Ketika Kaodim mengumumkan pendanaan sebesar US$4 juta dari Venturra Capital, yang merupakan venture capital asal Indonesia, terlihat jelas kalau startup asal Malaysia ini juga akan segera mengembangkan usahanya ke tanah air. Jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi marketplace jasa tersebut.
Di akhir Februari 2016 kemarin, hal itu pun menjadi kenyataan. Kaodim, yang sebelumnya telah beroperasi di Malaysia, Singapura, dan Filipina, mengumumkan kehadiran mereka di Indonesia dengan nama Beres. “Kami telah menjadi pilihan utama bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ingin lebih banyak pelanggan. Usaha kami telah berhasil di Malaysia dan Filipina, dan kami yakin akan prospek bisnis kami di Indonesia,” ujar Jeffri Cheong, Co-Founder dan Managing Director Kaodim Group, dalam press release yang diterima Tech in Asia.
Luncurkan aplikasi berbahasa Indonesia
Demi memudahkan para pengguna mereka di Indonesia, Kaodim tidak hanya merilis situs berbahasa Indonesia, tapi mereka juga meluncurkan aplikasi mobile untuk Android dan iOS khusus untuk masyarakat Indonesia juga dengan nama Beres. Saat ini, layanan Beres sudah bisa menjangkau para pengguna di daerah Jabodetabek.

Tampilan aplikasi Beres
Pemilihan kata Beres sendiri sangat sejalan dengan nama Kaodim yang juga berarti ‘Beres’ dalam bahasa Kanton. Di Filipina, Kaodim memakai nama Gawin, yang juga berarti ‘Beres’ dalam bahasa Tagalog.
Pesanan langsung melonjak
Sejak diluncurkan minggu lalu, Fui-Yu Choong (CEO Kaodim), mengatakan kalau Beres telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat. Bahkan Fui-Yu mengakui kalau perkembangan Beres di Indonesia lebih cepat dari perkembangan layanan Kaodim ketika berekspansi ke negara lain. “Sejak diluncurkan, jumlah pesanan yang masuk telah naik 20 kali lipat,” ujar Fui-Yu.
Menurut Fui-Yu, hal ini menunjukkan kalau solusi yang ditawarkan Beres merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Saat ini, sudah banyak UKM yang memutuskan untuk bergabung dengan Beres. “Mereka telah mencoba untuk memberikan awareness akan kehadiran mereka di dunia digital dengan memasang iklan di Facebook dan Google, namun mereka mengatakan kalau aplikasi seperti Beres akan membuatnya jadi lebih efektif,” jelas Fui-Yu.
Baca juga: Kumpulan Situs untuk Mencari Berbagai Jenis Jasa
Hal ini pun ditanggapi dengan baik oleh Stefan Jung, Managing Partner dari Venturra Capital. “Ketika kami berinvestasi di Kaodim, kami tahu kalau Kaodim merupakan market leader untuk marketplace jasa yang pasarnya sangat besar. Statistik mereka yang mengesankan selama beroperasi di Malaysia dan Filipina, kecepatan eksekusi, serta pengambilan keputusan yang tepat, membuat kami yakin kalau mereka juga mampu menjadi yang terdepan di Indonesia,” ujar Stefan.
Manfaatkan sumber daya lokal
Seperti yang mereka lakukan di Filipina, Kaodim juga merekrut tim yang berisi orang-orang lokal untuk mengembangkan Beres. Dengan begitu, mereka berharap Beres bisa sesuai dengan nilai-nilai, budaya, dan kebiasaan yang berlaku di Indonesia. “Kerja sama dengan Venturra Capital, yang didukung oleh Lippo Group, sangat membantu kami dalam perekrutan tim,” ujar Jeffri.
Jeffri menambahkan kalau mereka telah membuat segala sesuatunya di dalam Beres agar bisa berjalan dengan efisien, dan bisa berkembang ke daerah baru dengan sangat cepat. “Dengan begitu, setiap anggota baru bisa langsung masuk ke dalam sistem kami dan berkontribusi dengan cepat,” jelas Jeffri.

Salah satu anggota tim yang direkrut oleh Kaodim adalah Shella Stephanie, yang saat ini menempati posisi Social Community Executive. Wanita asal Pekanbaru ini mengatakan kalau ia sangat senang akhirnya ia bisa memberikan kontribusi kepada Indonesia lewat aplikasi Beres.
“Awalnya, saya hanya membantu Kaodim dalam promosi di media sosial. Namun semuanya berjalan sangat cepat di sini, hingga selama tiga minggu terakhir saya baru menyadari kalau saya sedang menangani proses penerjemahan, perekrutan, dan pelatihan untuk tim layanan pelanggan di Indonesia,” ujar Shella.
Belum akan menarik komisi
Walaupun telah sukses mendapatkan keuntungan di Malaysia, Singapura, dan Filipina dari komisi yang mereka tarik dari penyedia jasa, Beres menyatakan kalau mereka belum akan menarik komisi dari para penyedia jasa di Indonesia.

Dua founder Kaodim, Jeffri Cheong (kiri) dan Fui-Yu Choong (kanan)
Jeffri mengatakan kalau Beres akan menyesuaikan sistem review di dalam aplikasi mereka, demi memastikan setiap pengguna mendapat layanan yang memuaskan. Di sisi lain, mereka juga ingin memberikan kesempatan bagi para penyedia jasa untuk berkembang, tanpa perlu memberikan komisi kepada Beres.
Kehadiran Beres di Indonesia akan menambah sesak pasar marketplace jasa yang telah diisi oleh beberapa nama lainnya, seperti Seekmi dan Ahlijasa. Seekmi saat ini merupakan salah satu peserta Google Launchpad, akselerator buatan Google, sedangkan Ahlijasa adalah startup pertama yang tergabung dengan akselerator baru buatan Fenox VC1, GnB Accelerator.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
- Fenox VC juga menanamkan investasi di Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk informasi lebih lanjut.↩
The post Beres Siap Menantang Seekmi dan Ahlijasa dalam Perang Marketplace Jasa di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar