Saham perusahaan penyedia action camera GoPro dikabarkan terus merosot. Di 2015 lalu sahamnya turun 70 persen dan membuat para investor mulai ragu apakah bisnis ini bisa terus dijalankan.
Di tengah arus negatif tersebut, Nicholas Woodman, CEO GoPro mengambil langkah untuk menyelamatkan perusahaan. Langkah tersebut dengan merogoh kocek US$105 juta (sekitar Rp1,4 triliun) untuk mengakuisisi dua startup, yakni Replay dan Splice. Keduanya merupakan startup asal Amerika Serikat yang memiliki layanan edit video untuk platform iOS.
Alasan dari akuisisi ini adalah karena banyaknya pengguna yang mengeluhkan terdapat banyak kekurangan di aplikasi edit video bawaan dari GoPro dan memilih menggunakan aplikasi edit video lainnya. Strategi ini, dinilai Nicholas tepat untuk mengembalikan kejayaan pasar dan menarik kembali pengguna baru lainnya untuk menggunakan action camera keluaran GoPro.
Meski telah mengakuisisi, belum ada kepastian dari GoPro tentang langkah selanjutnya yang akan diambil. Mengingat kesamaan fungsi yang dimiliki aplikasi tersebut, disebut-sebut GoPro akan menggodok aplikasi baru dengan referensi dari dua aplikasi yang baru mereka akuisisi.
Langkah akuisisi aplikasi juga telah dilakukan LINE yang mengakuisisi MixRadio, kemudian mematikannya karena mengembangkan aplikasi serupa. Meski berbeda fungsi antara musik dan edit video, langkah akuisisi aplikasi gencar dilakukan perusahaan.
Baca juga: Bosan dengan Selfie yang Biasa Saja? Coba Dubsmash! (REVIEW)
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post GoPro Kucurkan Rp1,4 Triliun Demi Akuisisi Dua Penyedia Layanan Edit Video appeared first on Tech in Asia Indonesia.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar