Blogger templates

Kamis, 11 Februari 2016

Steve Goh: Masyarakat Indonesia Sadar akan Pentingnya Backup Data, namun Masih Enggan Melakukannya

Akhir 2015 lalu, Acronis, layanan penyedia perlindungan data menunjuk Steve Goh sebagai Vice President/ GM of Sales for Asia-Pacific & Emerging Markets. Belum lama ini, Tech in Asia berkesempatan duduk dan berbincang dengan Steve, saat pria kelahiran 19 Agustus 1968 ini sedang mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan partner-partnernya di Tanah Air.


“Kami sudah ada di Indonesia sejak empat atau lima tahun lalu. Ketika saya bergabung dengan Acronis, dan melihat situasi di Indonesia, saya merasa perlu datang ke sini. Ada banyak peluang yang bisa digarap di sini,” ujar Steve.


Steve mengatakan, Acronis punya produk terbaik di bidangnya, yaitu perangkat lunak untuk backup dan recovery data berbasis cloud atau on-premise. Namun, ia merasa perlu menunjukkan komitmen dan investasinya di Indonesia, agar para partner merasa yakin dan percaya diri ketika menjual produk Acronis ke konsumen.


Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin menjelaskan sedikit mengenai perbedaan antara perangkat lunak on-premise dengan cloud. Mengutip dari blog CloudKilat, on-premise dapat diibaratkan sebagai kendaraan (mobil atau motor) yang kita miliki dan bisa digunakan kapan saja. Konsekuensinya, kita perlu investasi lebih awal untuk membeli mobil tersebut. Dalam konteks server untuk backup, on-premise mengacu pada server yang kita punya dan biasanya lokasinya ada di kantor atau rumah kita.


Berbeda halnya dengan cloud, yang bisa dianalogikan seperti ketika kita menyewa mobil. Kita bisa mendapatkan manfaat yang sama seperti memiliki mobil sendiri, namun biaya yang dibutuhkan di awal kecil, karena hanya menyewa. Akan tetapi kita tetap perlu mengeluarkan biaya untuk bensin, tol, dan sebagainya. Dalam urusan server cloud, kita seolah-olah punya server sendiri. Namun yang membedakan adalah fisiknya tidak ada.


Nah, Acronis merupakan produsen perangkat lunak backup dan recovery data untuk dua kebutuhan tersebut—on-premise maupun cloud.


Steve Goh

Steve Goh



Kembali ke obrolan dengan Steve, ia mengungkapkan komitmen seperti apa yang dilakukan perusahaannya untuk pasar Indonesia. Untuk pasar luar negeri, konsumen bisa berlangganan layanan cloud Acronis menggunakan data center atau pusat data yang berada di beberapa negara, seperti Singapura, Jepang, Australia, dan Hong Kong.


Di Indonesia, Acronis melakukan pendekatan yang berbeda. Menurut Steve, pihaknya tidak akan membangun pusat data di sini. Ia mempersilakan partner-partner Acronis, yaitu para distributor atau service provider yang menjual layanan cloud ke pengguna akhir (perusahaan, UKM, dan sebagainya) untuk membuat pusat data di Indonesia.


“Bagi kami, partnership dengan pemain lokal sangat penting. Kami tidak akan menjadi pesaing partner kami di Indonesia dengan membangun pusat data di sini. Kami menyediakan software, maka kami akan pastikan para partner bisa melakukan backup dengan efisien menggunakan software kami,” jelas Steve.


Strategi semacam ini juga berarti para partner Acronis bisa “jualan” kepada penyedia layanan perbankan, mengingat OJK mewajibkan bank untuk menempatkan pusat datanya di dalam negeri, terutama yang berkaitan dengan informasi nasabah individual Indonesia.


Baca juga: Membangun Infrastruktur Startup yang Simpel dan Scalable dengan Cloud


Kesadaran akan pentingnya backup


Jika kamu tanya ke semua orang, termasuk saya, backup itu penting. Kita tahu itu penting, tetapi backup bisa menjadi proses yang sangat merepotkan, sementara kita ingin segala sesuatu bisa dilakukan dengan mudah. Jadi, kesadarannya sudah ada, namun dorongan untuk melakukannya yang belum ada.



Steve manambahkan, backup sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah. Hanya saja, banyak konsumen yang belum menyadarinya. Kebanyakan konsumen sudah punya stigma kalau backup itu rumit, mereka pun enggan melakukannya. Ketika data mereka hilang, entah karena kerusakan komputer maupun penyebab lainnya, baru mereka menyesal kenapa tidak melakukan backup.


Saya sendiri pernah “menampung” keluh-kesah beberapa teman yang kebingungan ketika datanya lenyap. Mulai karena flash drive berisi data-data penting hilang hingga hard drive di komputernya tiba-tiba mati (seorang teman pernah menghabiskan beberapa juta rupiah untuk recover data-data pekerjaannya, itu pun tidak semuanya bisa terselamatkan).


“Tentu ceritanya akan lain jika konsumen tahu ada solusi backup yang terjangkau dan simpel,” kata Steve.


Backup dengan cloud, semudah apa?


Dalam kesempatan yang sama, saya juga sempat berbincang dengan Ted Hilbert, CEO Cloudmatika, startup lokal penyedia solusi cloud backup untuk workstation (komputer) atau server yang merupakan salah satu partner Acronis. Saya penasaran sesimpel dan semudah apa melakukan backup dengan Acronis.


Ted kemudian meminta saya untuk mengunjungi situs CloudBackup milik Cloudmatika, untuk mencoba sendiri layanan backup yang disediakan perusahaannya. Kebetulan, Cloudmatika memang menyediakan free trial selama 14 hari, agar konsumen bisa mencoba dulu sebelum memutuskan untuk berlangganan.


Sekadar informasi, biaya bulanan yang dipatok Cloudmatika mulai dari Rp400 ribu per bulan, atau Rp4,3 jutaan per tahun, untuk kapasitas backup 200 GB. Uniknya, Cloudmatika menampilkan kode promo di situsnya, sehingga konsumen bisa mendapatkan potongan harga sebesar 50 persen selamanya.


Ted tidak memberikan instruksi apa-apa, kecuali URL CloudBackup dan informasi tentang free trial.


cloudmatika-cloudbackup-1


Setelah menemukan opsi free trial tersebut, saya langsung mengekliknya. Saya diarahkan ke halaman registrasi.


cloudmatika-cloudbackup-2


Setelah mengisi beberapa data, saya kemudian bisa login ke Control Panel akun saya.


cloudmatika-cloudbackup-3


Mata saya langsung tertuju ke toolbar Backup Service. Setelah mengekliknya, ternyata saya diminta untuk membuat New Backup Account sebelum bisa melakukan backup. Ini bisa dilakukan di toolbar Users.


cloudmatika-cloudbackup-4


Untuk membuat Backup Account, hanya diperlukan alamat e-mail sebagai nama pengguna dan kata sandi. Kita bisa memasukkan foto profil jika mau.


cloudmatika-cloudbackup-5


Setelah Backup Account telah dibuat, mengekliknya membawa saya ke tampilan ini. Masih ada satu langkah lagi yang perlu dilakukan, yaitu saya diminta memilih opsi Add Machine, yaitu komputer yang datanya ingin di-backup.


cloudmatika-cloudbackup-6


Setelah itu, saya harus mengunduh perangkat lunak “agen,” sesuai jenis komputer yang saya gunakan. Karena saya menggunakan Mac, saya pun memilih Agent for Mac.


Setelah aplikasi tersebut terunduh dan terpasang, saya kembali diminta melakukan login dengan detail Backup Account. Setelah proses yang lumayan panjang ini, barulah saya bisa melakukan backup.


cloudmatika-cloudbackup-7


Pengaturan backup—seperti enkripsi, hari dan jam backup dilakukan, durasi data tersimpan, dan sebagainya—ternyata seluruhnya dilakukan melalui Control Panel Cloudmatika. Kita tidak perlu berurusan dengan agen tadi, karena aplikasi itu bekerja di latar belakang.


Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan backup tergantung kecepatan internet kita. Nantinya, proses backup akan berjalan otomatis pada hari dan jam yang telah kita tentukan. Proses setup awalnya agak panjang, namun setelah itu memang kita bisa “melupakannya.”


Mengenai proses recovery atau pemulihan data dari cloud, jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang mengakibatkan sebagian atau seluruh data hilang, Ted memaparkan ada dua cara. Pertama, pengguna bisa mengunduhnya lewat Control Panel. Kedua, jika situasi tidak memungkinkan, pihak Cloudmatika dapat menyalin backup ke hard drive eksternal, kemudian mengantarkannya ke pelanggan.



Setelah melihat proses di atas, apakah kamu tertarik untuk melakukan backup ke cloud? Atau kami masih lebih yakin menyimpan data di flash drive atau hard drive eksternal?


Baca juga: Sisi Buruk Cloud Computing dan Cara Menanganinya

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto; Sumber gambar FutUndBeidl)


The post Steve Goh: Masyarakat Indonesia Sadar akan Pentingnya Backup Data, namun Masih Enggan Melakukannya appeared first on Tech in Asia Indonesia.





sumber:

0 komentar:

Posting Komentar