mungkin akan terasa natural bagi kamu. Sedangkan bagi kamu yang seorang gamer console, penggunaan gamepad mungkin akan memudahkan kamu beradaptasi.


Namun pada versi beta Tree of Savior ini, setiap mode kontrol belum bisa berdiri sendiri. Misalnya kontrol gamepad tidak mampu melakukan mapping pada setiap perintah yang ada. Kamu masih harus menggunakan keyboard dan mouse untuk mengakses berbagai menu. Beruntung hal ini tidak berpengaruh saat kamu melakukan kombat.


Kombat Variatif


Tree of Savior CBT Leveling | Screenshot


Bicara soal kombat, banyak sekali variasi pertarungan yang akan kamu temui selama bermain. Tidak hanya menerapkan sistem hack and slash, ada beberapa skill yang memerlukan akurasi dan ketangkasan kamu, misalnya skill berupa kotak tile yang harus dilakukan cast secara tepat.


Dengan banyaknya variasi penggunaan skill serta kombinasi kelas karakter, kamu akan dituntut untuk menemukan combo sempurna untuk setiap jenis musuh yang dihadapi. Hal ini membuat Tree of Savior menjadi salah satu game dengan proses grinding yang bisa dikatakan menyenangkan.


Masih Menyisakan Banyak Misteri


Tree of Savior | Screenshot 4


Waktu tes beta tertutup yang tergolong singkat menyisakan banyak ruang untuk dieksplor saat Tree of Savior dirilis resmi nanti. Konten-konten seperti fitur PvP dan perang guild adalah beberapa dari banyak hal yang belum sempat saya coba. Model bisnis yang akan dijalankan oleh Gemscool juga belum bisa dikaji mengingat item berbayar berupa poin TP yang diberlakukan di Tree of Savior versi internasional tidak diterapkan di versi tes kali ini.


Keputusan IMC Games untuk tidak mendistribusikan Tree of Savior versi internasional (Steam) di region Indonesia memang mengundang kontroversi. Namun mengingat adanya server khusus Indonesia yang menjamin stabilitas serta usaha Gemscool yang secara bertahap menerjemahkan konten ke dalam bahasa Indonesia, rasanya Tree of Savior Indonesia ini masih sangat patut untuk kamu tunggu.


The post Preview Tree of Savior – MMORPG dengan Kebebasan Berekspresi appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar