Blogger templates

Kamis, 03 Maret 2016

Dibanderol Rp40 Juta, Apakah HoloLens Masih “Seksi” untuk Developer Aplikasi?

Microsoft tampaknya tidak terburu-buru merilis headset augmented reality/ virtual reality (AR/VR) mereka, HoloLens. Jika Oculus dan HTC masing-masing sudah membuka pemesanan headset VR Rift dan Vive versi consumer, Microsoft baru membuka pre-order versi development kit untuk para developer.


Jika kamu seorang developer, dan ingin mengembangkan aplikasi maupun game untuk HoloLens, kamu dapat memesannya dari tautan ini. Kamu juga harus menyiapkan uang sebesar US$3.000 (sekitar Rp40 juta).


Sebagai perbandingan, development kit Oculus Rift versi pertama dijual seharga US$300 (sekitar Rp4 juta), development kit OSVR dari Razer) juga dijual dengan harga yang sama, sementara HTC Vive (untuk sementara) disediakan gratis ke sejumlah developer terpilih.


Pada tahap awal, baru developer di AS dan Kanada saja yang bisa mendapatkan HoloLens Development Edition ini. Para developer baru akan mendapatkan perangkat ini antara kuartal pertama hingga kedua 2016.


Jika kamu berharap akan mendapatkan PC dengan spek mumpuni untuk mengembangkan game, kamu akan kecewa. Karena dalam paket development yang harganya cukup mencengangkan ini kamu hanya akan mendapatkan headset HoloLens Development Edition, Clicker—yaitu semacam alat pengendali yang fungsinya mirip dengan mouse, tas, kain microfiber untuk membersihkan kaca pada headset, charger, dan kabel Micro-USB 2.0.


hololens-2


Untuk mengobati rasa kecewamu, Microsoft turut menyertakan tiga judul game untuk dimainkan dengan HoloLens, yaitu Fragments, Young Conker, dan RoboRaid.



Selain itu, Microsoft juga akan menyertakan tiga aplikasi pada paket development kit ini: HoloStudio, Skype, dan HoloTour. HoloStudio memungkinkan developer membuat aset-aset 3D untuk digunakan pada aplikasi maupun game HoloLens, selain juga memperkenalkan apa saja yang bisa dilakukan developer dengan headset ini.


Sementara itu HoloTour menghadirkan pengalaman ala VR pada perangkat AR ini, dan akan mengajak pengguna untuk mengunjungi beberapa lokasi, seperti Roma dan Machu Picchu, dari kenyamanan sofa di ruang tamu mereka. Lalu ada Skype yang sudah dirancang khusus untuk digunakan dengan HoloLens.


Kenapa harganya begitu mahal?



Sebelum kita menghakimi keputusan harga dari Microsoft, perlu diingat kalau HoloLens, yang menggunakan teknologi hologram, dapat berfungsi tanpa tersambung ke komputer (atau untethered). Bobotnya pun ringan, hanya 576 gram. Menurut perwakilan Microsoft, versi development kit tidak sama dengan versi konsumen, karena dirancang agar fleksibel ketika digunakan untuk mengembangkan perangkat lunaknya.


Lalu poin terakhir, pada umumnya perangkat development kit umumnya memang lebih mahal dari versi untuk konsumen. Bicara soal versi produksi massal, dikabarkan Microsoft berencana mematok harga yang lebih mahal dari Oculus Rift dan kawan-kawan. Bahkan, harganya akan jauh lebih mahal dari console game. Banyak pihak memprediksi harganya akan berada di kisaran US$1.000 hingga US$1.500 (sekitar Rp13,3 juta hingga Rp20 juta).


Mengenai spesifikasi teknis, HoloLens mengusung CPU 32-bit dari Intel yang kecepatannya masih dirahasiakan. Untuk mengolah gambar yang seakan-akan berada di depan pengguna, terdapat HPU (holographic processing unit). Perangkat ini juga dibekali memori flash 64 GB dan RAM 2 GB.


Baca juga: Kumpulan Perangkat VR dari Masa Lalu yang Mungkin Kamu Lewatkan



Melihat development kit HoloLens yang baru dibuka ketersediaannya, dan baru akan dikirimkan ke para developer antara kuartal pertama hingga kuartal kedua tahun ini, Microsoft tidak akan ikut serta pada pertarungan VR tahun ini. Perangkat yang mereka tawarkan pun sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai pesaing langsung headset VR lain, mengingat HoloLens menggunakan teknologi hologram.


Dengan mengambil strategi ini, Microsoft pun punya banyak waktu waktu untuk menyempurnakan HoloLens, sembari membiarkan para developer menyiapkan aplikasi dan game untuk perangkat ini. Pada akhirnya, ketika HoloLens resmi tersedia, pengguna akan diberi kemewahan koleksi konten dan perangkat lunak yang variatif.


Tentu saja skenario ini berlaku jika developer tidak keberatan membayar uang puluhan juta untuk development kit HoloLens.


(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)


The post Dibanderol Rp40 Juta, Apakah HoloLens Masih “Seksi” untuk Developer Aplikasi? appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar