Blogger templates

Sabtu, 27 Februari 2016

Review Street Fighter V – Kering Konten

Salah satu game fighting paling populer di dunia ini sekarang telah menginjak iterasi kelimanya. Street Fighter V menghadirkan gameplay fighting yang pastinya sudah sangat familier di berbagai lapisan generasi gamer. Rasanya saya teringat sewaktu saya masih tujuh tahun ketika berusaha mengeluarkan jurus Hadouken pertama saya waktu Street Fighter II ada di console SNES.


Kembali ke masa kini, Street Fighter V yang dirilis hanya di PS4 dan PC saja ini nampaknya mengalami perubahan yang cukup signifikan di bagian gameplay maupun visual. Tapi apakah tampilan serta gameplay yang sedikit berubah ini menandakan sesuatu yang baik? Saya merasa cukup positif akan hal itu, tapi karena berbagai guncangan yang terjadi saat game ini rilis dan juga beberapa hal lainnya, rasa positif itu perlahan memudar.


Review Street Fighter V | Screenshot 1



Visual Memukau


Satu hal yang pertama kali melintas di kepala saya sewaktu memainkan Street Fighter V adalah tampilan visualnya yang semakin berlebihan. Tentunya ini dalam artian yang baik. Kini model karakter terlihat semakin detail dan jauh lebih menarik dibanding versi Street Fighter IV.


Efek visual kini terlihat lebih lebay berkat warna-warni serta tampilan efek mirip saus atau losion kental yang dilempar (ya, saya melihatnya seperti itu) untuk beberapa jurus karakter. Warna-warni yang ditampilkan sangat kontras dan membuat momen di setiap pertarungan sangat berkesan.


Detail jurus dan animasi juga sangat menyenangkan untuk disimak, terutama di bagian jurus super. Detail lainnya seperti di bagian lip-sync juga terlihat pas (kalau kamu menggunakan audio bahasa Jepang). Jika matamu ingin dimanjakan, cobalah untuk memainkan Street Fighter V menggunakan gaming PC kelas atas.


Meski demikian, model karakter dalam Street Fighter V tidak bisa lepas dari masalah clipping yang membuat beberapa hal seperti rambut atau kain bisa menembus objek lain. Hal tersebut memang masalah minor, namun selalu terlihat dengan gamblang dan kadang membuat tampilan yang seharusnya sempurna malah terlihat ganjil.



Review Street Fighter V | Screenshot 2


Review Street Fighter V | Screenshot 3


Review Street Fighter V | Screenshot 9


Gameplay Sederhana dan Dalam


Untuk urusan gameplay fighting, nampaknya kamu tidak perlu mempermasalahkan apa yang ada dalam Street Fighter V. Saya bisa bilang bahwa permainan Street Fighter V dibuat menjadi sedikit lebih sederhana, namun sekaligus menjadi lebih dalam.


Segala macam jurus yang bisa dilancarkan para karakter dibuat menjadi lebih mudah diakses bagi para pemula. Contohnya, serangan Ultra kini berubah menjadi serangan Super saja dan input yang dibutuhkan untuk meluncurkan serangan tersebut dibuat menjadi cukup simpel.


Setiap petarung yang ada dalam game juga terasa memiliki kemampuan yang seimbang. Selama saya memainkan Street Fighter V baik itu dengan teman maupun melawan AI, saya tidak menemukan satu karakter yang terasa jauh lebih kuat dibanding karakter lain. Salah satu hal yang menurut saya sangat berkontribusi atas hal ini adalah V-System yang baru diimplementasikan dalam Street Fighter V.




Review Street Fighter V | Screenshot 4


V-System menghadirkan beberapa teknik dan jurus yang bisa membuat pertarungan menjadi seimbang. Sebagai contoh, beberapa karakter dalam Street Fighter seperti Nash atau Cammy memiliki V-Skill untuk menangkis atau menghindari serangan proyektil secara ofensif. Dengan demikian, spamming menjadi hal yang tidak terlalu berguna lagi dalam Street Fighter V.


V-System tidak hanya terbatas pada itu saja. Ada juga V-Trigger, sebuah teknik yang mampu memberikan kemampuan berbeda-beda untuk setiap karakter. Dengan adanya V-Trigger, variasi serangan serta taktik juga semakin bertambah untuk setiap karakter. Jika kamu mau lebih mendalami V-System ini, ada pula yang disebut V-Reversal yang bisa membuatmu melakukan serangan balik.


Review Street Fighter V | Screenshot 5



Mudah Dipelajari, Sulit Dikuasai


Pertarungan yang seimbang bukan berarti merujuk pada anggapan bahwa Street Fighter V adalah sebuah game yang lebih mudah. Proses pembelajaran yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi petarung handal sangatlah curam. Selain V-System tadi, banyak hal yang harus kamu kuasai dan ingat bila kamu ingin selalu bisa menang di setiap pertarungan. Entah itu di bagian mengingat kombinasi serangan, jarak dan kecepatan antar pukulan dan tendangan, atau bahkan tindakan untuk mengantisipasi serangan lawan.


Saya tidak bisa memungkiri bahwa Street Fighter V adalah sebuah game yang sulit untuk dikuasai, tapi justru itulah daya tarik utama yang bisa membuat seseorang selalu kembali memainkannya. Perasaan bahwa kamu telah menjadi sedikit lebih baik setiap kali kamu menghadapi teman, AI, maupun pemain lain adalah pengalaman yang saya rasa membuat para penggemar Street Fighter tetap setia memainkan game ini dari dulu hingga sekarang.



Review Street Fighter V | Screenshot 10


Review Street Fighter V | Screenshot 6


Review Street Fighter V | Screenshot 11


Kopong


Meski Street Fighter V memiliki gameplay yang dalam, sayangnya itu semua tidak didukung dengan jumlah konten yang mencukupi. Kalau saya boleh menyederhanakannya, maka saya bisa bilang Street Fighter V adalah game yang belum selesai dibuat.


Pilihan karakter yang bisa dibilang sangat sedikit, mode permainan yang kurang variatif, dan harga yang dipatok layaknya sebuah game yang “lengkap” pastinya akan membuat sebagian gamer memutuskan untuk tidak membeli Street Fighter V terlebih dulu.


Story Mode yang dihadirkan tidak memberikan narasi yang benar-benar menjelaskan apapun karena durasinya terlampau singkat. Cerita yang disampaikan pun hanya digambarkan dengan gambar diam yang lebih terlihat seperti sebuah concept art.


Lebih parahnya lagi, cerita dari satu karakter tidak berdurasi lebih dari dua atau tiga pertarungan saja. Saya sendiri merasa agak kecewa dengan hal itu karena saya tidak bisa mendapatkan apa-apa dari cerita sesingkat itu.




Review Street Fighter V | Screenshot 7


Belum Lengkap?


Kalau kamu pikir sebuah mode wajib di setiap game fighting yang disebut Arcade Mode akan ada dalam Street Fighter V, maka bersiaplah untuk kecewa karena kamu tidak akan menemukannya sama sekali. Survival Mode yang ada, meskipun memberikan tantangan baru, namun tingkat kesulitan yang terlalu tinggi membuatnya sangat jarang saya mainkan.


Kesimpulannya, beberapa mode inti yang disediakan Street Fighter V tidak menawarkan pengalaman yang memberikan pengalaman bermain yang terasa segar di setiap kali kamu memainkannya, kecuali ketika kamu bermain online.


Sayangnya, mode online dari Street Fighter V mengalami kendala di saat peluncuran. Server seringkali mengalami gangguan dan koneksi yang terputus membuat permainan saat online terasa sangat menyebalkan. Padahal, kalau mode online ini bisa berjalan dengan baik, saya rasa pengalaman dalam Street Fighter V bisa jauh lebih menyenangkan.


Review Street Fighter V | Screenshot 8


Kesimpulan


Rasanya tidak banyak lagi yang bisa dibahas dalam Street Fighter V. Meski memiliki gameplay yang sangat dalam, konten yang disediakan Capcom untuk seri game fighting teranyarnya tidak bisa dibilang memuaskan.


Dengan minimnya aktivitas yang bisa kamu lakukan dalam Street Fighter V, mungkin hal tersebut bisa membuat banyak gamer baru menjauhi game fighting ini terutama dengan harganya yang dipatok seperti sebuah full game.


Ke depannya, Capcom memang berencana untuk melakukan update seperti karakter baru dan hal tambahan lainnya untuk Street Fighter V. Namun, melihat kondisinya sekarang, mungkin sebagian dari kamu akan lebih suka untuk menunggu sampai Capcom “menyelesaikan” Street Fighter V sampai benar-benar utuh terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya.


PlayStation Store Asia: Street Fighter V, Rp749.000




The post Review Street Fighter V – Kering Konten appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar